Kisah Nyata: Tak Menjaga Kehormatannya, Istri Yang Baru Dinikahi Tewas Mengenaskan
Sungguh tragis kejadian malam pertama yang dialami remaja putri dari Pakistan ini. Khanzadi Lashari, begitulah nama wanita berusia 19 tahun yang mengalami nasib memilukan tersebut. Ia menikah dengan Qalandar Baksh Khokhar yang usianya terpaut 9 tahun lebih tua darinya. Qalandar Baksh Khokhar masih terbilang sepupu dari Khanzadi Lashari.
Saat upacara pernikahan, keduanya terlihat menikmati acara tersebut. Raut bahagia dan senyuman manis selalu menghiasi wajah mereka. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan saudara lelaki Khanzadi pada media lokal.
“Pernikahan itu berjalan lancar”. Ungkapnya. “Semua orang termasuk pasangan menikmati upacara tersebut. Pernikahan ini berlangsung dengan kesepakatan bersama dan kami tidak melihat hal negatif dari Qalandar Baksh”.
Namun keluarga menjadi panik dan melapor pada polisi karena Khanzadi yang telah dibawa pulang suaminya tidak dapat dihubungi dan tak juga muncul. Akhirnya polisi melakukan penggeledahan dan menemukan Khanzadi Lashari telah menjadi mayat. Jasad wanita itu terlentang di tempat tidurnya, di rumah yang terletak di distrik Jacobabad, provinsi Sindh. Ironisnya ia masih mengenakan pakaian pengantinnya.
Hasil penyelidikan polisi menemukan bahwa Khanzadi meninggal akibat luka jeratan di leher. Melihat kondisi mayat yang masih lengkap mengenakan pakaian pengantin ditambah ketiadaan akan keberadaan sang suami maka kecurigaan polisi pun kuat mengarah pada Qalandar sebagai pelaku pembunuhan.
Setelah melakukan pencarian, akhirnya Qalandar berhasil ditangkap, itupun dengan cara ditembak kakinya karena mencoba melarikan diri. Kepada polisi, pemuda berusia 28 tahun itu mengaku bahwa ia dengan tega membunuh Khanzadi karena merasa kecewa akan istrinya tersebut.
Malam pertama yang digadang-gadang menjadi malam penuh kebahagiaan berbalik total 360 derajat setelah ia menyadari bahwa istrinya tidak perawan lagi. Maka demi menjaga ‘kehormatan’ keluarga ia menghabisi nyawa istrinya itu.
Nasi sudah menjadi bubur, Qalandar harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Alih-alih mendapat pelukan hangat sang istri, kini Qalandar harus menghabiskan hari-harinya di balik dinginnya jeruji besi hingga menunggu keputusan akhir hakim akan nasib selanjutnya.
***
Ada 2 pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kejadian tragis ini. Pelajaran pertama tertuju pada kaum hawa yakni agar kaum hawa harus menjaga kesucian dirinya. Jangan jual murah kesucian diri pada lelaki tidak halal di luaran sana hanya demi kesenangan sesaat. Atau jangan tertipu dengan iming-iming uang dan harta benda lainnya hingga rela menyerahkan diri di tangan lelaki hidung belang.
Jagalah selalu kehormatan hingga dipertemukan-Nya dengan jodoh halalmu dalam ikatan suci pernikahan. Salah satu cara menjaga kehormatan diri ialah dengan selalu menutup aurat ketika pergi ke luar rumah. Jangan mengundang bahaya dengan menyuguhkan pemandangan yang membangkitkan niat jahat kaum lelaki.
Banyak contoh kasus dimana seorang wanita dihancurkan kehormatannya oleh lelaki tak dikenal kemudian ditinggalkan begitu saja di daerah terpencil atau di rimbunnya semak-semak. Nau’dzubillahi min dzalika. Semoga saudariku semua dihindarkan-Nya dari kejadian yang demikian. Maka tutuplah auratmu dan mohonlah perlindungan-Nya.
Pelajaran kedua tertuju pada kaum adam dimana kaum adam harus mengerti bahwa perawan atau tidaknya seorang wanita tidak selalu bisa ditentukan oleh masih bagus atau tidaknya selaput dara. Selaput dara bisa saja robek oleh aktivitas fisik seperti panjat-memanjat atau bersepeda. Maka dari itu janganlah kemudian terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa sang istri tak lagi perawan setelah melalui malam pertama.
Mungkin saja selaput dara sang istri memang rusak karena aktivitas fisik tadi. Tanyalah dengan baik-baik tanpa harus melakukan tindak kekerasan apalagi menghilangkan nyawanya. Jika Anda tidak percaya akan pengakuan istri, maka Anda bisa melakukan penyelidikan lewat teman-temannya.
Berdo’alah kepada Allah agar kebenaran yang sesungguhnya terungkap dengan bantuan-Nya. Namun sekali lagi perlu ditegaskan bahwa perbuatan yang didorong amarah tidak akan pernah berbuah maslahat.