Kisah 'Diprotes Karena Beli Mobil Mewah, Begini Jawaban Sang Kiai' Ini ditulis dari kisah nyata dalam momen lebaran 1437 H.
Seorang ulama terkenal, sebut saja Kiai Muslim baru-baru ini membeli mobil mewah seharga hampir 500 juta rupiah. Padahal, di rumahnya sudah ada mobil yang harganya juga mahal, kira-kira 200-an juta rupiah. Dipakailah mobil mewah tersebut untuk mudik Lebaran sebagaimana umumnnya para perantau.
Suatu ketika seorang tamu sowan ke rumah Kiai Muslim untuk bersilaturahim dan halal bihahal dengannya. Melihat dua mobil mewah milik Kiai terparkir di depan rumah, tamu tersebut pun tak tahan untuk bertanya.
"Mohon maaf, Kiai, itu dua mobil mewah yang di depan punya Kiai? tanya tamu tersebut sambil menunjuk ke arah mobil.
"Iya, itu mobil saya. Kenapa? Tanya balik Kiai Muslim.
"Enggak kenapa-kenapa, Kiai. Ngomong-ngomong harganya berapa, kelihatannya keren banget?” Tanya tamu tersebut makin penasaran.
Kiai pun menjawab, "Ah itu murah harganya, cuma 500 an juta.”
Mendengar jawaban Kiai tersebut sang tamu pun tercengang. Mungkin benaknya memberontak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya: Mustahil seorang kiai yang kesibukannya hanya mengajar di pesantren bisa membeli mobil dengan harga selangit.
Entah apa yang dipikirkan, si tamu tersebut tiba-tiba saja memberanikan diri untuk menegur sang kiai.
"Mohon maaf, Kiai, Anda ini kan seorang kiai, panutan umat dan para santri, kenapa Anda mengajarkan kepada mereka untuk cinta dunia dan kemewahan?”
"Kok bisa?” Jawab Kiai Muslim.
"Ya jelas, karena Kiai membeli mobil mewah, padahal sudah punya mobil yang taka kalah mahal.”
"Jika orang melihat saya beli mobil, lalu mereka ingin seperti saya, kenapa kalau saya shalat malam orang tidak ingin seperti saya. Kalau saya zikir malam kenapa mereka tak ingin seperti saya. kalau saya mengajar para santri kenapa mereka tak ingin seperti saya, Kalau saya berbuat baik kenapa orang tak ingin berbuat baik seperti saya." Kata Kiai.
Mendengar jawaban tersebut, si tamu pun terdiam. Ia Tampak merenung dengan apa yang disampaikan oleh Kiai Muslim. Ia pun seperti sadar bahwa dirinya terkena wabah iri terhadap hal-hal duniawi bukan iri terhadap hal-hal ukhrawi.
Karena sesungguhnya Zuhud seseorang bergantung pada sikap batinnya. Bukan dari seberapa besar harta yang dimiliki. Seseorang yang memiliki kecenderungan hati pada kesenangan duniawi, meski tampak tak punya harta sama sekali, itu sudah masuk cinta dunia.
Wallahu A'lam.
Seorang ulama terkenal, sebut saja Kiai Muslim baru-baru ini membeli mobil mewah seharga hampir 500 juta rupiah. Padahal, di rumahnya sudah ada mobil yang harganya juga mahal, kira-kira 200-an juta rupiah. Dipakailah mobil mewah tersebut untuk mudik Lebaran sebagaimana umumnnya para perantau.
Suatu ketika seorang tamu sowan ke rumah Kiai Muslim untuk bersilaturahim dan halal bihahal dengannya. Melihat dua mobil mewah milik Kiai terparkir di depan rumah, tamu tersebut pun tak tahan untuk bertanya.
"Mohon maaf, Kiai, itu dua mobil mewah yang di depan punya Kiai? tanya tamu tersebut sambil menunjuk ke arah mobil.
"Iya, itu mobil saya. Kenapa? Tanya balik Kiai Muslim.
"Enggak kenapa-kenapa, Kiai. Ngomong-ngomong harganya berapa, kelihatannya keren banget?” Tanya tamu tersebut makin penasaran.
Kiai pun menjawab, "Ah itu murah harganya, cuma 500 an juta.”
Mendengar jawaban Kiai tersebut sang tamu pun tercengang. Mungkin benaknya memberontak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya: Mustahil seorang kiai yang kesibukannya hanya mengajar di pesantren bisa membeli mobil dengan harga selangit.
Entah apa yang dipikirkan, si tamu tersebut tiba-tiba saja memberanikan diri untuk menegur sang kiai.
"Mohon maaf, Kiai, Anda ini kan seorang kiai, panutan umat dan para santri, kenapa Anda mengajarkan kepada mereka untuk cinta dunia dan kemewahan?”
"Kok bisa?” Jawab Kiai Muslim.
"Ya jelas, karena Kiai membeli mobil mewah, padahal sudah punya mobil yang taka kalah mahal.”
"Jika orang melihat saya beli mobil, lalu mereka ingin seperti saya, kenapa kalau saya shalat malam orang tidak ingin seperti saya. Kalau saya zikir malam kenapa mereka tak ingin seperti saya. kalau saya mengajar para santri kenapa mereka tak ingin seperti saya, Kalau saya berbuat baik kenapa orang tak ingin berbuat baik seperti saya." Kata Kiai.
Mendengar jawaban tersebut, si tamu pun terdiam. Ia Tampak merenung dengan apa yang disampaikan oleh Kiai Muslim. Ia pun seperti sadar bahwa dirinya terkena wabah iri terhadap hal-hal duniawi bukan iri terhadap hal-hal ukhrawi.
Baca Juga: Kisah Nyata: Toyota Fortuner Gratis dari Allah
Karena sesungguhnya Zuhud seseorang bergantung pada sikap batinnya. Bukan dari seberapa besar harta yang dimiliki. Seseorang yang memiliki kecenderungan hati pada kesenangan duniawi, meski tampak tak punya harta sama sekali, itu sudah masuk cinta dunia.
Wallahu A'lam.