(Sebuah Nasehat Pernikahan Dari Seorang Ibu Untuk Anaknya)
Wahai anakku, bacalah nasehat dari ibumu ini :
Anakku …
Jangan kamu kira, bahwa pernikahan itu hanyalah urusan cinta dan kehidupan yang penuh dengan perasaan yang menyenangkan hati, kata-kata lembut yang akan selalu kau dengar siang malam…
Anakku …
Janganlah heran jika kamu telah mempersiapkan malam yang romantis dengan segenap kemampuanmu, namun tiba-tiba suamimu menemuimu seolah-olah dirimu tidak ada …
Walaupun kamu berusaha untuk merayunya, namun suamimu berkata dengan tenang: “Saya tidak punya waktu untuk hal ini.”
Atau berkata: “Saya sedang sibuk.”
Anakku …
Jangan heran jika suamimu tahu kamu sedang sakit, tapi dia lupa menanyakan keadaanmu…
Jangan heran jika suamimu kurang memperhatikan untuk mengagumi kecantikanmu dan rumahmu yang rapi…
Jangan heran jika kamu tidak pernah mendengar darinya ucapan cinta yang tulus atau rayuan gombal…
Anakku …
Jangan kau menunggu perahu akan berlabuh diatas daratan yang kering…
Segeralah kau yang mendahului sebelum suamimu, janganlah engkau menanti darinya…
Ingatlah …
Sesungguhnya lingkungan suamimu berbeda dengan lingkunganmu, terkadang suamimu berasal dari lingkungan yang keras, atau ibu-bapaknya terlalu sibuk, sehingga dalam kehidupannya tidak pernah mendengar kata-kata cinta dan kasih sayang, dsb…
Ingatlah …
Bahwa seorang suami selalu dalam keadaan khawatir tidak mampu memikul tanggung jawabnya dalam pernikahannya, karena tanggung jawab laki-laki tentu lebih besar daripada tanggung jawab perempuan, sehingga ada perbedaan yang jelas sekali …
Karena mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan rumah tangga merupakan tanggung jawabnya…
Maka pikirannya sibuk dengan hal-hal seperti itu, dan dia tidak berpikir seperti yang engkau pikirkan, wahai Anakku …
Ingatlah…
Bahwa tabiat laki-laki berbeda dengan tabiat wanita…
Ini merupakan fitrah masing-masing dari keduanya…
Janganlah engkau berharap bisa menrubah tabiat dan fitrahnya dalam waktu yang singkat…
Ingatlah …
Bahwa pekerjaan laki-laki itu penuh dengan masalah yang sangat berat… ini tentu akan memberikan pengaruh besar dalam urat syarafnya setiap saat…
Ingatlah …
Bahwa laki-laki itu berbeda-beda dalam cara mengungkapkan perasaan mereka:
Ada laki-laki yang begitu pandai dalam seni mengungkapkan perasaannya,
Ada laki-laki yang hanya pandai mengungkapkan dengan perbuatannya,
Ada juga yang kehabisan kata-kata sehingga tidak sanggup berbicara sama sekali…
Maka terimalah keadaan suamimu dengan keadaan apapun, ucapkan pujian kepada Allah, dan jangan minta hal yang lebih yang tidak ada pada suamimu…
Ingatlah …
Bahwa seorang suami pun butuh cinta dan kasih sayang,
Sungguh Allah ta’ala menjelaskan, bahwa wanita yang penyayang itu merupakan nikmat yang Allah berikan kepada hambaNya..
(ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (QS. 30:21)
Maka Segeralah..
Kau ungkapkan rasa cinta dan tutur kata yang baik, sehingga telinga suami biasa mendengarnya…
Jika engkau tidak membiasakannya, maka jangan kau harapkan akan ada imbalan berupa kata-kata manis darinya …
Penuhilah telinga dan hati suamimu dengan ucapan yang lembut dan perasaan yang baik darimu…
Ingatlah..
Bahwa kehidupan tidak akan menjadi lurus jika berdiri hanya di atas perasaan saja, karena hanya perasaan saja tidak mungkin direalisasikan di alam nyata …
Maka jadikah engkau seorang wanita yang berada di alam nyata, bukan di alam khayalan…
Demikian, semoga bermanfa’at.
Sumber: 'Az-Zawaaj waAl-Ahlaam Al-Wardiyyah', Marwah Yusuf ‘Aasyuur.
Baca Juga:
- Nasehat Seorang Ayah Untuk Anaknya Yang Ingin Menikah
- Waduh, Salah Pilih Istri Pernikahan Hanya Berusia 5 Bulan
- Nasehat dari Rasulullah Untuk Para Istri Agar Tidak Terkena Celaka
By: Nuruddin Abu Faynan
S1 Fakultas Dakwah Universitas Ummul Qura Makkah, Mahasiswa S2 Jurusan Aqidah Universitas Ummul Qura, Da’i Islamic Centre Makkah dan Jeddah (Muslimah.or.id)