Ustad Arifin Ilham: Pendakwah Tak Pantas Meminta Tarif │ Dalam berdakwah, seorang ulama atau ustad tidak pantas untuk menetapkan tarif dalam setiap dakwahnya. Seperti itulah yang diungkapkan oleh ustad Muhammad Arifin Ilham. Menurutnya, ustad yang memasang tarif akan hilang kemuliaan dan wibawanya serta dakwahnya akan menjadi tumpul dan tak mampu menyentuh hati para mustami’.
Pernyataan pimpinan majelis Adz Dzikra ini merupakan jawaban dari salah seorang netizen yang mempertanyakan tentang hukum juru dakwah yang meminta bayaran.
Ustad Arifin kemudian memulainya dengan membacakan Al Qur’an surat Yasin ayat 21 yang artinya:
“Ikutilah mereka yang berdakwah yang tidak minta ganjaran (tarif) kepadamu, merekalah juru dakwah yang diberi hidayah Allah.” (QS Yasin 21)
Tak hanya Allah saja yang mengecam perbuatan juru dakwah yang lebih mengutamakan dunia dari ilmunya tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun telah memberikan ancaman yang tertuang dalam hadistnya.
“Barang siapa menuntut ilmu, yang seharusnya ia tuntut semata-mata mencari ridho Allah, namun ternyata ia menuntutnya semata-mata mencari keuntungan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan aroma wanginya surga pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah)
Lain halnya jika diberi oleh mereka yang mengundang, maka hal tersebut bisa diterima dan dimanfaatkan untuk jalan kebaikan seperti untuk menghidupi pesantren ataupun anak yatim. Yang tidak boleh adalah memasang tarif untuk setiap dakwahnya.
Fenomena pasang tarif ini memang menjadi hal yang sering kita lihat, baik ustad yang ada di televisi maupun ustad yang sering mengisi berbagai tabligh akbar di kampung-kampung. Karena hal itulah banyak dari masyarakat yang kecewa dan merasa bahwa ustad tersebut telah menggadaikan agama hanya demi lembaran rupiah.
Ketahuilah bahwa Rasulullah sendiri bukan hanya berdakwah, melainkan berdagang sehingga ia tak hanya mulia di hadapan Allah, namun juga mulia dalam pandangan manusia. Bagi Rasulullah, berdakwah bukanlah sebuah profesi yang menghasilkan uang, melainkan sebuah amal mulia tak bisa dibandingkan dengan hal duniawi.
Sementara Rasulullah menghidupi dirinya dari perdagangan dan hal tersebut lebih mulia dan berkah. Karena itu ustad Arifin Ilham begitu menyayangkan pada ulama atau juru dakwah yang hanya memiliki penghasilan dari dakwah tanpa ingin melakukan usaha lainnya serta memasang tarif atas dakwahnya tersebut.
Baca Juga: Terbongkar! Ini 9 Ciri Dukun Yang Mengaku Ustadz Dan Kiyai
Semoga para juru dakwah bisa tersadar untuk tidak mengkomersilkan nilai agama hanya demi dunia semata.
Wallahu A’lam