Inilah Pengertian Mawaddah Dan Rahmah Yang Sebenarnya? │ Dalam sebuah pernikahan, sering kita mendoakan kepada kedua mempelai dengan ucapan, “Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.” Jika sakinah diartikan sebagai sebuah ketenangan dalam keluarga, lantas bagaimanakah arti dari mawaddah warahmah yang sebenarnya?
Sebenarnya ucapan tersebut diambil dari Al Quran surat Ar Rum yang juga selalu tertulis dalam kartu undangan pengantin.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar Rum 21).
Dalam tafsir Al Qurthubi, Ibnu Abbas menjelaskan bahwa mawaddah merupakan sikap cinta seorang suami terhadap istrinya. Sementara Rahmah merupakan kasih sayang terhadap seorang istri.
Adapun menurut Al Ghazali dalam Qadhaya al Mar’ah bainat Taqalid ar Rakidah wal wafidah, Rahmah tidak akan muncul ketika melihat fisik, melainkan muncul dari hati yang bersih, akhlak yang mulia dan latar belakang yang baik.
Jadi mawaddah merupakan rasa cinta yang timbul akibat melihat fisik ataupun materi. Suami akan terlebih dahulu merasakan mawaddah kepada seorang wanita. Dari sanalah timbul hasrat untuk memiliki dan ingin melakukan hubungan suami istri. Itulah yang dinamakan mawaddah.
Sementara Rahmah merupakan sebuah cinta yang bukan didasarkan karena fisik, melainkan karena faktor non fisik seperti akhlak, keshalehan dan hal yang merupakan sebuah sifat. Karena sifat rahmah inilah sepasang suami istri bisa langgeng hingga kakek nenek, meski sudah tidak bisa melakukan hubungan layaknya suami istri seperti dahulu.
Sifat Rahmah ini pula yang menjadikan rasa kasih sayang tetap tumbuh subur meski tidur saling berpunggungan. Dan sifat Rahmah ini pula yang menjadikan rumah tangga tetap harmonis hingga ajal menjemput.
Karenanya jika ingin memiliki rumah tangga yang langgeng, tanamkanlah sifat mawaddah dan rahmah secara seimbang. Ada pun jika sepasang suami hanya mengandalkan mawaddah, maka pernikahan tersebut hanya akan bertahan beberapa tahun saja. Sementara ketika wajah telah keriput dan rambut sudah memutih, maka sifat Rahmah lah yang lebih banyak berperan.
Sudahkah kita menemukan hal yang membuat sifat Rahmah kita muncul terhadap pasangan?
Sebenarnya ucapan tersebut diambil dari Al Quran surat Ar Rum yang juga selalu tertulis dalam kartu undangan pengantin.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar Rum 21).
Dalam tafsir Al Qurthubi, Ibnu Abbas menjelaskan bahwa mawaddah merupakan sikap cinta seorang suami terhadap istrinya. Sementara Rahmah merupakan kasih sayang terhadap seorang istri.
Adapun menurut Al Ghazali dalam Qadhaya al Mar’ah bainat Taqalid ar Rakidah wal wafidah, Rahmah tidak akan muncul ketika melihat fisik, melainkan muncul dari hati yang bersih, akhlak yang mulia dan latar belakang yang baik.
Jadi mawaddah merupakan rasa cinta yang timbul akibat melihat fisik ataupun materi. Suami akan terlebih dahulu merasakan mawaddah kepada seorang wanita. Dari sanalah timbul hasrat untuk memiliki dan ingin melakukan hubungan suami istri. Itulah yang dinamakan mawaddah.
Sementara Rahmah merupakan sebuah cinta yang bukan didasarkan karena fisik, melainkan karena faktor non fisik seperti akhlak, keshalehan dan hal yang merupakan sebuah sifat. Karena sifat rahmah inilah sepasang suami istri bisa langgeng hingga kakek nenek, meski sudah tidak bisa melakukan hubungan layaknya suami istri seperti dahulu.
Sifat Rahmah ini pula yang menjadikan rasa kasih sayang tetap tumbuh subur meski tidur saling berpunggungan. Dan sifat Rahmah ini pula yang menjadikan rumah tangga tetap harmonis hingga ajal menjemput.
Karenanya jika ingin memiliki rumah tangga yang langgeng, tanamkanlah sifat mawaddah dan rahmah secara seimbang. Ada pun jika sepasang suami hanya mengandalkan mawaddah, maka pernikahan tersebut hanya akan bertahan beberapa tahun saja. Sementara ketika wajah telah keriput dan rambut sudah memutih, maka sifat Rahmah lah yang lebih banyak berperan.
Sudahkah kita menemukan hal yang membuat sifat Rahmah kita muncul terhadap pasangan?