Muhammad Ali, Sang Petinju Legendaris Meninggal Dunia │ Kabar duka datang dari seorang petinju legendaris yang menjadi seorang mualaf yakni Muhammad Ali. Ia meninggal pada hari Jum’at, 4 Juni 2016 kemarin.
Muhammad Ali sebelumnya memang menderita penyakit Parkinson sehingga mempengaruhi fisiknya yang dahulu prima. Hal ini dituturkan oleh Bob Gunnell yang merupakan juru bicara keluarga Ali.
“Setelah berjuang 12 tahun mengatasi sindrom Parkinson, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun.”
Petinju yang berjaya di tahun 1960 hingga 1970 tersebut sesaat sebelumnya mengalami masalah pernapasan sehingga pihak keluarga pun melarikannya ke rumah sakit yang berada di Phoenix, Arizona.
Meski mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit, sakit pernapasan yang diderita Muhammad Ali tak kunjung reda, bahkan semakin memburuk. Akhirnya Allah pun menentukan ajal petinju legendaris tersebut pada hari itu.
Petinju yang sangat disegani oleh lawan-lawannya ini lahir di daerah Kentucky pada tahun 1942. Di tahun 1964, ia mendapatkan gelar juara dunia. Akan tetapi karena menolak wajib militer di tahun 1967, gelar yang disandangnya pon dicopot.
Bernama asli Cassius Clay, di tahun 1970 ia diperbolehkan kembali untuk mengikuti pertandingan. Dan empat tahun kemudian, Ali berhasil meraih kembali juara dunia setelah mengalahkan George Foreman pada gelaran tinju di Kinshsha, Zaire.
Di tahun 1978, gelarnya diambil lagi oleh orang lain setelah kalah bertanding melawan Leon Spinks. Akan tetapi Ali berhasil merebutnya kembali setelah dilakukan pertandingan ulang.
Tahun 1981 menjadi tahun dimana para penggemar Muhammad Ali harus rela tidak melihat dirinya lagi di ring tinju dikarenakan di tahun tersebut ia mengundurkan diri dari dunia tinju. Setelah itu ia pun disibukkan dengan berbagai kegiatan amal dan juga berusaha mendalami islam yang menjadi penerang hidupnya hingga ia meninggal dunia.
Muhammad Ali sebelumnya memang menderita penyakit Parkinson sehingga mempengaruhi fisiknya yang dahulu prima. Hal ini dituturkan oleh Bob Gunnell yang merupakan juru bicara keluarga Ali.
Muhammad Ali dan Mike Tyson membaca Al Qur'an bersama |
Petinju yang berjaya di tahun 1960 hingga 1970 tersebut sesaat sebelumnya mengalami masalah pernapasan sehingga pihak keluarga pun melarikannya ke rumah sakit yang berada di Phoenix, Arizona.
Meski mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit, sakit pernapasan yang diderita Muhammad Ali tak kunjung reda, bahkan semakin memburuk. Akhirnya Allah pun menentukan ajal petinju legendaris tersebut pada hari itu.
Petinju yang sangat disegani oleh lawan-lawannya ini lahir di daerah Kentucky pada tahun 1942. Di tahun 1964, ia mendapatkan gelar juara dunia. Akan tetapi karena menolak wajib militer di tahun 1967, gelar yang disandangnya pon dicopot.
Bernama asli Cassius Clay, di tahun 1970 ia diperbolehkan kembali untuk mengikuti pertandingan. Dan empat tahun kemudian, Ali berhasil meraih kembali juara dunia setelah mengalahkan George Foreman pada gelaran tinju di Kinshsha, Zaire.
Di tahun 1978, gelarnya diambil lagi oleh orang lain setelah kalah bertanding melawan Leon Spinks. Akan tetapi Ali berhasil merebutnya kembali setelah dilakukan pertandingan ulang.
Tahun 1981 menjadi tahun dimana para penggemar Muhammad Ali harus rela tidak melihat dirinya lagi di ring tinju dikarenakan di tahun tersebut ia mengundurkan diri dari dunia tinju. Setelah itu ia pun disibukkan dengan berbagai kegiatan amal dan juga berusaha mendalami islam yang menjadi penerang hidupnya hingga ia meninggal dunia.
Baca Juga: Masya Allah.. Dua Petinju Ini Sedang Membaca Al Qur’an BersamaSemoga amal ibadahnya diterima oleh Allah dan ditempatkan dalam tempat yang terbaik. Aamiin