Kisah Nyata: 4 Tahun Kumpulkan Uang Receh, Guru Ngaji Ini Akhirnya Bisa Umrah
Sungguh melaksanakan ibadah ke tanah suci, baik itu umrah ataupun haji adalah impian setiap umat islam. Seperti itu juga keinginan wanita ini yang berprofesi sebagai guru ngaji di salah satu daerah yang ada di Palembang, Sumatera Selatan.
Ibu Erliyati, itulah nama guru ngaji yang memiliki tekad kuat untuk bisa menapaki jejak di depan Ka’bah. Dengan tekad kuatnya tersebut, ia sedikit demi sedikit mengumpulkan recehan selama 4 tahun lamanya dan setelah dijumlahkan ternyata terkumpullah uang satu juta. Dengan jumlah tersebut, Ibu Erliyati pun segera mendatangi salah satu bank untuk membuat tabungan haji.
Ibu Erliyati benar-benar membawa sejumlah recehan dengan total satu juta. Hal ini juga dijelaskan oleh customer service bank tersebut yang awalnya tidak percaya ada seorang guru ngaji yang benar-benar bertekad untuk bisa berangkat umrah lewat recehan yang dikumpulkannya.
Apa yang menjadi niat tulusnya akhirnya berbuah kebahagiaan. Dengan hanya modal satu juta, ia bisa melaksanakan umrah dan menghadap langsung ke Baitullah serta berangkat bulan April ini. Ia terpilih menjadi salah satu dari 6 orang yang diseleksi oleh pihak bank tersebut sebagai guru dengan dedikasi terbaik.
Selain Ibu Erliyati, ada pula ibu Upi yang menjalani tugas sebagai guru di sebuah masdrasah. Hampir setiap hari ia harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer untuk bisa sampai ke tempat mengajarnya. Hal ini berbanding terbalik dengan penghasilan yang didapatnya selama mengajar.
Dengan idzin Allah, keduanya pun bisa berangkat ke tanah suci tanpa harus mengeluarkan uang layaknya jamaah umrah lainnya.
Subhaanallah, sesungguhnya niat yang kuat disertai dengan ikhtiar yang maksimal akan menjadi jalan untuk Allah memudahkan hambaNya menuju apa yang dicita-citakan. Semoga kita pun yang ingin berangkat umrah ataupun niat baik lainnya, mau sekuat tenaga untuk berikhtiar dan berdoa.
Layaknya seorang anak yang menginginkan sepeda dan ia berusaha mengumpulkan uang jajannya yang tak seberapa. Lantas ia bersungguh-sungguh mengumpulkannya, maka orang tuanya pun membelikan sepeda tersebut.
Wallahu A’lam