Hingga saat ini Bahasa Arab menjadi bahasa resmi di 22 negara yang berada di Liga Arab. Bahasa arab merupakan bahasa ibu lebih dari 200 juta penduduk di 22 negara tersebut. Bahasa Arab juga merupakan bahasa yang sering dipelajari oleh kaum muslimin di seluruh dunia karena kitab suci Al-Quran ditulis menggunakan bahasa yang mulia ini.
Bahasa Arab yang tertulis di Al-Quran merupakan Bahasa Arab formal atau sering disebut Bahasa Arab klasik. Al Qur'an sendiri merupakan standar grammar Bahasa Arab. Bahasa Arab formal ini biasanya dipakai untuk mempelajari kitab-kitab oleh mahasiswa dan para santri. Selain itu, Bahasa Arab formal dipelajari di sekolah-sekolah muslim di seluruh dunia. Bahasa ini lebih banyak digunakan untuk penulisan daripada untuk digunakan bercakap sehari-hari.
Untuk percakapan sehari-hari, Bahasa Arab modern lebih mudah dipelajari dan dipraktekkan dibanding Bahasa Arab formal. Bahasa modern biasanya digunakan untuk penulisan surat kabar dan broadcasting saluran televisi.
Bahasa Arab, sama halnya seperti bahasa lainnya yang mempunyai beberapa dialek. Misalnya orang Irak akan sulit memahami orang Mesir yang memiliki dialek berbeda, dan sebaliknya. Padahal, mereka menggunakan bahasa sama yaitu Bahasa Arab.
Dalam Bahasa kita, Bahasa Indonesia, sering menyerap kata dari Bahasa Arab, sama banyaknya seperti menyerap dari Bahasa Belanda. Ada kata yang diserap sama persis seperti aslinya. Ada yang hanya menyerap pengucapan namun ejaannya berubah.
Seperti contoh kata serapan dari Bahasa Arab yang mirip dengan aslinya adalah, abad, abadi, asli, jawab, soal, nafas dll. Sedangkan contoh kata yang pengucapan dan ejaannya berubah namun artinya tetap sama adalah derajat dari kata darajah, jenis dari kata jins, resmi dari kata rosmiyyun, mungkin dari kata mumkinun.
Lebih dari itu, bahasa Arab memiliki sejumlah keistimewaan dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain. Bahasa Arab itu bahasa yang sangat indah, bukan hanya karena setiap huruf dapat disusun menjadi kata dan kemudian menjadi kalimat dan paragraf, tetapi penulisan huruf-hurufnya bisa dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat indah, memunculkan seni dalam hal penulisan bahasa Arab yaitu seni kaligrafi.
Menurut Ibnu Nadim, -seorang sejarawan muslim yang telah merekam sejarah ilmu pengetahuan dalam Islam dalam karya monumental al fihris- ada 40 jenis kaligrafi Arab yang masing-masing memiliki kekhasan dan keindahan, diantaranya ada khat naskh, riq’ah, tsulus, diwani, kufi dan lain-lain.
Dari sisi tempat keluarnya ujaran huruf Arab, juga memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bahasa lain, yaitu bahwa huruf-huruf dalam bahasa Arab diujarkan dari tempat-tempat ujaran yang tersebar mulai dari pangkal tenggorokan sampai dengan bibir yang paling depan dengan distribusi huruf yang seimbang.
Secara umum tempat ujaran huruf-huruf Arab terbagi menjadi 4 bagian yaitu; tenggorokan, lidah, hidung dan bibir. Huruf-huruf seperti ‘ain (ع), ghain (غ) dan ha’ (ح) misalnya, jarang kita temukan ada pada bahasa yang lain. Bahkan huruf dlat (ض) adalah kekhususan dalam bahasa Arab sehingga biasa juga dikenal dengan bahasa dlat.
