Rentetan kejadian yang membuat kita mengelus dada kembali terjadi, Setelah kasus eno yang menggegerkan sosial media belum usai dibahas kini muncul lagi berita yang lebih menghebohkan. Pasalnya 8 bocah masih ingusan ini nekat mempraktekkan video tak senonoh pada siswi SMP kelas 1.
Delapan pelaku yang masih belajar di bangku SD - SMP (Di antaranya ada yang masih duduk di kelas 3 dan 5 SD) itu, kini telah diamankan oleh pihak Polrestabes Surabaya pekan lalu. Karena masih di bawah umur, mereka tidak ditahan.
Salah satu bocah ingusan tersebut, AR (14), yang merupakan siswa kelas 2 SMP mengaku 'tegang' usai menonton video dewasa sehingga berani nekat melakukan perbuatan tak senonoh terhadap korban berinisial ZR (12).
Tidak hanya sendirian, Perbuatan itu juga dilakukan beramai-ramai bersama tujuh teman lainnya.
Ketika ditanya dari mana ia paham teknik yang dipraktekan tersebut, AR malu-malu menjawab.
Ia hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepala malu. Tetapi, akhirnya ia mau bercerita, meski tidak mau menceritakan secara mendetail.
"Tidak ada yang mengajari. Saya hanya sering lihat video hoho-hihi," katanya ketika ditemui di Polrestabes Surabaya, Jumat (13/5/2016). Video hoho-hihi adalah istilah baru untuk film khusus dewasa.
Para pelaku lainnya juga mengaku kerap menonton video hoho-hihi. Teman AR yang juga pelaku, MI (9) bahkan masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Namun, pengetahuan tentang perbuatan 'terlarang' yang dimilikinya melebihi teman-teman seusianya.
"Saya tahu itu ketika lihat di warnet," katanya.
AR mengaku sudah lama ketagihan nonton video hoho-hihi. Biasanya, Dalam seminggu ia melihat video seperti itu minimal 4 kali di warnet di dekat rumah di wilayah Ngagel.
Ia juga pernah menyimpan beberapa file video semacam itu di ponselnya.
"Bapak pernah memergoki video begituan di handphone saya dan ia langsung menghapusnya," ujarnya.
Riyanto, ayah AR mengakui pernah memergoki ada video tak senonoh di ponsel anaknya.
Ketika itu, dia langsung menghapusnya dan menasihati AR agar tidak menonton film orang dewasa.
Anaknya memang sering pergi ke warnet. Apalagi setelah ada warnet yang baru di dekat rumahnya. Ketika ditanya kenapa suka ke warnet, Alasannya biar mudah mengerjakan tugas dari sekolah.
Hampir tiap hari AR meminta uang untuk ke warnet. Ia tidak tahu kalau anaknya pergi ke warnet hanya untuk nonton video begituan.
"Ia selalu bilang mau mengerjakan tugas ke warnet. Namun setelah kasus ini, saya akan larang dia ke warnet. Saya akan lebih mengetati pergaulannya," katanya.
Kasus tak senonoh yang melibatkan anak di bawah umur di Jawa Timur sebagian besar dipicu tontonan video hoho-hihi yang meluas di masyarakat.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku kaget terhadap para bocah ingusan yang berbuat keji terhadap siswi SMP. Sebab, pelaku berjumlah 8, itu masih SMP, bahkan ada yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), kelas 3,5 dan 6.
Risma pun sempat geram terhadap para tersangka yakni AS, AR (14), dan HM (14) kelas 3 SMP, kemudian yang SMP kelas 2 JS (14), AD (14). Sedangkan yang masih SD adalah MI (9) kelas 3 SD, BS (12) kelas 5 SD, dan MY (12) kelas 6 SD. Apalagi, Risma sendiri mendengar pengakuan dari di antara tersangka, kalau tidak ada yang mengajari untuk melakukan pemerkaosan.
"Siapa yang ngajarin seperti ini, masih SD kok sudah tahu?," tanya Risma pada MI, Kamis (12/5).
"Dari lihat warnet (warung internet), Bu," jawab MI, tersangka yang masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SD.
Risma, kembali mempertanyakan lagi, mengenai siapa yang mengajak untuk melakukan perbuatan seperti itu. Tersangka MI, kembali mengaku kalau yang mengajak itu adalah yang paling besar.
"Dia (AR) yang mengajak," jawab MI dengan polos.
Mendengar pengakuan tersebut, Risma pun mengatakan, kalau apa yang dilakukan itu salah. "Kamu tahu gak kalau perbuatan itu salah dan dosa besar. Kamu bisa masuk penjara dan disiksa di neraka," kata Risma.
