Ketua Mualaf Center Indonesia, Hanny Kristianto membeberkan 5 Cara Yang Dilakukan Misionaris Untuk Menghancurkan Islam. Cara yang dilakukan para misionaris ini ia dapatkan dari pengakuan para pelaku yang tertangkap olehnya.
Para misionaris ini diketahui aksinya oleh Tim Mualaf Center beberapa hari kemarin, dua diantaranya: Stevanus Armansyah Firnanda Rolan, sesuai KTP, ia lahir di Sidoarjo, 6 Januari 1973. Kemudian yang kedua, M Huri Finanda, lahir Balikpapan, 9 Juni 1976, pria ini juga sering menggunakan nama samaran Muhammad Hijrie.
Pada tahun 2007, mereka diutus oleh Gereja Gloria Tuhan di Jalan Suba Mataram NTB dan Gereja Matahari Timur di Jalan Cendana Belakang Tunjungan Plaza Surabaya oleh Pendeta JIMI (NTB) dan Pendeta Immanuel, Pdt. Yohanes Pasaribu serta Pdt. Piit di Surabaya, yang beranggotakan 15 orang yang disebar ke beberapa daerah di Kalimantan Timur (2 orang di Bontang dan 13 orang lainnya di Paser dan Panajam Paser Utara)
Misi penyamaran misionaris pada tahun 2007 yang diakui oleh mereka adalah:
10 tahun sudah berlalu dan jumlah mereka diperkirakan bertambah banyak dan tersebar di banyak daerah di Indonesia dengan identitas dan KTP yang diperkirakan palsu. Dibawah ini adalah surat pernyataan dari dua misionaris yang tertangkap Tim Mualaf Center.
Demikianlah 5 cara misionaris untuk menghancurkan Islam dan memecah belah kaum muslimin di Indonesia. Harap disebarluaskan agar saudara-saudara kita tidak lagi tertipu dengan aksi misionaris yang menyamar menjadi ustadz atau dai. Wallahul musta'an.
Para misionaris ini diketahui aksinya oleh Tim Mualaf Center beberapa hari kemarin, dua diantaranya: Stevanus Armansyah Firnanda Rolan, sesuai KTP, ia lahir di Sidoarjo, 6 Januari 1973. Kemudian yang kedua, M Huri Finanda, lahir Balikpapan, 9 Juni 1976, pria ini juga sering menggunakan nama samaran Muhammad Hijrie.
Pada tahun 2007, mereka diutus oleh Gereja Gloria Tuhan di Jalan Suba Mataram NTB dan Gereja Matahari Timur di Jalan Cendana Belakang Tunjungan Plaza Surabaya oleh Pendeta JIMI (NTB) dan Pendeta Immanuel, Pdt. Yohanes Pasaribu serta Pdt. Piit di Surabaya, yang beranggotakan 15 orang yang disebar ke beberapa daerah di Kalimantan Timur (2 orang di Bontang dan 13 orang lainnya di Paser dan Panajam Paser Utara)
Misi penyamaran misionaris pada tahun 2007 yang diakui oleh mereka adalah:
- Merusak pemahaman umat Islam (akidah) dari dalam bahwa semua agama sama dan mengadu domba serta memecah belah.
- Umat Islam di mata kristen dianggap sebagai domba-domba yang tersesat.
- Seorang misionaris harus menghamili minimal 5 (lima) orang muslimah, agar muslimah tersebut bisa jauh dari ajaran Islam atau langsung di kristenkan (kawin)
- Memberikan santunan kepada umat Islam yang miskin dengan catatan muslim tersebut wajib masuk agama kristen.
- Memberikan dukungan kepada generasi muda Islam yang gemar berolah raga, berupa perlengkapan olah raga dan bergaul untuk merusak akidah agar muslim tersebut tidak lagi dekat dengan masjid (agamanya)
10 tahun sudah berlalu dan jumlah mereka diperkirakan bertambah banyak dan tersebar di banyak daerah di Indonesia dengan identitas dan KTP yang diperkirakan palsu. Dibawah ini adalah surat pernyataan dari dua misionaris yang tertangkap Tim Mualaf Center.
Demikianlah 5 cara misionaris untuk menghancurkan Islam dan memecah belah kaum muslimin di Indonesia. Harap disebarluaskan agar saudara-saudara kita tidak lagi tertipu dengan aksi misionaris yang menyamar menjadi ustadz atau dai. Wallahul musta'an.