Dari sisi kosa kata, bahasa Arab memiliki jumlah kosa kata yang sangat banyak. Dari setiap kata kerja misalnya, dapat dikembangkan menjadi ratusan bentuk kata lain dengan pola dan makna yang berbeda-beda, sebagai contoh kata (علم) yang artinya mengetahui, salah satu pengembangannya adalah (الاستعلامات) yang artinya resepsionis. Pengembangan kata sebanyak itu tidak kita temukan pada bahasa yang lain, dan karena itu salah satu keistimewaan bahasa Arab adalah bahasa derivasi atau isytiqaq.
Dari sisi susunan, bahasa Arab juga memiliki kekayaan susunan kalimat yang sangat beragam. Secara umum susunan kalimat dalam bahasa Arab ada dua macam; jumlah fi’liyyah (dimulai dengan kata kerja) dan jumlah ismiyyah (dimulai dengan subjek/ kata benda), hal yang tidak kita dapati dalam bahasa Indonesia misalnya. Dari dua jenis susunan itu masing-masing bisa dikembangkan menjadi puluhan jenis jumlah.
Bahasa Arab juga dikenal dengan bahasa yang memiliki keistimewaan ῑjaz, yaitu bahasa yang simple dan tidak bertele-tele. Salah satu bukti dari simpelnya bahasa Arab, apabila kita jumpai penerjemahan sebuah buku dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia misalnya, maka hasil terjemahannya pasti jumlah katanya jauh lebih banyak dari bahasa aslinya.
Selain itu semua, bahasa Arab memiliki asal usul yang kokoh, memiliki kosa kata asli yang jumlahnya mayoritas. Dibandingkan dengan bahasa Inggris misalnya, yang ribuan kosa katanya berasal dari bahasa Jerman dan bahasa Perancis. Apalagi bahasa Indonesia yang merupakan rangkuman dari berbagai bahasa, sebagai contoh yang berasal dari bahasa Arab saja bisa tembus 3000 kosa kata.
Karena kekokohan dan keistimewaan bahasa Arab ini dan juga pengaruh dari digunakannya sebagai bahasa al Quran, maka bahasa Arab ini dapat mempengaruhi bahasa lain seperti bahasa Persia yang tulisannya menggunakan huruf Arab, bahasa Melayu yang pernah ditulis dengan huruf Arab, bahasa Turki dan lain sebagainya. Dari situlah, tidak berlebihan kalau bahasa Arab itu kita sebut sebagai pemimpin bahasa dan karenanya Allah swt. memilihnya menjadi bahasa kitab suci al Quran.
Kawan…
Bahasa Arab ini harus dijaga, tanggung jawab ini bukan hanya dibebankan kepada orang Arab saja, namun kita semua yang mengaku dirinya sebagai muslim harus ikut serta menjaga kelestariannya. Bahasa itu adalah bahasa al Quran dan Agama, seorang muslim tidak bisa memahami agamanya dengan sempurna kecuali dengan mempelajari bahasa Arab.
BAHASA ARAB ADALAH IDENTITAS
Suatu ketika ada kawan yang sedang berada di kota Makkah, ia sedang melaksanakan ibadah haji dan umroh. Di salah satu sudut kota Makkah, ia berpose dengan memakai slayer Arema, karena ia berasal dari kota yang sejuk di timur pulau Jawa itu, ia pasang foto itu di status facebook-nya, ia bangga dengan Arema-nya, ia senang dengan identitasnya. Ia ingin memperlihatkan bahwa saya Arema.
Setiap orang akan bangga dengan identitasnya, sebagai orang Indonesia kita juga bangga dengan identitas kita menjadi bagian dari bangsa Indonesia, diantaranya kita suka memakai baju batik. Kita akan marah ketika identitas kita dinodai oleh bangsa lain, karena itu kita cukup marah ketika identitas baju batik itu mau diambil oleh negara lain. Dengan identitas itu pula, kita akan menjadi dihormati oleh bangsa lain. Maka, mempertahankan identitas menjadi suatu keniscayaan, sudah barang tentu identitas yang bernilai positif.