Mendengar ucapan Risma, MI pun langsung menangis, dan tidak mengatakan apapun lagi.
©2016 Merdeka.com/Masfiatur Rochma |
Delapan pelaku yang masih belajar di bangku SD - SMP (Di antaranya ada yang masih duduk di kelas 3 dan 5 SD) itu, kini telah diamankan oleh pihak Polrestabes Surabaya pekan lalu. Karena masih di bawah umur, mereka tidak ditahan.
Salah satu bocah ingusan tersebut, AR (14), yang merupakan siswa kelas 2 SMP mengaku 'tegang' usai menonton video dewasa sehingga berani nekat melakukan perbuatan tak senonoh terhadap korban berinisial ZR (12).
Tidak hanya sendirian, Perbuatan itu juga dilakukan beramai-ramai bersama tujuh teman lainnya.
Ketika ditanya dari mana ia paham teknik yang dipraktekan tersebut, AR malu-malu menjawab.
Ia hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepala malu. Tetapi, akhirnya ia mau bercerita, meski tidak mau menceritakan secara mendetail.
"Tidak ada yang mengajari. Saya hanya sering lihat video hoho-hihi," katanya ketika ditemui di Polrestabes Surabaya, Jumat (13/5/2016). Video hoho-hihi adalah istilah baru untuk film khusus dewasa.
Para pelaku lainnya juga mengaku kerap menonton video hoho-hihi. Teman AR yang juga pelaku, MI (9) bahkan masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Namun, pengetahuan tentang perbuatan 'terlarang' yang dimilikinya melebihi teman-teman seusianya.
"Saya tahu itu ketika lihat di warnet," katanya.
AR mengaku sudah lama ketagihan nonton video hoho-hihi. Biasanya, Dalam seminggu ia melihat video seperti itu minimal 4 kali di warnet di dekat rumah di wilayah Ngagel.
Ia juga pernah menyimpan beberapa file video semacam itu di ponselnya.
"Bapak pernah memergoki video begituan di handphone saya dan ia langsung menghapusnya," ujarnya.
Riyanto, ayah AR mengakui pernah memergoki ada video tak senonoh di ponsel anaknya.
Ketika itu, dia langsung menghapusnya dan menasihati AR agar tidak menonton film orang dewasa.
Anaknya memang sering pergi ke warnet. Apalagi setelah ada warnet yang baru di dekat rumahnya. Ketika ditanya kenapa suka ke warnet, Alasannya biar mudah mengerjakan tugas dari sekolah.
Hampir tiap hari AR meminta uang untuk ke warnet. Ia tidak tahu kalau anaknya pergi ke warnet hanya untuk nonton video begituan.
"Ia selalu bilang mau mengerjakan tugas ke warnet. Namun setelah kasus ini, saya akan larang dia ke warnet. Saya akan lebih mengetati pergaulannya," katanya.
Kasus tak senonoh yang melibatkan anak di bawah umur di Jawa Timur sebagian besar dipicu tontonan video hoho-hihi yang meluas di masyarakat.
©2016 Merdeka.com/Masfiatur Rochma |
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku kaget terhadap para bocah ingusan yang berbuat keji terhadap siswi SMP. Sebab, pelaku berjumlah 8, itu masih SMP, bahkan ada yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), kelas 3,5 dan 6.
Risma pun sempat geram terhadap para tersangka yakni AS, AR (14), dan HM (14) kelas 3 SMP, kemudian yang SMP kelas 2 JS (14), AD (14). Sedangkan yang masih SD adalah MI (9) kelas 3 SD, BS (12) kelas 5 SD, dan MY (12) kelas 6 SD. Apalagi, Risma sendiri mendengar pengakuan dari di antara tersangka, kalau tidak ada yang mengajari untuk melakukan pemerkaosan.
"Siapa yang ngajarin seperti ini, masih SD kok sudah tahu?," tanya Risma pada MI, Kamis (12/5).
"Dari lihat warnet (warung internet), Bu," jawab MI, tersangka yang masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SD.
Risma, kembali mempertanyakan lagi, mengenai siapa yang mengajak untuk melakukan perbuatan seperti itu. Tersangka MI, kembali mengaku kalau yang mengajak itu adalah yang paling besar.
"Dia (AR) yang mengajak," jawab MI dengan polos.
Mendengar pengakuan tersebut, Risma pun mengatakan, kalau apa yang dilakukan itu salah. "Kamu tahu gak kalau perbuatan itu salah dan dosa besar. Kamu bisa masuk penjara dan disiksa di neraka," kata Risma.
Mendengar ucapan Risma, MI pun langsung menangis, dan tidak mengatakan apapun lagi.