Apakah kamu berencana ingin bepergian ke tanah suci untuk melakukan ibadah umroh dalam waktu dekat? Jika jawabannya iya, berarti Kamu wajib membaca hal-hal penting ini dulu.
Kabarmakkah.com akan membahas beberapa hal unik yang biasanya kerap dijumpai oleh jamaah umroh ketika berada di tanah suci Makkah maupun Madinah. Setidaknya, dengan mengetahui 7 hal beerikut, calon jamaah umroh tak akan lagi heboh atau kaget dengan beberapa situasi di Makkah yang berbeda dengan Indonesia.
1. Bahasa Indonesia sangat familiar di Arab Saudi
Jangan takut tidak bisa berbahasa arab ketika ingin merencanakan umroh, karena ternyata bahasa Indonesia sering diucapkan oleh siapa saja di Arab Saudi. Orang Arab, pakistan, bangladesh, myanmar banyak yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik, khususnya para pegawai hotel dan pedagang. Jangan aneh ketika kamu sedang shopping di Makkah banyak penjual yang akan memanggil kamu dengan bahasa indonesia, "mari tuan.. mari bu.. mampir.. disini murah.." "baju bagus... murah... kemari tuan".
Bukan hanya sebatas menawarkan saja, Mereka para penjual bahkan paham bilangan dalam bahasa indonesia, dari mengucapkan satu, urut sampai seratus pun mereka bisa.
Kemudian, jika melaksanakan sholat berjamaah di halaman Masjid Nabawi, Kamu akan melihat tulisan berbahasa Indonesia 'Batas Terdepan untuk Sholat' yang menandakan bahwa garis tersebut merupakan garis terdepan dari Imam dan jamaah tidak diperbolehkan untuk sholat melebihi garis tersebut.
2. Speaker atau pengeras suara di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Speaker atau pengeras suara di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ternyata tidak besar-besar seperti yang sering kita dapati di masjid-masjid Indonesia. Namun, lebih kecil dan terpasang di tiap lengkung antara tiang-tiang. Jadi, suara yang dihasilkan sangat enak untuk didengar dan begitu menyentuh hati.
3. Tak boleh membawa kamera DSLR ketika masuk masjid
Ini merupakan aturan yang diterapkan sejak lama oleh pengurus Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Siapapun tidak diperbolehkan membawa masuk kamera DSLR ke dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kecuali wartawan dari tamu kenegaraan, Seperti contohnya kunjungan presiden.
Penulis pernah beberapa kali membawa kamera DSLR masuk ke dalam Masjidil Haram, Namun itu hanya kebetulan saja berhasil karena waktu itu para askar penjaga pintu masuk sedang sibuk. Yang terakhir pernah mencoba untuk menyembunyikannya tapi tetap saja para penjaga itu tahu. dan akhirnya tak diperbolehkan masuk karena penulis membawa kamera DSLR.
Namun jangan khawatir, karena kita tetap diperbolehkan untuk membawa smartphone ke dalam masjid. Jadi, jika mau berfoto di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sebaiknya tak perlu membawa kamera DSLR yang bebannya sangat berat, cukup membawa handphone dengan kualitas kamera yang bagus.
4. Tidak boleh mengenakan pakaian ketat ketika masuk masjid
Saudi Arabia tidak hanya mempunyai polisi sipil, namun juga memiliki polisi syariah yang sering disebut dengan nama mutawi' (jika perempuan mutawi'ah). Polisi syariah ini juga disebar ke dalam area Masjidil Haram maupun masjid Nabawi.
Nah, jika kamu adalah seorang perempuan dan memakai baju ketat atau celana ketat ketika masuk masjid maka polisi tersebut akan menasehati dan menyuruh kamu untuk keluar dari masjid dan mengganti busana dengan yang lebih sopan.
5. Selalu ada sholat jenazah (sholat mayit) setelah selesai sholat fardhu
Ini merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan oleh jamaah umroh. Ketika menjadi guide travel umroh dan haji. penulis sering ditanyai tentang sholat ini., "Itu sebenarnya sholat apa ustadz?" Tanya para jamaah umroh.
Perlu kita ketahui, biasanya setelah sholat wajib dilaksanakan, baik di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi akan melaksanakan sholat jenazah.
Sholat jenazah ini kira-kira dilakukan setelah 5 menit dari salam sholat wajib. dan pada rekaat ke empat langsung salam. jadi jangan kaget jika sholat jenazahnya ada sedikit perbedaan dengan di Indonesia, karena di Saudi menganut madzhab hambali. Sedangkan di tanah air kita selalu mengikuti madzhab Syafi'i.