Berbicara tentang bahasa Arab adalah berbicara tentang identitas, identitas sebagai muslim tentunya. Setiap orang yang telah mengikrarkan dirinya sebagai muslim dengan mengucap kalimat tauhid, -Laa Ilaha illa Allah- harus bangga dengan bahasa Arab, harus mencintai dan mempertahankannya, karena itu adalah identitas. Sebagaimana cintanya dengan al Quran, sedalam itulah seharusnya cinta seorang muslim terhadap bahasa Arab. Allah telah meridhai Islam sebagai agama yang sempurna buat umat manusia, Allah juga meridhai al Quran menjadi kitab suci yang dipedomani dalam Islam, sebagaimana Dia juga telah ridha menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al Qur’an.
Kita semua menyadari bahwa identitas manusia yang paling utama adalah sebagai hamba Allah, salah satu prosesi penghambaan itu kita lakukan dengan melalui shalat minimal lima waktu dalam sehari. Dalam beribadah shalat lima waktu, seorang muslim harus menggunakan bahasa Arab, dan semua kita taat untuk itu.
Bahkan ketika di daerah Lawang (Malang) ada salah seorang kiai yang membolehkan shalat dengan menggunakan bahasa Indonesia, kita umat Islam Indonesia rame-rame menolaknya. Ketika bahasa Arab itu adalah bahasa kita dalam berkomunikasi dengan Allah melalui ibadah shalat, maka bahasa Arab itu adalah identitas yang paling mendasar dalam kehidupan ini.
Identitas itu tidak boleh luntur dari setiap pribadi muslim, karena itu memerlukan pengasahan yang terus-menerus agar tetap eksis dan menyala. Diantara cara mengeksiskan bahasa Arab pada pribadi setiap muslim adalah dengan meyakini urgensinya, pemahaman kita terhadap kitab suci akan semakin sempurna jika kita dapat memahami bahasa Arab, prosesi penghambaan kita akan semakin khusyu’ jika bacaan-bacaan kita juga kita hayati maknanya. Dalam berdoa dengan menggunakan bahasa Arab juga akan lebih mantap apabila yang dibaca dalam doa itu juga dapat dimengerti maksudnya.
Identitas bahasa Arab ini juga mengharuskan kita turut memperjuangkan eksistensi bahasa Arab dalam kehidupan ini, dengan cara mendukung semua upaya untuk menyebarkan dan memperluas wilayah bahasa Arab. Jangan boleh ada orang yang menodai dan menghinakan bahasa Arab. Siapa saja yang dengan sadar mau menghancurkan bahasa Arab harus dilawan.
Pengembangan bahasa Arab di beberapa lembaga pendidikan di Indonesia secara umum masih dibayang-banyangi dengan permasalahan internal yang sengaja direncanakan oleh orang yang tidak suka atau tidak mau mengerti tentang urgensi bahasa Arab.
Dalam dunia akademik misalnya, seorang pimpinan Universitas harus mau membuka program studi bahasa Arab, membuat program-program pembelajaran bahasa Arab yang efektif, menyiapkan fasilitas yang mendukung untuk itu, melayani seluruh kebutuhan dosen dan mahasiswa yang belajar dan mengajar bahasa Arab, karena mereka sedang mempertahankan identitas.
Setiap guru dan dosen bahasa Arab tidak boleh puas dengan strategi dan metode pembelajaran yang selama ini dipraktekkan, usaha untuk mencari yang terbaik terus-menerus perlu dilakukan.
Semoga Allah segera mengembalikan kesadaran kita untuk lebih memahami hakekat bahasa Arab, menjadikan kita lebih komitmen dengan bahasa kita yang mulia ini. melalui semangat yang dimiliki oleh setiap muslim sesungguhnya sudah cukup untuk membuatnya menjadi bahasa terdepan di dunia. Cukuplah karena bahasa Arab adalah bahasa al Quran, kita menjadi bangga dengannya. Wallahu A’lam.
