Sejarah Ka’bah: Habiskan Biaya Spektakuler, Gereja Ini Ingin Saingi Kehebatan Ka’bah
Bagi umat Islam, Ka’bah merupakan kiblat yang diperintahkan Allah menghadapnya ketika shalat. Semua umat muslim dimana pun berada akan sama-sama mengarah kepada satu arah saja yakni ke Ka’bah. Jika musim haji, maka setiap muslim yang mampu menjalankannya akan seperti sebuah reuni akbar ketika berada di depan Kabah. Semua serba putih dan bergerak dengan alur yang sama demi satu tujuan, menjalankan kewajiban haji.
Ketika awal diperintahkannya shalat, Rasulullah menghadap Baitul Maqdis yang ada di Palestina atas dasar petunjuk Allah. Namun karena ketertarikannya kepada Ka’bah, maka Rasul pun berinisiatif memadukan keduanya dengan cara mengambil posisi di sebelah selatan Ka’bah. Sehingga ketika Rasulullah menghadap ke utara, otomatis ia berkiblat tak hanya ke Baitul Maqdis, namun juga ke arah Ka’bah.
Akan tetapi hal tersebut tidak bisa dilakukan lagi oleh Rasulullah ketika beliau harus hijrah ke Madinah bersama dengan para sahabat dan kaum muslim. Hal ini dikarenakan arahnya yang berlawanan. Maka Rasulullah hanya bisa menengadahkan wajahnya ke langit berharap ada wahyu yang turun supaya beliau dan yang lainnya bisa shalat menghadap Ka’bah.
Maka Turunlah ayat dari Allah:
“Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yng diberi Al Kitab memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya, Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS Al Baqarah 144)
Ka’bah Menjadi Rumah Pertama Di Muka Bumi
Sesungguhnya Ka’bah telah berdiri tegak sebelum manusia pertama yakni Nabi Adam turun ke bumi. Ka’bah tersebut dibuat oleh para malaikat dan Allah sendiri telah berfirman:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS Ali Imran 96)
Tak salah jika sebelum kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Ka’bah sudah ramai dengan berbagai kegiatan. Salah satunya adalah ibadah haji yang telah dikenal karena sudah dilakukan oleh nenek moyang mereka yakni Nabi Ibrahim dan Ismail ‘Alaihi Salam. Maka Ka’bah pun dipenuhi manusia ketika waktu ibadah haji.
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS Al Hajj 27)
Rasa Dengki Kaum Nasrani Pada Islam
Sudah diketahui dalam Al Quran bahwa kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela dan ridho akan kemajuan Islam sehingga mereka pun akan berusaha sekuat tenaga bagaimana caranya untuk bisa memurtadkan umat Islam. Oleh sebab itu, umat Islam perlu mewaspadai setiap gerak gerik yang dilakukan mereka karena bisa jadi bertujuan menghancurkan umat Islam.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS Al Baqarah 120)
Dalam tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Jarir menjelaskan ayat tersebut dengan ucapan, “Wahai Muhammad, orang Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan rela kepadamu. Maka berhentilah mengharap kerelaan dan kesepakatan mereka. Dan fokuslah mengharap ridho Allah dalam mendoakan mereka untuk menerima kebenaran yang diamanahkan Allah padamu.”
Salah satu surat dalam Al Quran yakni surat Al Fiil menjelaskan bagaimana kedengkian umat Nasrani begitu besar terhadap Ka’bah. Ketika itu Raja Abrahah As Syram berusaha ingin menghancurkan Kabah. Akan tetapi Allah menyelamatkan bangunan tersebut dengan cara mengutus burung Ababil dengan membawa batu neraka sehingga pasukan gajah pun mati terbakar.
Mengapa Raja Abrahah mau menghancurkan Ka’bah? Apa yang melatar belakanginya?
Berdasarkan riwayat Syaikh Mamduh Farhan Al Buhairi, demi bisa mengambil hati Raja Najasy, Raja Abrahah membangun gereja yang sangat besar dan megah. Raja Najasy dan Raja Abrahah memang merupakan teman seperjuangan yang sebelumnya berperang melawan Raja Dzun Nawas, seorang Raja Yahudi yang membakar 20 ribu umat Nasrani.
Gereja megah tersebut dinamakan Al Qallis dengan tinggi bangunan 60 hasta yang dilengkapi dengan marmer. Selain itu terdapat pagar denngan tinggi 200 hasta yang memisahkan gereja tersebut dengan halamannya.
Paduan warna mamer dalam pembangunan gereja tersebut benar-benar megah dan Raja Abrahah ingin agar bangsa Arab bisa berhaji ke gereja tersebut. Akan tetapi ternyata hati umat Islam tak sedikit pun tertarik dengan gereja yang super megah dan dibuat oleh Raja Abrahah. Umat Islam terutama pada musim haji tetap memenuhi sekitar Ka’bah. Semetara gereja yang dibangun hanya dihuni oleh kaum Nasrani Yaman saja sehingga ia pun marah besar.
Maka Raja Abrahah mengirim 13 pasukan gajah yang berbadan besar untuk menyerang Ka’bah. Mereka menempuh jarak yang panjang dan ketika baru sampai di luar Ka’bah, ternyata mereka disambut dengan pasukan burung Ababil yang membinasakan mereka semuanya.
Demikian kisah yang menceritakan bahwa sehebat apapun kaum kafir berencana untuk menyesatkan dan menarik hati umat Islam, maka pertolongan Allah lebih mendahului rencana mereka.
Semoga keyakinan kita akan agama islam dan pertolongan Allah semakin kuat dan teguh. Aamiin