Diantara salah satu ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang wajib kita imani keberadaannya adalah para malaikat. Seseorang tidak bisa dikatakan beriman jika meragukan keberadaan para malaikat apalagi mengingkarinya.
Malaikat adalah mahluk gaib yang senantiasa tunduk dan patuh pada perintah Allah, tidak pernah durhaka kepada-Nya serta senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Jika manusia diciptakan dari tanah, jin dari api, maka malaikat tercipta dari cahaya. Seperti yang diterangkan dalam hadits Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallah anha, Ia berkata bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya.” (HR. Muslim)
Para malaikat sangat banyak jumlahnya. Langit yang sedemikian luasnya telah dipenuhi oleh para malaikat yang selalu beribadah kepada Allah. Sehingga jarak antara satu malaikat dengan malaikat lainnya tidak lebih dari 4 jari manusia.
Lalu dimana para malaikat ini beribadah?
Dalam suatu riwayat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menjalani peristiwa Isra Mi’raj, sesampainya di langit ketujuh, ketika menjumpai Nabi Ibrahim, beliau melihat suatu bangunan di langit ketujuh yang bentuknya mirip dengan Kabah yang ada di bumi.
Kami mendatangi langit ketujuh. Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan beliau menyambut, “Selamat datang putraku, sang Nabi.” Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril tentang tempat ini.
“Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari 3207 & Muslim 162)
Ka'bahnya penduduk langit
Baitul makmur adalah kabah penduduk langit sebagaimana kabah di bumi sebagai pusat ibadah mahluk Allah yang beriman padaNya. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Terdapat dalam Shahihain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa saalm bersabda ketika peristiwa Isra’ pada saat melewati langit ke tujuh, ‘kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereja beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil alihisshalatu wassalam menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi”
Posisinya sejajar lurus di atas Ka’bah yang ada di bumi
Imam At-Thabari menyebutkan riwayat dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan,
Sampai kepada kami informasi bahwa satu hari, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda di hadapan para sahabatnya, “Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?” jawab beliau, “Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu.”
Lalu beliau menjelaskan, “Baitul Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka’bah. Andai masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka’bah.” (Tafsir at-Thabari 22/456. Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).
Imam Al-Baghawi berkata,
“Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah bumi.” (Ma’alimut Tanzil 7/382)
Bahkan karena mulianya tempat ini, Allah bersumpah dengan menyebut nama Baitul Makmur dan mengabadikannya dalam Al Qur'an, tepatnya dalam surat at-Thur,
“Demi Baitul Ma’mur. Demi atap yang ditinggikan (langit). Demi laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. at-Thur: 4 – 6)
Wallahu A'lam.
Malaikat adalah mahluk gaib yang senantiasa tunduk dan patuh pada perintah Allah, tidak pernah durhaka kepada-Nya serta senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Jika manusia diciptakan dari tanah, jin dari api, maka malaikat tercipta dari cahaya. Seperti yang diterangkan dalam hadits Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallah anha, Ia berkata bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya.” (HR. Muslim)
Para malaikat sangat banyak jumlahnya. Langit yang sedemikian luasnya telah dipenuhi oleh para malaikat yang selalu beribadah kepada Allah. Sehingga jarak antara satu malaikat dengan malaikat lainnya tidak lebih dari 4 jari manusia.
Lalu dimana para malaikat ini beribadah?
Dalam suatu riwayat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menjalani peristiwa Isra Mi’raj, sesampainya di langit ketujuh, ketika menjumpai Nabi Ibrahim, beliau melihat suatu bangunan di langit ketujuh yang bentuknya mirip dengan Kabah yang ada di bumi.
فَأَتَيْنَا السَّمَاءَ السَّابِعَةَ فَأَتَيْتُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ مَرْحَبًا بِكَ مِنِ ابْنٍ وَنَبِىٍّ، فَرُفِعَ لِي الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ ، فَقَالَ : هَذَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ ، يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
Kami mendatangi langit ketujuh. Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan beliau menyambut, “Selamat datang putraku, sang Nabi.” Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril tentang tempat ini.
“Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari 3207 & Muslim 162)
Ka'bahnya penduduk langit
Baitul makmur adalah kabah penduduk langit sebagaimana kabah di bumi sebagai pusat ibadah mahluk Allah yang beriman padaNya. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
ثبت في الصحيحين أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في حديث الإسراء بعد مجاوزته إلى السماء السابعة: «ثم رفع بي إلى البيت المعمور, وإذا هو يدخله كل يوم سبعون ألفاً لا يعودون إليه آخر ما عليهم» يعني يتعبدون فيه ويطوفون به كما يطوف أهل الأرض بكعبتهم, كذلك ذاك البيت المعمور هو كعبة أهل السماء السابعة, ولهذا وجد إبراهيم الخليل عليه الصلاة والسلام مسنداً ظهره إلى البيت المعمور, لأنه باني الكعبة الأرضية
“Terdapat dalam Shahihain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa saalm bersabda ketika peristiwa Isra’ pada saat melewati langit ke tujuh, ‘kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereja beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil alihisshalatu wassalam menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi”
Posisinya sejajar lurus di atas Ka’bah yang ada di bumi
Imam At-Thabari menyebutkan riwayat dari Qatadah (ulama tabi’in), beliau mengatakan,
ذكر لنا؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم قال يوماً لأصحابه: هل تدرون ما البيت المعمور؟ قالوا: الله ورسوله أعلم، قال: فإنه مسجد في السماء، تحته الكعبة، لو خرّ لخر عليها
Sampai kepada kami informasi bahwa satu hari, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda di hadapan para sahabatnya, “Tahukah kalian, apa itu Baitul Makmur?” jawab beliau, “Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu.”
Lalu beliau menjelaskan, “Baitul Makmur adalah bangunan masjid di langit, tepat di bawahnya adalah Ka’bah. Andai masjid ini jatuh, dia akan jatuh di atas Ka’bah.” (Tafsir at-Thabari 22/456. Riwayat ini juga dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, 7/429).
Imam Al-Baghawi berkata,
والبيت المعمور ، بكثرة الغاشية والأهل، وهو بيت في السماء حذاء العرش بحيال الكعبة
“Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah bumi.” (Ma’alimut Tanzil 7/382)
Bahkan karena mulianya tempat ini, Allah bersumpah dengan menyebut nama Baitul Makmur dan mengabadikannya dalam Al Qur'an, tepatnya dalam surat at-Thur,
وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ
“Demi Baitul Ma’mur. Demi atap yang ditinggikan (langit). Demi laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. at-Thur: 4 – 6)
Wallahu A'lam.