Keutamaan Dan Tata Cara Puasa Syawal Yang Dicontohkan Nabi
Puasa menjadi salah satu ibadah yang begitu besar manfaatnya. Bahkan Rasulullah telah bersabda bahwa salah satu pintu kebaikan adalah amalan puasa.
“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai,” (HR Tirmidzi)
Mengapa disebut sebagai perisai? Karena puasa akan menjaga seorang muslim dari maksiat ketika berada di dunia dan akan terjaga dari siksa api neraka ketika di akhirat.
Salah satu amalan puasa dengan keutamaan yang besar adalah puasa Syawal. Dalil yang menyatakannya terdapat dalam hadist dari Abu Ayyub Al Anshoriy dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Dalam Syarah An Nawawi dan Syarah Riyadhus Sholihin disebutkan bahwa amalan puasa Ramadhan sebulan penuh akan memiliki keutamaan sebanyak 10 bulan, sebagaimana satu kebaikan akan berbuah 10 kebaikan. Sementara puasa syawal sebanyak 6 hari akan menghasilkan kebaikan 60 hari atau setara 2 bulan. Sehingga puasa Syawal akan menggenapkan kebaikan selama satu tahun.
Apakah Puasa Syawal Harus Dilakukan Secara Berurutan? Apakah Harus Di Awal Bulan Syawal?
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim telah memberikan keterangan bahwa yang paling baik untuk melakukan puasa Syawal adalah dilakukan secara berturut-turut. Namun jika pun tidak, maka hal itu tidak mengurangi keutamaan puasa Syawal.
“Para ulama madzhab Syafii mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah idul fitri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”
Bagaimana Dengan Orang Yang Memiliki Tanggungan Puasa Ramadhan?
Bagi wanita muslimah ataupun orang yang sakit tentu ada beberapa hari tidak mampu melaksanakan puasa Ramadhan. Meskipun besarnya keutamaan puasa syawal, namun akan lebih baik jika menunaikan dahulu tanggungan atau qadha puasa Ramadhan. Ini karena perkara wajib lebih diutamakan dibanding perkara yang sunnah.
Sementara bagi yang tetap bersikukuh melaksanakan puasa syawal namun belum sempurna puasa Ramadhannya, maka puasa syawalnya dianggap sebagai puasa biasa berdasarkan perkataan Rasulullah yang berbunyi:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
Waktu Untuk Berniat Dan Kebolehan Membatalkannya
Puasa sunnah berbeda dengan puasa Ramadhan dimana dalam puasa sunnah seperti puasa syawal bisa diucapkan atau diniatkan pada saat siang hari. Keterangan ini terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim.
Rasulullah masuk menemui keluarganya dan bertanya: “Apakah kalian memiliki sesuatu?” mereka berkata, “Tidak” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “Kalau begitu sekarang saya puasa”.
Puasa sunnah juga bisa dibatalkan dan tidak berakibat dosa, sebagaimana yang dikatakan oleh Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu Anha dalam kitab An Nasai.
Baca Juga: Menjamu Tamu Lebaran, Kyai Ini Tetap Laksanakan Puasa Syawal. Lihat Cara Uniknya Menghormati Mereka!Melihat keutamaan yang sangat besar tersebut, sudah selayaknya bagi umat islam untuk melaksanakan puasa syawal selama 6 hari, baik secara berturut-turut atau tidak. Yang jelas puasa tersebut dilakukan dalam bulan syawal dan terlebih dahulu mengqadha puasa Ramadhan yang terlewat.
Wallahu A’lam