Jalan Usaha Kandas? Bacalah Do’a Ini │ Jalan usaha jarang yang mulus, malah ia bergelombang, mendaki dan menurun curam. Liku-liku dan terjalnya jalan yang dilalui membuat roda yang dipakai menjadi gundul, kadang pula ia copot dari tempatnya berada. Mungkin banyak yang punya roda cadangan hingga ia bisa mengganti roda yang gundul dan melanjutkan perjalanan. Tapi tak sedikit pula yang terpaksa menghentikan laju kendaraan dan memilih berjalan tertatih-tatih.
Itulah dunia usaha, untung dan ruginya tak bisa kita prediksi. Namun janganlah kerugian demi kerugian yang melanda, menggoyahkan hati kita. Langkah boleh saja goyah, berhentilah sejenak dan ambil napas rehat. Tapi hati tidak boleh tergelincir ke dalam lembah putus asa. Jika ini terjadi, maka kaki yang sempat terhenti tak akan mampu mengambil langkah baru untuk maju. Ia akan diam di tempat, terkubur dalam debu keterpurukan yang hanya menghasilkan buah keluh kesah.
Sebenarnya jika jalan usaha kita kandas, ada satu untaian do’a yang insyaAllah akan memberikan kekuatan pada diri yang sedang bimbang. Do’anya pendek saja, hingga tak membuat lidah kelu. Namun jika do’a ini dihayati dengan hati sanubari paling dalam maka keampuhan do’a ini akan langsung terasa.
Do’a itu adalah ‘Laa haula wa laa quwwata illa Billah’ (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan idzin Allah)
Do’a itu mengandung pengakuan bahwa manusia tidak mempunyai daya dan kekuatan kecuali dengan idzin Allah. Hingga manusia akan menyerahkan hasil dari usaha yang ia lakukan pada keputusan akhir-Nya. Ia tidak akan berkeluh kesah jika usahanya menemui kegagalan. Asalkan ia telah mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya dalam menjalankan usaha tersebut.
Ia sadar bahwa Allah-lah yang menentukan hasil akhir. Dan perkara rezeki memang sudah ditentukan kadar yang akan dimiliki tiap-tiap manusia. Hingga gagalnya usaha yang tengah dirintis dapat diartikan bahwa memang ia tidak ditakdirkan memiliki rezeki dari usaha tersebut.
Namun sudah ditetapkannya rezeki dari masing-masing orang, bukan berarti manusia boleh berhenti berusaha. Ketetapan banyak sedikitnya rezeki yang ditakdirkan akan menjadi milik kita sengaja menjadi salah satu rahasia-Nya. Kerahasiaan ini mengandung hikmah bahwa manusia harus tetap berusaha mengerahkan ikhtiar terbaik dalam mencari rezeki.
Maka dari itu, dengan ‘Laa haula wa laa quwwata illa billahi' marilah kita bangkit dari kegagalan usaha yang dialami. Berdirilah dari lubang keterpurukan, ambillah langkah pertama untuk keluar darinya. Jalinlah kembali silaturahmi dengan semua orang hingga mungkin satu diantara sekian orang yang ditemui bisa menjadi investor dana usaha baru yang hendak digeluti. InsyaAllah, karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan idzin Allah.
Itulah dunia usaha, untung dan ruginya tak bisa kita prediksi. Namun janganlah kerugian demi kerugian yang melanda, menggoyahkan hati kita. Langkah boleh saja goyah, berhentilah sejenak dan ambil napas rehat. Tapi hati tidak boleh tergelincir ke dalam lembah putus asa. Jika ini terjadi, maka kaki yang sempat terhenti tak akan mampu mengambil langkah baru untuk maju. Ia akan diam di tempat, terkubur dalam debu keterpurukan yang hanya menghasilkan buah keluh kesah.
Sebenarnya jika jalan usaha kita kandas, ada satu untaian do’a yang insyaAllah akan memberikan kekuatan pada diri yang sedang bimbang. Do’anya pendek saja, hingga tak membuat lidah kelu. Namun jika do’a ini dihayati dengan hati sanubari paling dalam maka keampuhan do’a ini akan langsung terasa.
Do’a itu adalah ‘Laa haula wa laa quwwata illa Billah’ (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan idzin Allah)
Do’a itu mengandung pengakuan bahwa manusia tidak mempunyai daya dan kekuatan kecuali dengan idzin Allah. Hingga manusia akan menyerahkan hasil dari usaha yang ia lakukan pada keputusan akhir-Nya. Ia tidak akan berkeluh kesah jika usahanya menemui kegagalan. Asalkan ia telah mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya dalam menjalankan usaha tersebut.
Ia sadar bahwa Allah-lah yang menentukan hasil akhir. Dan perkara rezeki memang sudah ditentukan kadar yang akan dimiliki tiap-tiap manusia. Hingga gagalnya usaha yang tengah dirintis dapat diartikan bahwa memang ia tidak ditakdirkan memiliki rezeki dari usaha tersebut.
Namun sudah ditetapkannya rezeki dari masing-masing orang, bukan berarti manusia boleh berhenti berusaha. Ketetapan banyak sedikitnya rezeki yang ditakdirkan akan menjadi milik kita sengaja menjadi salah satu rahasia-Nya. Kerahasiaan ini mengandung hikmah bahwa manusia harus tetap berusaha mengerahkan ikhtiar terbaik dalam mencari rezeki.
Maka dari itu, dengan ‘Laa haula wa laa quwwata illa billahi' marilah kita bangkit dari kegagalan usaha yang dialami. Berdirilah dari lubang keterpurukan, ambillah langkah pertama untuk keluar darinya. Jalinlah kembali silaturahmi dengan semua orang hingga mungkin satu diantara sekian orang yang ditemui bisa menjadi investor dana usaha baru yang hendak digeluti. InsyaAllah, karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan idzin Allah.