Oleh: Ustadz Uril Bahrudin/cak.uril@gmail.com
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (QS. Yusuf: 2) |
Bahasa Arab yang tertulis di Al-Quran merupakan Bahasa Arab formal atau sering disebut Bahasa Arab klasik. Al Qur'an sendiri merupakan standar grammar Bahasa Arab. Bahasa Arab formal ini biasanya dipakai untuk mempelajari kitab-kitab oleh mahasiswa dan para santri. Selain itu, Bahasa Arab formal dipelajari di sekolah-sekolah muslim di seluruh dunia. Bahasa ini lebih banyak digunakan untuk penulisan daripada untuk digunakan bercakap sehari-hari.
Untuk percakapan sehari-hari, Bahasa Arab modern lebih mudah dipelajari dan dipraktekkan dibanding Bahasa Arab formal. Bahasa modern biasanya digunakan untuk penulisan surat kabar dan broadcasting saluran televisi.
Bahasa Arab, sama halnya seperti bahasa lainnya yang mempunyai beberapa dialek. Misalnya orang Irak akan sulit memahami orang Mesir yang memiliki dialek berbeda, dan sebaliknya. Padahal, mereka menggunakan bahasa sama yaitu Bahasa Arab.
Dalam Bahasa kita, Bahasa Indonesia, sering menyerap kata dari Bahasa Arab, sama banyaknya seperti menyerap dari Bahasa Belanda. Ada kata yang diserap sama persis seperti aslinya. Ada yang hanya menyerap pengucapan namun ejaannya berubah.
Seperti contoh kata serapan dari Bahasa Arab yang mirip dengan aslinya adalah, abad, abadi, asli, jawab, soal, nafas dll. Sedangkan contoh kata yang pengucapan dan ejaannya berubah namun artinya tetap sama adalah derajat dari kata darajah, jenis dari kata jins, resmi dari kata rosmiyyun, mungkin dari kata mumkinun.
Lebih dari itu, bahasa Arab memiliki sejumlah keistimewaan dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain. Bahasa Arab itu bahasa yang sangat indah, bukan hanya karena setiap huruf dapat disusun menjadi kata dan kemudian menjadi kalimat dan paragraf, tetapi penulisan huruf-hurufnya bisa dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat indah, memunculkan seni dalam hal penulisan bahasa Arab yaitu seni kaligrafi.
Menurut Ibnu Nadim, -seorang sejarawan muslim yang telah merekam sejarah ilmu pengetahuan dalam Islam dalam karya monumental al fihris- ada 40 jenis kaligrafi Arab yang masing-masing memiliki kekhasan dan keindahan, diantaranya ada khat naskh, riq’ah, tsulus, diwani, kufi dan lain-lain.
Dari sisi tempat keluarnya ujaran huruf Arab, juga memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bahasa lain, yaitu bahwa huruf-huruf dalam bahasa Arab diujarkan dari tempat-tempat ujaran yang tersebar mulai dari pangkal tenggorokan sampai dengan bibir yang paling depan dengan distribusi huruf yang seimbang.
Secara umum tempat ujaran huruf-huruf Arab terbagi menjadi 4 bagian yaitu; tenggorokan, lidah, hidung dan bibir. Huruf-huruf seperti ‘ain (ع), ghain (غ) dan ha’ (ح) misalnya, jarang kita temukan ada pada bahasa yang lain. Bahkan huruf dlat (ض) adalah kekhususan dalam bahasa Arab sehingga biasa juga dikenal dengan bahasa dlat.
Dari sisi kosa kata, bahasa Arab memiliki jumlah kosa kata yang sangat banyak. Dari setiap kata kerja misalnya, dapat dikembangkan menjadi ratusan bentuk kata lain dengan pola dan makna yang berbeda-beda, sebagai contoh kata (علم) yang artinya mengetahui, salah satu pengembangannya adalah (الاستعلامات) yang artinya resepsionis. Pengembangan kata sebanyak itu tidak kita temukan pada bahasa yang lain, dan karena itu salah satu keistimewaan bahasa Arab adalah bahasa derivasi atau isytiqaq.
