Lagi, Masjid Di Myanmar Dirusak Ekstremis Umat Budha │ Kabar duka datang dari muslim Myanmar dimana sebuah masjid yang merupakan tempat ibadah umat islam menjadi serangan sejumlah ekstremis umat Budha.
Dilansir dari Independent (02/07/2016) para ekstremis tersebut membawa senjata pisau dan tongkat guna membongkar masjid lalu membakarnya. Peristiwa pembakaran ini sudah yang kedua kalinya dimana pada tanggal 23 Juni 2016 sebuah masjid di wilayah Bago pun menjadi target pengrusakan oleh para ekstremis.
Surat kabar Global News Light of Myanmar menulis bahwa pasukan keamanan tidak dapat mengendalikan massa yang sudah ingin menghancurkan bangunan tempat ibadah umat muslim tersebut.
“Pasukan keamanan tidak dapat mengendalikan massa, mereka merobohkan bangunan dan membakarnya.”
Diketahui bahwa serangan tersebut merupakan reaksi dari persengketaan antara imam masjid dengan otoritas lokal yang memerintahkan agar masjid dibongkar guna dibangun jembatan.
Karena para imam masjid tidak mengindahkan permintaan otoritas lokal tersebut hingga tanggal 30 Juni 2016, maka masyarakat yang beragama Budha pun berbondong-bondong melakukan pembongkaran dengan cara yang radikal.
Tentu saja peristiwa ini mengundang sejumlah kritikan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Yanghee Lee selaku utusan khusus hak asasi manusia PBB.
“Jelas bahwa ketegangan di sepanjang garis agama tetap mengakar di masyarakat Myanmar.”
Kekejaman di Myanmar memang sangat bertubi-tubi dan tidak ada perubahan yang berarti. Dahulu di tahun 2012, 100 ribu muslim Rohingya dipaksa untuk keluar dari rumah mereka yang berada di Rakhine Barat. Pemerintahnya pun menganggap bahwa muslim Rohingya merupakan imigran ilegal.
Atas sikap pemerintah tersebut, kelompok hak asasi manusia kemudian mengkritik dengan tegas terhadap kepemimpinan Aung San Suu Kyi karena gagal dalam mengantisipasi serangan dari para ekstremis.
Dilansir dari Independent (02/07/2016) para ekstremis tersebut membawa senjata pisau dan tongkat guna membongkar masjid lalu membakarnya. Peristiwa pembakaran ini sudah yang kedua kalinya dimana pada tanggal 23 Juni 2016 sebuah masjid di wilayah Bago pun menjadi target pengrusakan oleh para ekstremis.
Surat kabar Global News Light of Myanmar menulis bahwa pasukan keamanan tidak dapat mengendalikan massa yang sudah ingin menghancurkan bangunan tempat ibadah umat muslim tersebut.
“Pasukan keamanan tidak dapat mengendalikan massa, mereka merobohkan bangunan dan membakarnya.”
Diketahui bahwa serangan tersebut merupakan reaksi dari persengketaan antara imam masjid dengan otoritas lokal yang memerintahkan agar masjid dibongkar guna dibangun jembatan.
Karena para imam masjid tidak mengindahkan permintaan otoritas lokal tersebut hingga tanggal 30 Juni 2016, maka masyarakat yang beragama Budha pun berbondong-bondong melakukan pembongkaran dengan cara yang radikal.
Tentu saja peristiwa ini mengundang sejumlah kritikan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Yanghee Lee selaku utusan khusus hak asasi manusia PBB.
“Jelas bahwa ketegangan di sepanjang garis agama tetap mengakar di masyarakat Myanmar.”
Kekejaman di Myanmar memang sangat bertubi-tubi dan tidak ada perubahan yang berarti. Dahulu di tahun 2012, 100 ribu muslim Rohingya dipaksa untuk keluar dari rumah mereka yang berada di Rakhine Barat. Pemerintahnya pun menganggap bahwa muslim Rohingya merupakan imigran ilegal.
Atas sikap pemerintah tersebut, kelompok hak asasi manusia kemudian mengkritik dengan tegas terhadap kepemimpinan Aung San Suu Kyi karena gagal dalam mengantisipasi serangan dari para ekstremis.
Baca Juga: Terkait Rohingya, Indonesia Dipermalukan Saudi & TurkiSemoga muslim di Myanmar bisa bersabar hingga Allah memberikan jalan keluar. Aamiin