Malam Pertama Disuruh Masak, Pengantin Ini Mendapatkan Kejutan
Kisah ini bermula dari sepasang suami istri yang baru melaksanakan walimahan dan hendak menikmati malam pertama di sebuah apartemen. Tentu saja ini menjadi aktivitas privasi bagi mereka berdua yang telah sah menjadi sepasang suami istri.
Keduanya memang masih malu-malu kucing sehingga hanya bisa saling terdiam di atas ranjang. Sesekali kadang mereka saling menatap seakan tak percaya telah bisa menjadi sepasang suami istri yang sah dan bebas melakukan apa saja. Akan tetapi keadaan menjadi terganggu ketika sebuah telepon genggam milik pengantin laki-laki berdering kencang dan ia kemudian mengangkatnya. Ternyata teman-temannya yang tadinya akan menghadiri walimahan rupanya mengalami kerusakan pada kendaraannya sehingga tidak bisa datang tepat waktu. Akan tetapi mereka tengah dalam perjalanan menuju apartemen, jika pasangan itu mengizinkan.
Ternyata pengantin laki-laki mengizinkan mereka dan malah bertanya apakah mereka telah makan atau belum. Dengan nada polos, temannnya menjawab belum makan.
“Baiklah, aku akan minta istriku untuk menyiapkan makanan untuk kalian.” Ucap si pengantin laki-laki
Teman-temannya penuh keheranan mengatakan, “Hah, mana mungkin pengantin wanita di malam pertamanya mau menyiapkan makanan untuk tamu?”
Dengan santai pengantin laki-laki menjawab, “Kalau dia tidak mau, paling aku belikan makanan yang sudah jadi.”
Setelah telepon ditutup, pengantin laki-laki itu kemudian menyampaikan kepada istrinya bahwa teman-temannya akan datang malam ini dan berkata, “Kita siapkan makan malam untuk mereka ya. Mereka datang dari jauh. Tadi mobilnya mogok. Insyaallah ini bagian dari memuliakan tamu.”
Mendengar hal itu, istrinya hanya bisa mengangguk, meski dalam hati ia begitu keberatan harus diganggu oleh tamu dan menyiapkan makanan untuk mereka.
Sesaat kemudian, laki-laki itu keluar apartemen untuk membeli makanan ke supermarket. Dan ketika datang ke apartemen, ternyata ia justru membeli bahan-bahan yang masih mentah. Ia kemudian berkata, “Tolong buatkan masakan untuk tamu kita, ya!” Sontak hati wanita mana yang mau melaksanakan tugas memasak di malam pertamanya. Namun karena ketaatannya, ia pun kemudian menuruti keinginan sang suami.
Saat memasak, mata pengantin wanita begitu berkaca-kaca dan akhirnya deraian air mata sesekali membasahi pipinya. Malam yang harusnya diisi dengan kebahagiaan, ternyata harus disesaki dengan rutinitas menyambut tamu yang terlambat.
Tak beberapa lama, bel pun berbunyi dan terdengar suara, “Assalamu’alaikum..” Ternyata teman-teman pengantin pria telah datang dan pas kebetulan sang istri sudah hampir selesai memasak.
Teman-teman pengantin pria yang berjumlah 10 orang tersebut nampak terpana melihat pengantin wanita mau membuat jamuan makan malam untuk mereka. Maka setelah dipersilakan, mereka pun makan dan berbincang-bincang sebentar. Kemudian mereka berpamitan serta meminta maaf karena telah mengganggu waktu malam pertama pengantin tersebut.
Di saat sang suami mengantarkan teman-temannya ke pintu apartemen, istrinya membatin dan berkata dalam hati, “Mungkin sebaiknya aku minta diantar pulang ke rumah orang tuaku.” Akan tetapi ia terkejut ketika sang suami memberikan uang sebanyak 50 ribu riyal kepadanya.
Merasa heran, istrinya kemudian berkata, “Uang apa ini?”
“Ternyata tadi teman-temanku telah berjanji jika engkau memasak untuk mereka malam ini, mereka akan memberikan masing-masing uang 5 ribu riyal. Mereka berdecak kagum melihat engkau ternyata mau membuat jamuan makan di malam pertama kita ini.”
Sungguh perasaan membatin istrinya berganti dengan kebahagiaan karena Allah telah memberikan hadiah yang sangat besar. Lewat ketaatannya pada suami dan menghormati tamu, Allah memberikan hadiah sebesar 50 ribu riyal atau setara dengan 190 juta. Ia pun mendapatkan pujian dari suaminya dan tanda karunia itu pun menghangatkan suasana malam pertama mereka dengan penuh kesyukuran. Sementara untuk aktivitas malam pertama yang sebenarnya masih bisa dilakukan toh baru tengah malam ini.
Subhaanallah, tidak ada kebaikan tanpa ada balasan dari Allah jika kita mau ikhlas. Karenanya tanamkan keikhlasan meski harus mengorbankan dahulu kepentingan sendiri.
Wallahu A’lam