Dari sisi susunan, bahasa Arab juga memiliki kekayaan susunan kalimat yang sangat beragam. Secara umum susunan kalimat dalam bahasa Arab ada dua macam; jumlah fi’liyyah (dimulai dengan kata kerja) dan jumlah ismiyyah (dimulai dengan subjek/ kata benda), hal yang tidak kita dapati dalam bahasa Indonesia misalnya. Dari dua jenis susunan itu masing-masing bisa dikembangkan menjadi puluhan jenis jumlah.
Bahasa Arab juga dikenal dengan bahasa yang memiliki keistimewaan ῑjaz, yaitu bahasa yang simple dan tidak bertele-tele. Salah satu bukti dari simpelnya bahasa Arab, apabila kita jumpai penerjemahan sebuah buku dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia misalnya, maka hasil terjemahannya pasti jumlah katanya jauh lebih banyak dari bahasa aslinya.
Selain itu semua, bahasa Arab memiliki asal usul yang kokoh, memiliki kosa kata asli yang jumlahnya mayoritas. Dibandingkan dengan bahasa Inggris misalnya, yang ribuan kosa katanya berasal dari bahasa Jerman dan bahasa Perancis. Apalagi bahasa Indonesia yang merupakan rangkuman dari berbagai bahasa, sebagai contoh yang berasal dari bahasa Arab saja bisa tembus 3000 kosa kata.
Karena kekokohan dan keistimewaan bahasa Arab ini dan juga pengaruh dari digunakannya sebagai bahasa al Quran, maka bahasa Arab ini dapat mempengaruhi bahasa lain seperti bahasa Persia yang tulisannya menggunakan huruf Arab, bahasa Melayu yang pernah ditulis dengan huruf Arab, bahasa Turki dan lain sebagainya. Dari situlah, tidak berlebihan kalau bahasa Arab itu kita sebut sebagai pemimpin bahasa dan karenanya Allah swt. memilihnya menjadi bahasa kitab suci al Quran.
Kawan…
Bahasa Arab ini harus dijaga, tanggung jawab ini bukan hanya dibebankan kepada orang Arab saja, namun kita semua yang mengaku dirinya sebagai muslim harus ikut serta menjaga kelestariannya. Bahasa itu adalah bahasa al Quran dan Agama, seorang muslim tidak bisa memahami agamanya dengan sempurna kecuali dengan mempelajari bahasa Arab.
BAHASA ARAB ADALAH IDENTITAS
Suatu ketika ada kawan yang sedang berada di kota Makkah, ia sedang melaksanakan ibadah haji dan umroh. Di salah satu sudut kota Makkah, ia berpose dengan memakai slayer Arema, karena ia berasal dari kota yang sejuk di timur pulau Jawa itu, ia pasang foto itu di status facebook-nya, ia bangga dengan Arema-nya, ia senang dengan identitasnya. Ia ingin memperlihatkan bahwa saya Arema.
Setiap orang akan bangga dengan identitasnya, sebagai orang Indonesia kita juga bangga dengan identitas kita menjadi bagian dari bangsa Indonesia, diantaranya kita suka memakai baju batik. Kita akan marah ketika identitas kita dinodai oleh bangsa lain, karena itu kita cukup marah ketika identitas baju batik itu mau diambil oleh negara lain. Dengan identitas itu pula, kita akan menjadi dihormati oleh bangsa lain. Maka, mempertahankan identitas menjadi suatu keniscayaan, sudah barang tentu identitas yang bernilai positif.
