Umar bin Khattab terkenal sebagai sosok khalifah yang amanah, cerdas, jujur dan berani mengambil keputusan dengan cepat. Banyak gagasan-gagasan dan inovasi luar biasa yang dilakukan oleh Umar menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan kemajuan peradaban umat manusia hingga di abad ini.
Dalam kitab Masu’ah Min Akhlaqi ar-Rasul, Mahmud al-Mishri Abu Amar mengisahkan sebuah kisah. Putra Umar yang bernama Abdullah bin Umar memelihara kambing. Kebetulan, ia menggembalakan kambing-kambingnya di halaman istana ayahnya.
Suatu hari, ketika sedang bertamu ke rumah anaknya, Umar takjub melihat kambing-kambing yang sangat gemuk.
“Kambingmu itu gemuk-gemuk, di mana kamu gembalakan kambing itu?” tanya Umar.
“Aku gembalakan di sekitar rumput halaman istana.” jawab Abdullah.
Mendengar jawaban anaknya, Umar kaget dan langsung berkata, “Segera jual kambing itu! Dan kelebihan daging sebelum digembalakan di sekitar istana dan sesudahnya diberikan pada baitul mal. Karena kambingmu itu telah memakan rumput sekitar istana dan rumput di sekitar istana itu adalah milik negara.”
Kisah lain, Suatu ketika, Muaiqib, salah satu penjaga baitul mal, membersihkan gedung dan menemukan uang sebesar satu dirham. Kemudian, uang tersebut diberikan Muaqib kepada putra Umar.
Muaiqib pun pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ternyata utusan Khalifah Umar sudah berada di depan rumahnya dan memintanya untuk segera menghadap khalifah. Muaiqib pun menghadap Khalifah dan ternyata uang satu dirham yang diberikan kepada putranya itu sedang dipegang oleh Khalifah.
Kemudian Umar berkata kepada Muaiqib, “Celaka kamu, wahai Muaiqib! Apa aku pernah bersalah kepadamu? Apakah kamu punya masalah denganku?”
Muaiqib merasa heran dengan perkataan sang Khalifah. Lalu ia bertanya, “Memangnya ada apa, wahai Amiirul Mu'miniin?”
“Apakah kamu ingin dimusuhi seluruh umat Islam di hari kiamat kelak karena satu dirham ini?” jawab sang Khalifah.
Umar bin Khattab adalah seorang yang wajahnya terdapat dua garis hitam karena ia selalu menangis menyesali dosa-dosanya. Bahkan ketika sudah menjadi Amiirul Mukminin dan digolongkan dalam 10 sahabat yang terjamin masuk surga, Ia masih merasa takut akan azab Allah SWT yang disebabkan melanggar amanah yang dibebankan kepadanya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah, dan sesungguhnya pada hari kiamat kepemimpinan itu merupakan kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya secara hak dan melaksanakan tugas kewajibannya.” (HR Muslim).
Hadits diatas menjelaskan bahwa betapa pentingnya melaksanakan amanah bagi seorang pemimpin, tentunya kita merasa prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Kita menyaksikan berbagai pelanggaran hukum yang terjadi di mana-mana sehingga mencederai amanah yang diembannya, baik dilakukan oleh rakyat biasa maupun para pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi tauladan rakyatnya.
Baca Juga:
Semoga ibadah puasa yang kita laksanakan di bulan Ramadhan ini mampu menjadi sarana terapi untuk mewujudkan amanah dengan sebaik-baiknya, kapanpun dan dimanapun kita berada. Wallahu A’lam.
Dalam kitab Masu’ah Min Akhlaqi ar-Rasul, Mahmud al-Mishri Abu Amar mengisahkan sebuah kisah. Putra Umar yang bernama Abdullah bin Umar memelihara kambing. Kebetulan, ia menggembalakan kambing-kambingnya di halaman istana ayahnya.
Suatu hari, ketika sedang bertamu ke rumah anaknya, Umar takjub melihat kambing-kambing yang sangat gemuk.
“Kambingmu itu gemuk-gemuk, di mana kamu gembalakan kambing itu?” tanya Umar.
“Aku gembalakan di sekitar rumput halaman istana.” jawab Abdullah.
Mendengar jawaban anaknya, Umar kaget dan langsung berkata, “Segera jual kambing itu! Dan kelebihan daging sebelum digembalakan di sekitar istana dan sesudahnya diberikan pada baitul mal. Karena kambingmu itu telah memakan rumput sekitar istana dan rumput di sekitar istana itu adalah milik negara.”
Kisah lain, Suatu ketika, Muaiqib, salah satu penjaga baitul mal, membersihkan gedung dan menemukan uang sebesar satu dirham. Kemudian, uang tersebut diberikan Muaqib kepada putra Umar.
Muaiqib pun pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ternyata utusan Khalifah Umar sudah berada di depan rumahnya dan memintanya untuk segera menghadap khalifah. Muaiqib pun menghadap Khalifah dan ternyata uang satu dirham yang diberikan kepada putranya itu sedang dipegang oleh Khalifah.
Kemudian Umar berkata kepada Muaiqib, “Celaka kamu, wahai Muaiqib! Apa aku pernah bersalah kepadamu? Apakah kamu punya masalah denganku?”
Muaiqib merasa heran dengan perkataan sang Khalifah. Lalu ia bertanya, “Memangnya ada apa, wahai Amiirul Mu'miniin?”
“Apakah kamu ingin dimusuhi seluruh umat Islam di hari kiamat kelak karena satu dirham ini?” jawab sang Khalifah.
Umar bin Khattab adalah seorang yang wajahnya terdapat dua garis hitam karena ia selalu menangis menyesali dosa-dosanya. Bahkan ketika sudah menjadi Amiirul Mukminin dan digolongkan dalam 10 sahabat yang terjamin masuk surga, Ia masih merasa takut akan azab Allah SWT yang disebabkan melanggar amanah yang dibebankan kepadanya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah, dan sesungguhnya pada hari kiamat kepemimpinan itu merupakan kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya secara hak dan melaksanakan tugas kewajibannya.” (HR Muslim).
Hadits diatas menjelaskan bahwa betapa pentingnya melaksanakan amanah bagi seorang pemimpin, tentunya kita merasa prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Kita menyaksikan berbagai pelanggaran hukum yang terjadi di mana-mana sehingga mencederai amanah yang diembannya, baik dilakukan oleh rakyat biasa maupun para pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi tauladan rakyatnya.
Baca Juga:
- Masya Allah, Jasad Sayyidina Umar Masih Utuh
- Terungkap! Inilah Rahasia Kenapa Umar Ditakuti Manusia dan Iblis
- Diancam Dengan Pedang Oleh Rakyatnya Sendiri, Begini Jawaban Umar
Semoga ibadah puasa yang kita laksanakan di bulan Ramadhan ini mampu menjadi sarana terapi untuk mewujudkan amanah dengan sebaik-baiknya, kapanpun dan dimanapun kita berada. Wallahu A’lam.