6. Jarak toilet atau WC jauh dari masjid
Apakah kamu merupakan orang yang suka menahan buang air kecil? Jika jawabannya iya, Maka jangan lakukan kebiasaan tersebut ketika sedang beribadah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.
Jangan sampai kamu menahan keinginan untuk buang air kecil ataupun besar ketika sedang berada dalam masjid. Karena toilet di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi jaraknya lumayan jauh dan belum tentu juga toilet yang ada disana sedang sepi orang.
Oleh karena itu jika sudah ada tanda-tanda ingin buang air kecil segera menuju ke toilet dan jangan ditunda-tunda!
7. Laki-laki dan perempuan dipisah walaupun masih mahram
Ini merupakan hal penting yang harus kamu ketahui ketika sedang berada di masjidil Haram. Menjelang waktu sholat wajib tiba, Semua jamaah perempuan harus berkumpul dengan jamaah perempuan. Begitu juga jamaah laki-laki berkumpul dengan laki-laki.
Tak boleh saling membaur antara laki-laki dan perempuan walaupun keduanya merupakan pasangan suami istri atau masih ada hubungan mahram.
Polisi syariah wanita yang bertugas di Masjidil Haram akan mengatur masalah ikhtilath (campur baur lelaki perempuan) ini. Mereka tak segan-segan untuk mengusir siapa saja agar pindah ke tempat lain.
Berbeda lagi kasusnya jika anda sedang malaksanakan tawaf atau sai. Siapa saja diperbolehkan untuk tetap bersama pasangan atau mahramnya ketika sedang melaksanakan kedua ibadah tersebut.
Oleh karena itu, Jika sedang beribadah di Masjidil Haram bersama pasangan atau mahram, Sebaiknya melakukan 'perjanjian' terlebih dahulu di suatu tempat tertentu di Masjidil Haram, agar bisa pulang bersama-sama menuju hotel tempat menginap setelah selesai beribadah.
Baca Juga:
Demikian beberapa hal yang harus diperhatikan jika sedang merencanakan untuk umroh ke tanah suci, Semoga bermanfaat untuk pembaca semuanya.
Foto Masjidil Haram Terbaru, 7/5/2016 |
Kabarmakkah.com akan membahas beberapa hal unik yang biasanya kerap dijumpai oleh jamaah umroh ketika berada di tanah suci Makkah maupun Madinah. Setidaknya, dengan mengetahui 7 hal beerikut, calon jamaah umroh tak akan lagi heboh atau kaget dengan beberapa situasi di Makkah yang berbeda dengan Indonesia.
1. Bahasa Indonesia sangat familiar di Arab Saudi
Jangan takut tidak bisa berbahasa arab ketika ingin merencanakan umroh, karena ternyata bahasa Indonesia sering diucapkan oleh siapa saja di Arab Saudi. Orang Arab, pakistan, bangladesh, myanmar banyak yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik, khususnya para pegawai hotel dan pedagang. Jangan aneh ketika kamu sedang shopping di Makkah banyak penjual yang akan memanggil kamu dengan bahasa indonesia, "mari tuan.. mari bu.. mampir.. disini murah.." "baju bagus... murah... kemari tuan".
Bukan hanya sebatas menawarkan saja, Mereka para penjual bahkan paham bilangan dalam bahasa indonesia, dari mengucapkan satu, urut sampai seratus pun mereka bisa.
Kemudian, jika melaksanakan sholat berjamaah di halaman Masjid Nabawi, Kamu akan melihat tulisan berbahasa Indonesia 'Batas Terdepan untuk Sholat' yang menandakan bahwa garis tersebut merupakan garis terdepan dari Imam dan jamaah tidak diperbolehkan untuk sholat melebihi garis tersebut.
2. Speaker atau pengeras suara di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Speaker atau pengeras suara di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ternyata tidak besar-besar seperti yang sering kita dapati di masjid-masjid Indonesia. Namun, lebih kecil dan terpasang di tiap lengkung antara tiang-tiang. Jadi, suara yang dihasilkan sangat enak untuk didengar dan begitu menyentuh hati.
3. Tak boleh membawa kamera DSLR ketika masuk masjid
Ini merupakan aturan yang diterapkan sejak lama oleh pengurus Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Siapapun tidak diperbolehkan membawa masuk kamera DSLR ke dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kecuali wartawan dari tamu kenegaraan, Seperti contohnya kunjungan presiden.
