Meski Dalam Kesulitan Hidup, Rasulullah Tetap Memberikan Kebahagiaan Kepada Yang Lain
Rasulullah saat itu tidak memiliki uang sepeserpun dan baju yang dimilikinya harus segera diganti karena sudah tidak layak pakai. Meski Allah memberikan kemudahan bagi Rasul untuk mengirimkan kekayaan yang berlimpah ruah, namun Rasulullah tidaklah mempergunakan kemudahan tersebut. Malaikat pun pernah menawarkan sebuah gunung yang bisa berubah menjadi butiran emas demi agar kebutuhan Rasulullah tercukupi. Namun Rasulullah sangat berkasih sayang kepada mereka yang fakir sehingga ia tak ingin umatnya yang fakir kehilangan teladan.
Berbagai ujian kesabaran telah beliau alami mulai dari kelaparan hingga penderitaan. Meski begitu, Rasulullah tetap saja bersyukur atas nikmat yang telah Allah beri. Karena sifat itulah, umat bisa menteladani Rasulullah ketika dalam kesulitan hidup dan bersabar dalam menjalani kefakiran yang menjadi takdir Allah.
Suatu hari Rasulullah pun mendapatkan 8 dirham dari sisa keuangannya dan beliau kemudian pergi ke sebuah pasar untuk berbelanja pakaian seadanya. Meskipun miskin, Rasulullah hidup dalam kebahagiaan dan kesyukuran.
Ketika berada di pasar, Rasulullah menemukan seorang wanita yang tertunduk menangis. Setelah ditanya, ternyata ia telah kehilangan uang. Maka dari sedikit uang yang didapatnya, beliau bagikan sebanyak 2 dirham kepada wanita itu. Dengan bijak Rasul pun mencoba menenangkan hati wanita yang tengah bersedih tersebut.
Melihat pasar yang semakin ramai, akhirnya Rasulullah meneruskan perjalanannya untuk membeli pakaian. Di lorong-lorong pasar, banyak sekali orang-orang yang menegur Rasul dengan penuh hormat. Maka Rasulullah pun menjawab salam mereka dan memuji kebesaran Allah.
Saat berada di pedagang yang dituju, Rasulullah pun memilih sepasang baju dengan harga 4 dirham. Dengan penuh kebahagiaan, Rasulullah kemudian beranjak pergi untuk kembali pulang ke rumahnya. Akan tetapi dalam perjalanan pulang, Rasulullah bertemu dengan seorang laki-laki tua yang bertelanjang. Melihat Rasulullah membawa sepasang pakaian, maka laki-laki itu pun meminta sepotong baju untuk bisa dipakainya. Dengan kasih sayangnya, Rasul pun memberikan baju yang dibelinya tadi.
Tersisa uang 2 dirham, Rasul beranjak kembali ke pasar untuk membeli baju lagi. Namun karena sedikit uang yang tersisa, beliau hanya mendapatkan baju yang jelek dan terbuat dari bahan yang kasar. Meski begitu, Rasulullah tetap bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya.
Langkahnya untuk pulang semakin dipercepat mengingat hari itu matahari begitu panas dan ditambah angin gurun yang membuat badan menjadi tidak karuan. Di perjalanan dekat pasar, beliau ternyata bertemu lagi dengan wanita yang menangis tersebut. Wanita itu terlihat kebingungan dan Rasulullah kemudian mendekatinya serta bertanya. Ternyata wanita itu merupakan seorang hamba sahaya dan ia takut untuk datang ke rumah majikannya karena ia telah terlambat untuk sampai ke rumah majikannya. Mendengar hal tersebut maka Rasul pun menawarkan untuk mengantarkannya pulang.
Hati wanita itu pun terasa tenang karena bisa diantar oleh Rasulullah sehingga ia berpikir bahwa majikannya tidak akan memarahinya. Ketika Rasulullah mengucapkan salam di depan rumah mereka, seisi rumah tampak hening tak ada yang menjawab. Ternyata majikan dari wnaita ini dan keluarganya begitu mengenal suara tersebut dan bahagia karena kedatangan seorang yang mulia.
Rasulullah kemudian mengucapkan salam lagi dan setelah yang ketiga kalinya barulah mereka serentak menjawab salam beliau. Rasulullah mempertanyakan mengapa mereka tak menjawab salamnya dan mereka pun menjawab bahwa sebenarnya mereka telah mendengar namun merasa heran sehingga lupa untuk menjawab.
Rasulullah kemudian menjelaskan tujuannya datang ke rumah tersebut yaitu untuk mengantarkan hamba sahaya yang terlambat pulang dari pasar. Beliau pun berpesan agar tidak memarahinya. Jika pun ingin memarahi, maka beliaulah yang harus mereka marahi.
Mendengar ucapan dari manusia yang begitu mulia dan penuh kasih sayang tersebut, majikan wanita itu tidak marah dan memaafkannya. Bahkan ia membebaskan pula wanita tersebut sehingga menjadi wanita merdeka seutuhnya. Mendengar hal itu, wanita tersebut bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Rasulullah karena menjadi jalan untuk kebebasannya.
Rasulullah pun tak kalah bahagia karena bisa membebaskan seorang hamba sahaya tanpa harus menebusnya dengan uang yang besar. Setelah itu Rasulullah pun mendoakan agar wanita tersebut menjadi seorang wanita yang mampu taat kepada Allah dan menjauhi laranganNya.
Rasulullah kemudian berucap, “Belum pernah kutemui berkah angka delapan sebagaimana hari ini. Delapan dirham yang mampu mengamankan seseorang dari ketakutan, dua orang yang membutuhkan serta memerdekakan seorang budak.”
Sebuah pembelajaran untuk kita semua bahwa pribadi Rasulullah merupakan pribadi yang agung sehingga patutlah kita mencontohnya. Ketika kita dalam keadaan sesusah apapun, janganlah enggan untuk menolong orang lain. Karena bisa jadi itu merupakan jalan yang telah Allah pilih untuk menyelesaikan kesusahan kita.
Semoga kita semua bisa bersanding dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di akhirat kelak. Aamiin