Berbicara tentang bahasa Arab adalah berbicara tentang identitas, identitas sebagai muslim tentunya. Setiap orang yang telah mengikrarkan dirinya sebagai muslim dengan mengucap kalimat tauhid, -Laa Ilaha illa Allah- harus bangga dengan bahasa Arab, harus mencintai dan mempertahankannya, karena itu adalah identitas. Sebagaimana cintanya dengan al Quran, sedalam itulah seharusnya cinta seorang muslim terhadap bahasa Arab. Allah telah meridhai Islam sebagai agama yang sempurna buat umat manusia, Allah juga meridhai al Quran menjadi kitab suci yang dipedomani dalam Islam, sebagaimana Dia juga telah ridha menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al Qur’an.
Kita semua menyadari bahwa identitas manusia yang paling utama adalah sebagai hamba Allah, salah satu prosesi penghambaan itu kita lakukan dengan melalui shalat minimal lima waktu dalam sehari. Dalam beribadah shalat lima waktu, seorang muslim harus menggunakan bahasa Arab, dan semua kita taat untuk itu.
Bahkan ketika di daerah Lawang (Malang) ada salah seorang kiai yang membolehkan shalat dengan menggunakan bahasa Indonesia, kita umat Islam Indonesia rame-rame menolaknya. Ketika bahasa Arab itu adalah bahasa kita dalam berkomunikasi dengan Allah melalui ibadah shalat, maka bahasa Arab itu adalah identitas yang paling mendasar dalam kehidupan ini.
Identitas itu tidak boleh luntur dari setiap pribadi muslim, karena itu memerlukan pengasahan yang terus-menerus agar tetap eksis dan menyala. Diantara cara mengeksiskan bahasa Arab pada pribadi setiap muslim adalah dengan meyakini urgensinya, pemahaman kita terhadap kitab suci akan semakin sempurna jika kita dapat memahami bahasa Arab, prosesi penghambaan kita akan semakin khusyu’ jika bacaan-bacaan kita juga kita hayati maknanya. Dalam berdoa dengan menggunakan bahasa Arab juga akan lebih mantap apabila yang dibaca dalam doa itu juga dapat dimengerti maksudnya.
Identitas bahasa Arab ini juga mengharuskan kita turut memperjuangkan eksistensi bahasa Arab dalam kehidupan ini, dengan cara mendukung semua upaya untuk menyebarkan dan memperluas wilayah bahasa Arab. Jangan boleh ada orang yang menodai dan menghinakan bahasa Arab. Siapa saja yang dengan sadar mau menghancurkan bahasa Arab harus dilawan.
Pengembangan bahasa Arab di beberapa lembaga pendidikan di Indonesia secara umum masih dibayang-banyangi dengan permasalahan internal yang sengaja direncanakan oleh orang yang tidak suka atau tidak mau mengerti tentang urgensi bahasa Arab.
Video diatas menjelaskan bahwa Korea Selatan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kedua disana. Salah satu mahasiswi di universitas Hankuk Korea mengungkapkan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang paling indah.
Dalam dunia akademik misalnya, seorang pimpinan Universitas harus mau membuka program studi bahasa Arab, membuat program-program pembelajaran bahasa Arab yang efektif, menyiapkan fasilitas yang mendukung untuk itu, melayani seluruh kebutuhan dosen dan mahasiswa yang belajar dan mengajar bahasa Arab, karena mereka sedang mempertahankan identitas.
Setiap guru dan dosen bahasa Arab tidak boleh puas dengan strategi dan metode pembelajaran yang selama ini dipraktekkan, usaha untuk mencari yang terbaik terus-menerus perlu dilakukan.
Semoga Allah segera mengembalikan kesadaran kita untuk lebih memahami hakekat bahasa Arab, menjadikan kita lebih komitmen dengan bahasa kita yang mulia ini. melalui semangat yang dimiliki oleh setiap muslim sesungguhnya sudah cukup untuk membuatnya menjadi bahasa terdepan di dunia. Cukuplah karena bahasa Arab adalah bahasa al Quran, kita menjadi bangga dengannya. Wallahu A’lam.
Oleh: Ustadz Uril Bahrudin/cak.uril@gmail.com