Penulis pernah beberapa kali membawa kamera DSLR masuk ke dalam Masjidil Haram, Namun itu hanya kebetulan saja berhasil karena waktu itu para askar penjaga pintu masuk sedang sibuk. Yang terakhir pernah mencoba untuk menyembunyikannya tapi tetap saja para penjaga itu tahu. dan akhirnya tak diperbolehkan masuk karena penulis membawa kamera DSLR.
Namun jangan khawatir, karena kita tetap diperbolehkan untuk membawa smartphone ke dalam masjid. Jadi, jika mau berfoto di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sebaiknya tak perlu membawa kamera DSLR yang bebannya sangat berat, cukup membawa handphone dengan kualitas kamera yang bagus.
4. Tidak boleh mengenakan pakaian ketat ketika masuk masjid
Saudi Arabia tidak hanya mempunyai polisi sipil, namun juga memiliki polisi syariah yang sering disebut dengan nama mutawi' (jika perempuan mutawi'ah). Polisi syariah ini juga disebar ke dalam area Masjidil Haram maupun masjid Nabawi.
Nah, jika kamu adalah seorang perempuan dan memakai baju ketat atau celana ketat ketika masuk masjid maka polisi tersebut akan menasehati dan menyuruh kamu untuk keluar dari masjid dan mengganti busana dengan yang lebih sopan.
5. Selalu ada sholat jenazah (sholat mayit) setelah selesai sholat fardhu
Ini merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan oleh jamaah umroh. Ketika menjadi guide travel umroh dan haji. penulis sering ditanyai tentang sholat ini., "Itu sebenarnya sholat apa ustadz?" Tanya para jamaah umroh.
Perlu kita ketahui, biasanya setelah sholat wajib dilaksanakan, baik di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi akan melaksanakan sholat jenazah.
Sholat jenazah ini kira-kira dilakukan setelah 5 menit dari salam sholat wajib. dan pada rekaat ke empat langsung salam. jadi jangan kaget jika sholat jenazahnya ada sedikit perbedaan dengan di Indonesia, karena di Saudi menganut madzhab hambali. Sedangkan di tanah air kita selalu mengikuti madzhab Syafi'i.
6. Jarak toilet atau WC jauh dari masjid
Apakah kamu merupakan orang yang suka menahan buang air kecil? Jika jawabannya iya, Maka jangan lakukan kebiasaan tersebut ketika sedang beribadah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.
Jangan sampai kamu menahan keinginan untuk buang air kecil ataupun besar ketika sedang berada dalam masjid. Karena toilet di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi jaraknya lumayan jauh dan belum tentu juga toilet yang ada disana sedang sepi orang.
Oleh karena itu jika sudah ada tanda-tanda ingin buang air kecil segera menuju ke toilet dan jangan ditunda-tunda!
7. Laki-laki dan perempuan dipisah walaupun masih mahram
Ini merupakan hal penting yang harus kamu ketahui ketika sedang berada di masjidil Haram. Menjelang waktu sholat wajib tiba, Semua jamaah perempuan harus berkumpul dengan jamaah perempuan. Begitu juga jamaah laki-laki berkumpul dengan laki-laki.
Tak boleh saling membaur antara laki-laki dan perempuan walaupun keduanya merupakan pasangan suami istri atau masih ada hubungan mahram.
Polisi syariah wanita yang bertugas di Masjidil Haram akan mengatur masalah ikhtilath (campur baur lelaki perempuan) ini. Mereka tak segan-segan untuk mengusir siapa saja agar pindah ke tempat lain.
Berbeda lagi kasusnya jika anda sedang malaksanakan tawaf atau sai. Siapa saja diperbolehkan untuk tetap bersama pasangan atau mahramnya ketika sedang melaksanakan kedua ibadah tersebut.
Oleh karena itu, Jika sedang beribadah di Masjidil Haram bersama pasangan atau mahram, Sebaiknya melakukan 'perjanjian' terlebih dahulu di suatu tempat tertentu di Masjidil Haram, agar bisa pulang bersama-sama menuju hotel tempat menginap setelah selesai beribadah.
Baca Juga:
- Inilah 7 Hotel Paling Dekat Dengan Masjidil Haram
- Begini Cara Umrah Murah ala Backpacker
- Tips Memulai Bisnis Travel Umroh
Demikian beberapa hal yang harus diperhatikan jika sedang merencanakan untuk umroh ke tanah suci, Semoga bermanfaat untuk pembaca semuanya.