Ini 7 Kunci Kebahagiaan Hidup Menurut Ali Bin Abi Thalib │ Setiap manusia dalam hidupnya pasti ingin bahagia. Bahkan perampok ataupun pembunuh pun rela melakukan kejahatan demi hal yang menurutnya bisa membahagiakan.
Banyak yang menganggap bahwa bahagia identik dengan uang atau kekayaan. Padahal tidak semua kekayaan dan uang bisa membeli sebuah kebahagiaan. Bisa jadi justru dengan kekayaan akan mendatangkan penderitaan yang berkepanjangan.
Dalam menjelaskan kebahagiaan, sahabat Rasulullah yang mulia, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu telah memberikan kunci kebahagiaan yang hakiki dan harus diterapkan oleh setiap manusia.
7 kunci kebahagiaan tersebut antara lain:
1. Jangan Membenci Siapapun, Meskipun Kepada Yang Menentangkan Kita
Kebencian kepada seseorang hanya akan menyempitkan hati. Maka berlapang dadalah dan jauhi prasangka buruk yang mengarah pada kebencian. Karena ketika rasa benci sudah menutupi hati, maka kita pun sulit untuk merasakan nikmat yang Allah beri.
2. Jangan Larut Dalam Kesedihan, Meski Masalah Memuncak
Sangat wajar jika saat mengalami masalah, seseorang akan sedih. Namun jika kesedihan tersebut berlarut-larut, maka bukan solusi yang didapat, melainkan masalah yang tak kunjung selesai.
3. Hidup Dalam Kesederhanaan, Meski Serba Ada
Rasulullah beserta para sahabatnya senantiasa hidup dalam kesederhanaan meski sebenarnya rezeki mereka melimpah. Dengan tetap bergaya sederhana, maka akan lebih mudah untuk merasakan bahagia dan lebih banyak bersyukur.
4. Tetap Berbuat Baik, Meski Dilanda Musibah
Boleh jadi musibah yang melanda membuat kita enggan untuk berbuat baik. Padahal kebaikan justru akan mengarah lurus kepada sebuah kebahagiaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
5. Lebih Banyak Memberi Meski Kesusahan
Terkadang kesusahan terutama dalam segi materi membuat kita pun enggan untuk memberi. Padahal dengan jelas Allah berfirman agar setiap manusia harus bersedekah baik saat lapang maupun susah karena disitulah akan ditemukan sebuah kebahagiaan. Bahkan terkadang dengan melakukan hal tersebut, Allah akan melapangkan urusan kita.
6. Tetap Tersenyum Meski Hati Tengah Bersedih
Memang kesedihan bisa membuat air mata begitu mudahnya keluar. Maka ketika tak ingin kesedihan tersebut terlihat dan mempengaruhi yang lain, cobalah untuk tersenyum. Senyum kita pun akan membuat orang lain bahagia dan berefek langsung pada kebahagiaan kita.
7. Jangan Berhenti Berdoa Untuk Muslim Lain
Saat ini tak dapat dipungkiri bahwa seringkali terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang membuat hubungan sesama muslim menjadi renggang. Jika sudah begitu maka sangat sulit untuk bisa bahagia, baik ketika sendiri ataupun saat bersosialisasi. Maka berdoalah untuk setiap muslim, terutama yang telah berselisih dengan kita. Doakan agar mereka mendapatkan hidayah serta mampu direkatkan kembali. Hal ini akan menjadikan hati lebih tenang dan siap menerima mereka kembali guna menuju kebahagiaan hidup.
Baca Juga:
Itulah 7 kunci kebahagiaan hidup menurut Ali bin Abi Thalib. Maka sudah sepantasnya untuk kita mengikuti nasehat yang agung tersebut karena bukan hanya keluar dari lisan semata, melainkan dari kedalaman ilmu dan bijaknya akhlak.
Wallahu A’lam
Banyak yang menganggap bahwa bahagia identik dengan uang atau kekayaan. Padahal tidak semua kekayaan dan uang bisa membeli sebuah kebahagiaan. Bisa jadi justru dengan kekayaan akan mendatangkan penderitaan yang berkepanjangan.
Dalam menjelaskan kebahagiaan, sahabat Rasulullah yang mulia, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu telah memberikan kunci kebahagiaan yang hakiki dan harus diterapkan oleh setiap manusia.
7 kunci kebahagiaan tersebut antara lain:
1. Jangan Membenci Siapapun, Meskipun Kepada Yang Menentangkan Kita
Kebencian kepada seseorang hanya akan menyempitkan hati. Maka berlapang dadalah dan jauhi prasangka buruk yang mengarah pada kebencian. Karena ketika rasa benci sudah menutupi hati, maka kita pun sulit untuk merasakan nikmat yang Allah beri.
2. Jangan Larut Dalam Kesedihan, Meski Masalah Memuncak
Sangat wajar jika saat mengalami masalah, seseorang akan sedih. Namun jika kesedihan tersebut berlarut-larut, maka bukan solusi yang didapat, melainkan masalah yang tak kunjung selesai.
3. Hidup Dalam Kesederhanaan, Meski Serba Ada
Rasulullah beserta para sahabatnya senantiasa hidup dalam kesederhanaan meski sebenarnya rezeki mereka melimpah. Dengan tetap bergaya sederhana, maka akan lebih mudah untuk merasakan bahagia dan lebih banyak bersyukur.
4. Tetap Berbuat Baik, Meski Dilanda Musibah
Boleh jadi musibah yang melanda membuat kita enggan untuk berbuat baik. Padahal kebaikan justru akan mengarah lurus kepada sebuah kebahagiaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
5. Lebih Banyak Memberi Meski Kesusahan
Terkadang kesusahan terutama dalam segi materi membuat kita pun enggan untuk memberi. Padahal dengan jelas Allah berfirman agar setiap manusia harus bersedekah baik saat lapang maupun susah karena disitulah akan ditemukan sebuah kebahagiaan. Bahkan terkadang dengan melakukan hal tersebut, Allah akan melapangkan urusan kita.
6. Tetap Tersenyum Meski Hati Tengah Bersedih
Memang kesedihan bisa membuat air mata begitu mudahnya keluar. Maka ketika tak ingin kesedihan tersebut terlihat dan mempengaruhi yang lain, cobalah untuk tersenyum. Senyum kita pun akan membuat orang lain bahagia dan berefek langsung pada kebahagiaan kita.
7. Jangan Berhenti Berdoa Untuk Muslim Lain
Saat ini tak dapat dipungkiri bahwa seringkali terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang membuat hubungan sesama muslim menjadi renggang. Jika sudah begitu maka sangat sulit untuk bisa bahagia, baik ketika sendiri ataupun saat bersosialisasi. Maka berdoalah untuk setiap muslim, terutama yang telah berselisih dengan kita. Doakan agar mereka mendapatkan hidayah serta mampu direkatkan kembali. Hal ini akan menjadikan hati lebih tenang dan siap menerima mereka kembali guna menuju kebahagiaan hidup.
Baca Juga:
- Meski Dalam Kesulitan Hidup, Rasulullah Tetap Memberikan Kebahagiaan Kepada Yang Lain
- Bahagia Itu Sederhana.. Baca 9 Tips Ini Agar Hidup Lebih Bahagia..
Itulah 7 kunci kebahagiaan hidup menurut Ali bin Abi Thalib. Maka sudah sepantasnya untuk kita mengikuti nasehat yang agung tersebut karena bukan hanya keluar dari lisan semata, melainkan dari kedalaman ilmu dan bijaknya akhlak.
Wallahu A’lam