Sri Hartati Ajarkan Shalat Menghadap Ke Timur Dan Sebut Dirinya Utusan Tuhan
“Saya mendapatkan wahyu dalam ayat-ayat itu shalat menghadap ke timur. Petunjuk itu yang saya ikuti,” tutur wanita yang kini tinggal di Desa Kalijambe, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan.
Untuk jumlah waktunya, Sri masih sama dengan umat islam yang lain yaitu 5 waktu dalam sehari.
Awalnya ia mendapatkan wahyu pada tahun 2010 dimana di tahun sebelumnya, dirinya mengalami sakit keras yang membuatnya tak mampu untuk bergerak. Berbagai dokter berusaha menangani dan tak satu pun dokter yang mampu menyembuhkan. Akhirnya Sri pun harus dirawat di rumah dan tak mampu turun dari ranjang.
Di tahun 2010, suaminya yang bernama Agus Trihayanto mengalami muntah-muntah dan kerasukan. Di saat itulah suaminya memegang Sri dan akhirnya Sri sembuh dari sakitnya.
“Setelah kerasukan, saya dipegang dan sembuh dari penyakit saya pada 2010,” tambahnya.
Pada masa-masa itulah, kerapkali ia mendapatkan bisikan ayat-ayat berbahasa arab yang seakan muncul dari kepala, punggung dan dadanya seiring dengan munculnya rasa sakit. Ayat-ayat yang muncul itu pun ditulisnya menggunakan huruf latin karena jika menggunakan huruf arab takut disalah artikan.
Tak hanya itu saja, Sri mengaku telah melihat surga dan neraka dimana keduanya memiliki tingkatan sebanyak 17 lapis. Meski mendapatkan wahyu, Sri mengaku bukanlah seorang Nabi, melainkan utusan Tuhan.
“Semua Nabi itu utusan Tuhan, tetapi tidak semua utusan Tuhan itu Nabi,” ucap guru SD di pekalongan tersebut.
Karena sikap dan pemahamannya tersebut, wanita yang juga PNS ini dilaporkan oleh para ulama setempat kepada pihak kepolisian pada hari Kamis (2/6/2016). Salah seorang perwakilan ulama, KH Agus Salim menilai bahwa wanita yang kini memiliki 4 orang anak tersebut telah melenceng dari ajaran islam yang sesungguhnya.
Bersama dengan para tokoh agama islam lainnya, mereka sepakat mendatangi rumah Sri Hartati beserta suaminya agar mau kembali kepada ajaran islam yang sesuai dengan syariat. Namun ternyata sikap Sri dan suaminya justru mengajak para ulama untuk berdebat, terutama mengenai kiblat yang mengarah ke Timur.
Para ulama juga berharap agar kitab Na’sum yang ditulis oleh Sri Hartati tidak disebar luaskan kepada masyarakat. Ini karena beberapa laporan warga menyatakan bahwa Sri kerap kali memberikan kitab tersebut kepada pasien yang membutuhkan pertolongannya.
“Dia membenarkan membuat buku itu dan mengaku menerima wahyu yang diterima dari Allah,” ucap KH Agus Salim.
Ajaran Sri Hartati pun telah dianggap sesat oleh MUI dan pihak MUI merasa takut jika hal ini dibiarkan cukup lama akan menimbulkan gejolak di masyarakat yang tidak menerima ajaran tersebut sehingga mereka akan bersikap anarkis.
Karenanya para ulama setempat telah bekerjasama dengan pihak kepolisian guna mengantisipasi gejolak tersebut karena berita Sri yang mendapatkan wahyu serta mengajarkan shalat menghadap ke timur telah tersebar ke luar Kabupaten Pekalongan.
Baca Juga:
- Karena Mendengar Bisikan ‘Yasin’ 7 Kali, Pria Ini Mengaku Sebagai Nabi Sejak 10 Tahun Lalu
- Tak Berkiblat Ke Ka’bah, Kelompok Ini Malah Sholat Menghadap Laut Selatan
- Awas! Muncul Nabi Palsu “Hadasari”.. Ini Ajaran Yang Dibawanya
Semoga pihak ulama setempat dan kepolisian bisa segera menuntaskan permasalahan yang dapat merusak akidah umat islam, terutama yang dasar agamanya kurang sehingga mereka pun mempercayainya.
Wallahu A’lam