Ini Alasan Kenapa Jasad Nabi Dan Syuhada Tidak Membusuk Dan Ditelan Bumi │ Amalan yang tertinggi bagi seorang muslim adalah jihad fisabilillah. Sungguh tidak ada nilai yang sebanding jihad jika disandingkan dengan kesenangan hidup di dunia. Ini karena setiap kesusahan, penderitaan dan perjuangan dalam menegakkan Islam akan dibayar lunas dengan surga yang abadi. Dengan demikian mujahid memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah.
Hampir semua muslim memiliki cita-cita untuk mati sebagai syuhada. Perjuangannya akan selalu dikenang dari masa ke masa. Bahkan Allah Ta’ala pun telah berfirman, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS Al Baqarah 154)
Apa maksud Allah bahwa mereka itu “hidup”? Sebagian menyatakan bahwa arti “hidup” disini adalah semangat perjuangannya. Padahal yang sebenarnya adalah jasad dari para Nabi dan syuhada memang utuh atau tidak membusuk seperti kebanyakan manusia lainnya. Keterangan ini didapat berdasarkan hadist Nabi yang mengatakan:
“Sesungguhnya yang paling utama di antara hari kalian adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan dan dimatikan. Pada hari ini pula terjadi peniupan sangkakala dan kematian massal. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari ini karena shalawat kalian itu akan diperlihatkan kepadaku.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami akan diperlihatkan kepadamu sedang jasadmu telah lapuk (remuk)” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan (binatang) tanah memakan jasad para Nabi ‘alaihimus salam.” (Riwayat An- Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dari keterangan yang cukup membuat aneh dan penasaran tersebut, maka Dr Abdul Hamid Al Qudhah pun mencoba sebuah penelitian. Hasilnya telah ditulis dalam buku Al Mikrubat wa Karamatusy Syuhada (Jasad Syuhada Tak Membusuk).
Dalam bukunya ia menuliskan bahwa hal ini berkaitan dengan kepatuhan mikroba kepada Allah. Allah-lah yang telah menciptakan mikroba dan Dia pula yang berhak memerintahkan apapun pada makhluk pengurai tersebut.
Di Masjid Al Mujahidin kampus UNY, sebuah buku “The Miracle of Shaheed” telah dibedah oleh Dr Wahyu dimana dalam pembahasan tersebut dikupas tuntas tentang bagaimana jasad orang yang meninggal dunia terurai. Dalam penjelasannya diketahui bahwa jasad makhluk hidup yang telah mati akan melalui proses dekomposisi atau pembusuk. Ini terjadi karena proses autolis dan aktiviti mikroorganisme. Lebih lanjut diterangkan bahwa dalam waktu lima hari jasad tersebut akan mulai membusuk dimana terjadi pula penggelembungan pada daerah perut dan scrotum.
Pembusukan tersebut terjadi oleh sejumlah mikroba yang menjadi pasukan Allah dan bertugas untuk menguraikan jasad manusia yang telah meninggal.
Meski begitu, Allah pula yang berhak menghentikan para mikroba untuk memakan jasad para Nabi, Syuhada bahkan orang yang hafidz Al Quran dikarenakan kedudukan mereka yang mulia di sisi Allah.
Baca Juga:
Semoga keterangan tersebut memberikan kita keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang berkuasa menentukan segala yang tidak mungkin dalam pikiran manusia. Dengan begitu kita tidak mengkultuskan secara berlebihan akan jasad dari Nabi, Syuhada dan orang-orang yang shaleh tersebut. Bahkan harusnya kita mengikuti amalan dan jejak langkah perjuangan mereka dalam agama Islam.
Wallahu A’lam
Hampir semua muslim memiliki cita-cita untuk mati sebagai syuhada. Perjuangannya akan selalu dikenang dari masa ke masa. Bahkan Allah Ta’ala pun telah berfirman, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS Al Baqarah 154)
Apa maksud Allah bahwa mereka itu “hidup”? Sebagian menyatakan bahwa arti “hidup” disini adalah semangat perjuangannya. Padahal yang sebenarnya adalah jasad dari para Nabi dan syuhada memang utuh atau tidak membusuk seperti kebanyakan manusia lainnya. Keterangan ini didapat berdasarkan hadist Nabi yang mengatakan:
“Sesungguhnya yang paling utama di antara hari kalian adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan dan dimatikan. Pada hari ini pula terjadi peniupan sangkakala dan kematian massal. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari ini karena shalawat kalian itu akan diperlihatkan kepadaku.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami akan diperlihatkan kepadamu sedang jasadmu telah lapuk (remuk)” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan (binatang) tanah memakan jasad para Nabi ‘alaihimus salam.” (Riwayat An- Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dari keterangan yang cukup membuat aneh dan penasaran tersebut, maka Dr Abdul Hamid Al Qudhah pun mencoba sebuah penelitian. Hasilnya telah ditulis dalam buku Al Mikrubat wa Karamatusy Syuhada (Jasad Syuhada Tak Membusuk).
Dalam bukunya ia menuliskan bahwa hal ini berkaitan dengan kepatuhan mikroba kepada Allah. Allah-lah yang telah menciptakan mikroba dan Dia pula yang berhak memerintahkan apapun pada makhluk pengurai tersebut.
Di Masjid Al Mujahidin kampus UNY, sebuah buku “The Miracle of Shaheed” telah dibedah oleh Dr Wahyu dimana dalam pembahasan tersebut dikupas tuntas tentang bagaimana jasad orang yang meninggal dunia terurai. Dalam penjelasannya diketahui bahwa jasad makhluk hidup yang telah mati akan melalui proses dekomposisi atau pembusuk. Ini terjadi karena proses autolis dan aktiviti mikroorganisme. Lebih lanjut diterangkan bahwa dalam waktu lima hari jasad tersebut akan mulai membusuk dimana terjadi pula penggelembungan pada daerah perut dan scrotum.
Pembusukan tersebut terjadi oleh sejumlah mikroba yang menjadi pasukan Allah dan bertugas untuk menguraikan jasad manusia yang telah meninggal.
Meski begitu, Allah pula yang berhak menghentikan para mikroba untuk memakan jasad para Nabi, Syuhada bahkan orang yang hafidz Al Quran dikarenakan kedudukan mereka yang mulia di sisi Allah.
Baca Juga:
- MASYAALLAH.. Jenazah Umar Bin Khattab Masih Utuh
- Meski Puluhan Tahun Dikubur, 3 Jenazah Ini Masih Utuh
Semoga keterangan tersebut memberikan kita keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang berkuasa menentukan segala yang tidak mungkin dalam pikiran manusia. Dengan begitu kita tidak mengkultuskan secara berlebihan akan jasad dari Nabi, Syuhada dan orang-orang yang shaleh tersebut. Bahkan harusnya kita mengikuti amalan dan jejak langkah perjuangan mereka dalam agama Islam.
Wallahu A’lam