Melakukan Perbuatan Maksiat Di Mekkah, Berlipat Gandakah Dosanya? │ Allah telah memberi keutamaan pada dua tempat di Arab Saudi yakni Mekkah dan Madinah. Karenanya barang siapa yang berbuat kebajikan di tempat tersebut, maka akan memperoleh pahala yang besar. Bahkan disebutkan bahwa shalat di Masjidil Haram sama dengan melakukan ratusan ribu shalat di masjid lain. Lantas bagaimana jika berbuat maksiat? Apakah akan berkali-kali lipat dosanya?
Sesungguhnya Allah secara umum akan melipatgandakan kebaikan seorang hamba menjadi sepuluh kali lipat. Sementara jika hamba tersebut berbuat dosa, maka ia hanya akan dicatat melakukan satu kejelekan saja.
Meski melakukan kebaikan di Masjidil Haram atau Mekkah akan berbuah pahala yang lebih besar, namun ada perbedaan pendapat mengenai dosa di tempat tersebut.
Beberapa ulama seperti Ibnu Abbas, Mujahid, Ibnu Mas’ud dan Ahmad bin Hanbal menyatakan bahwa melakukan dosa di Mekkah juga akan dilipatgandakan sebagaimana Allah melipatgandakan kebaikan.
Sementara itu pendapat yang lain menyatakan bahwa tidak ada pelipatgandaan dosa atau kejelekan meskipun dilakukan di Mekkah. Dalil yang dipakai adalah Al Qur’an Surat Al An’am ayat 160.
“Barang siapa yang berbuat kejelekan maka dibalas seimbang dengan kejelekannya.” (QS Al An’am 160)
Pakar hadist dan sejarawan, Al Fasi Al Maliki menyatakan bahwa pendapat yang shahih adalah kejelekan di Mekkah sama dengan di luar Mekkah.
“Al Fasi berkata: Dan pendapat yang benar dari berbagai madzhab ulama adalah bahwa kejelekan di Mekkah itu seperti di tempat lainnya.”
Dalam I’lamus Sajid bi Ahkamil Masajid, Badruddan Az Zarkasi menyatakan, “Ulama yang berpendapat adanya pelipatgandaan kejelekan di Mekkah maksudnya adalah pelipatgandaan dari sisi kualitas atau ketebalannya, bukan ukuran dari sisi kuantitasnya. Sebab balasan kejelekan adalah kejelekan pula. Akan tetapi kejelekan itu berbeda-beda tingkatannya. Maka kejelekan yang dilakukan di Tanah Suci itu lebih besar dibanding dilakukan di tempat lain. Karenanya orang yang melakukan kesalahan kepada seorang raja di tempat yang dekat dengan kekuasaannya jelas berbeda dengan orang yang melakukannya di tempat yang jauh darinya.”
Maka dapat disimpulkan bahwa berbuat maksiat dan dosa di Mekkah atau Masjidil Haram adalah jelas berkali-kali lipat, namun dari segi kualitasnya. Ini karena Tanah Haram merupakan tempat yang agung dan memiliki kelebihan dari tempat lainnya di muka bumi.
Wallahu A’lam
Sesungguhnya Allah secara umum akan melipatgandakan kebaikan seorang hamba menjadi sepuluh kali lipat. Sementara jika hamba tersebut berbuat dosa, maka ia hanya akan dicatat melakukan satu kejelekan saja.
Meski melakukan kebaikan di Masjidil Haram atau Mekkah akan berbuah pahala yang lebih besar, namun ada perbedaan pendapat mengenai dosa di tempat tersebut.
Beberapa ulama seperti Ibnu Abbas, Mujahid, Ibnu Mas’ud dan Ahmad bin Hanbal menyatakan bahwa melakukan dosa di Mekkah juga akan dilipatgandakan sebagaimana Allah melipatgandakan kebaikan.
Sementara itu pendapat yang lain menyatakan bahwa tidak ada pelipatgandaan dosa atau kejelekan meskipun dilakukan di Mekkah. Dalil yang dipakai adalah Al Qur’an Surat Al An’am ayat 160.
“Barang siapa yang berbuat kejelekan maka dibalas seimbang dengan kejelekannya.” (QS Al An’am 160)
Pakar hadist dan sejarawan, Al Fasi Al Maliki menyatakan bahwa pendapat yang shahih adalah kejelekan di Mekkah sama dengan di luar Mekkah.
“Al Fasi berkata: Dan pendapat yang benar dari berbagai madzhab ulama adalah bahwa kejelekan di Mekkah itu seperti di tempat lainnya.”
Dalam I’lamus Sajid bi Ahkamil Masajid, Badruddan Az Zarkasi menyatakan, “Ulama yang berpendapat adanya pelipatgandaan kejelekan di Mekkah maksudnya adalah pelipatgandaan dari sisi kualitas atau ketebalannya, bukan ukuran dari sisi kuantitasnya. Sebab balasan kejelekan adalah kejelekan pula. Akan tetapi kejelekan itu berbeda-beda tingkatannya. Maka kejelekan yang dilakukan di Tanah Suci itu lebih besar dibanding dilakukan di tempat lain. Karenanya orang yang melakukan kesalahan kepada seorang raja di tempat yang dekat dengan kekuasaannya jelas berbeda dengan orang yang melakukannya di tempat yang jauh darinya.”
Maka dapat disimpulkan bahwa berbuat maksiat dan dosa di Mekkah atau Masjidil Haram adalah jelas berkali-kali lipat, namun dari segi kualitasnya. Ini karena Tanah Haram merupakan tempat yang agung dan memiliki kelebihan dari tempat lainnya di muka bumi.
Baca Juga: Mengenal Kota Mekkah dan FadilahnyaKarenanya ketika berada di sana, mohonkanlah kepada Allah agar terhindar dari kesalahan dan maksiat karena besarnya dosa tersebut dan bisa saja langsung dibalas oleh Allah saat itu juga.
Wallahu A’lam