8 Anaknya Tak Mudik, Pria Yang Renta Ini Pilih Mati Saja │ Di hari kemenangan, tentunya setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya yang telah dewasa dan tinggal bersama dengan keluarga mereka masing-masing bisa berkumpul bersama tanpa mengharapkan sesuatu apapun.
Memang kasih orang tua tak lekang oleh waktu dan murni demi anak-anaknya. Bahkan mereka rela berkorban nyawa demi bisa melahirkan dan membesarkan mereka.
Akan tetapi pengorbanan orang tua dengan mudahnya dilupakan oleh anak-anaknya. Hal ini juga yang ingin diceritakan oleh Aznan Abdul Latif, seorang warga negara Malaysia yang ikut menjalankan program Sekampit Beras untuk dibagikan kepada warga kurang mampu ketika bulan Ramadhan tiba.
Dilansir dari Siakapkeli, Sabtu (02/07/2016), suatu hari Aznan mengunjungi sebuah rumah yang berisi satu orang pria renta yang tinggal sendiri di sebuah rumah lama. Padahal ia memiliki 8 orang anak yang sudah berumur cukup dewasa.
Ketika ditanyakan tentang kedelapan anaknya apakah mereka akan mudik ketika lebaran tiba, raut muka pria renta itu pun langsung berubah. Terlihat ia begitu sedih dan kecewa. Ia pun mengatakan bahwa kedelapan anaknya dipastikan tidak akan mengunjungi dirinya saat lebaran nanti.
Lantaran kesedihannya yang mendalam, pria yang hidup menyendiri ini lebih memilih untuk segera dicabut nyawanya oleh Tuhan.
“Tak ada gunanya lagi aku hidup, Kau matikanlah aku Ya Allah,” ucapnya lirih.
Melihat hal tersebut, Aznan pun tak dapat menahan air matanya dan berusaha menasehati sekaligus menenangkan pria renta tersebut agar senantiasa tabah. Ia pun berharap agar anak-anak bapak tersebut bisa menengok ayahnya yang sendirian ini meski hanya sebentar, Karena bukan materi bawaan yang diharapkan sang ayah, melainkan bisa berkumpul dan bercengkerama dengan anak-anaknya.
“Saya tak kenal siapa bapak itu, juga tidak tahu delapan anak-anaknya kerjanya apa,” tutur Aznan.
Baca Juga:
Sebuah renungan juga untuk kita yang telah hidup merantau atau telah menikah dan hidup berjauhan dengan orang tua. Alangkah lebih baik jika momen lebaran bisa menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga atau orang tua.
Memang kondisi perjalanan yang cukup jauh dan ongkos yang kian membengkak membuat sebagian umat islam lebih memilih diam dan tidak berkunjung ke rumah orang tuanya. Namun sangat disayangkan jika moment 1 tahun sekali ini dibiarkan begitu saja.
Solusinya persiapkanlah jauh-jauh hari sebelumnya dengan menabung sedikit demi sedikit sehingga ongkos untuk pulang kampung tidak menjadi beban.
Sementara jika memang tuntutan kerja mengharuskan untuk tetap tinggal, berkomunikasilah lewat telepon. Karena kini alat komunikasi tersebut sudah bukan menjadi barang mewah lagi dan dimiliki hampir semua orang.
Semoga lebaran kali ini memberi kesan mendalam untuk bisa menyatukan hati keluarga dalam naungan rahmat Allah. Aamiin
Memang kasih orang tua tak lekang oleh waktu dan murni demi anak-anaknya. Bahkan mereka rela berkorban nyawa demi bisa melahirkan dan membesarkan mereka.
Akan tetapi pengorbanan orang tua dengan mudahnya dilupakan oleh anak-anaknya. Hal ini juga yang ingin diceritakan oleh Aznan Abdul Latif, seorang warga negara Malaysia yang ikut menjalankan program Sekampit Beras untuk dibagikan kepada warga kurang mampu ketika bulan Ramadhan tiba.
Dilansir dari Siakapkeli, Sabtu (02/07/2016), suatu hari Aznan mengunjungi sebuah rumah yang berisi satu orang pria renta yang tinggal sendiri di sebuah rumah lama. Padahal ia memiliki 8 orang anak yang sudah berumur cukup dewasa.
Ketika ditanyakan tentang kedelapan anaknya apakah mereka akan mudik ketika lebaran tiba, raut muka pria renta itu pun langsung berubah. Terlihat ia begitu sedih dan kecewa. Ia pun mengatakan bahwa kedelapan anaknya dipastikan tidak akan mengunjungi dirinya saat lebaran nanti.
Lantaran kesedihannya yang mendalam, pria yang hidup menyendiri ini lebih memilih untuk segera dicabut nyawanya oleh Tuhan.
“Tak ada gunanya lagi aku hidup, Kau matikanlah aku Ya Allah,” ucapnya lirih.
Melihat hal tersebut, Aznan pun tak dapat menahan air matanya dan berusaha menasehati sekaligus menenangkan pria renta tersebut agar senantiasa tabah. Ia pun berharap agar anak-anak bapak tersebut bisa menengok ayahnya yang sendirian ini meski hanya sebentar, Karena bukan materi bawaan yang diharapkan sang ayah, melainkan bisa berkumpul dan bercengkerama dengan anak-anaknya.
“Saya tak kenal siapa bapak itu, juga tidak tahu delapan anak-anaknya kerjanya apa,” tutur Aznan.
Baca Juga:
- Terjebak Macet Di Jalan Tol. Keluarga Ini Tetap Laksanakan Sholat Secara Berjamaah
- Renungan: Kita Tetaplah Seorang Anak…
- Ketahuilah, Doa Orang Tua Adalah Modal Terbesar Kesuksesan Seorang Anak
Sebuah renungan juga untuk kita yang telah hidup merantau atau telah menikah dan hidup berjauhan dengan orang tua. Alangkah lebih baik jika momen lebaran bisa menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga atau orang tua.
Memang kondisi perjalanan yang cukup jauh dan ongkos yang kian membengkak membuat sebagian umat islam lebih memilih diam dan tidak berkunjung ke rumah orang tuanya. Namun sangat disayangkan jika moment 1 tahun sekali ini dibiarkan begitu saja.
Solusinya persiapkanlah jauh-jauh hari sebelumnya dengan menabung sedikit demi sedikit sehingga ongkos untuk pulang kampung tidak menjadi beban.
Sementara jika memang tuntutan kerja mengharuskan untuk tetap tinggal, berkomunikasilah lewat telepon. Karena kini alat komunikasi tersebut sudah bukan menjadi barang mewah lagi dan dimiliki hampir semua orang.
Semoga lebaran kali ini memberi kesan mendalam untuk bisa menyatukan hati keluarga dalam naungan rahmat Allah. Aamiin