Anjuran Nabi, Rutinkanlah Qaylulah Atau Tidur Siang │ Salah satu aktivitas yang dianjurkan oleh Allah dan RasulNya adalah tidur siang. Tak hanya mengikuti sunah, namun juga berdampak baik bagi kesehatan. Meski sudah tercantum dalam berbagai keterangan, sunnah ini seakan kurang begitu dikenal oleh masyarakat muslim. Bahkan ada anggapan bahwa aktivitas ini menunjukkan sifat malas.
Lantas bagaimana Islam memandang tidur siang atau qoylulah tersebut?
Dalam sebuah riwayat, Sahl bin Sa’ad berkata, “Tidaklah kami qoylulah (tidur siang) dan makan siang kecuali setelah shalat Jum’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sehingga para ulama terdahulu telah membiasakan diri untuk melakukan aktivitas tersebut secara rutin dan terjadwal. Tak hanya menjadi sarana untuk istirahat, tidur siang juga akan berdampak baik bagi aktivitas yang selanjutnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahkan mengatakan bahwa qoylulah menjadi pembeda antara umat islam dengan setan. Keterangan tersebut terdapat dalam hadist riwayat Abu Nu’aim yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Qoylulah (tidur siang)lah kalian. Sesungguhnya setan tidak qoylulah (tidur siang).” (HR Abu Nu’aim dan Thabrani)
Dalam kitab Fathul Bari, Al Hafidz Ibnu Hajar juga menyatakan bahwa para sahabat tidak pernah meninggalkan aktivitas tersebut.
“Tidur siang termasuk kebiasaan para sahabat Nabi setiap harinya.” (Fathul Bari 11/83)
Sebuah contoh, hal ini juga diterapkan oleh pimpinan pesantren terbesar di Indonesia dimana beliau rela menunggui anaknya untuk tidur siang. Sudahkah kita melakukan yang demikian?
Berdasarkan ilmu kesehatan, peneliti Asklepieion Voula General Hospital yang berada di Athena telah melakukan uji tekanan darah pada sejumlah pria dan wanita dengan umur rata-rata 61 tahun. Dari hasil penelitian didapat bahwa orang yang rutin melakukan tidur siang akan memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan mereka yang terjaga.
Lantas apakah kita sudah bisa mengamalkan sunnah Rasul ini? Bagi yang tinggal di rumah mungkin bisa saja melakukannya di jam berapapun pada saat siang hari. Akan tetapi bagi para pekerja tentu sangat sulit. Oleh karenanya, cobalah melakukan tidur siang seperti tidurnya ayam selama 10 menit ketika jam istirahat dan rasakan perbedaan pada tubuh. Dijamin rasa segar akan terasa dalam setiap aliran tubuh kita.
Namun ada juga pekerja yang sulit melakukannya. Cukup bertekad saja karena niat yang besar sudah menjadi ibadah dan semoga Allah pun memberikan kesempatan kerja yang lebih baik serta bisa memiliki waktu melaksanakan sunnah tersebut.
Wallahu A’lam
Lantas bagaimana Islam memandang tidur siang atau qoylulah tersebut?
Dalam sebuah riwayat, Sahl bin Sa’ad berkata, “Tidaklah kami qoylulah (tidur siang) dan makan siang kecuali setelah shalat Jum’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sehingga para ulama terdahulu telah membiasakan diri untuk melakukan aktivitas tersebut secara rutin dan terjadwal. Tak hanya menjadi sarana untuk istirahat, tidur siang juga akan berdampak baik bagi aktivitas yang selanjutnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahkan mengatakan bahwa qoylulah menjadi pembeda antara umat islam dengan setan. Keterangan tersebut terdapat dalam hadist riwayat Abu Nu’aim yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Qoylulah (tidur siang)lah kalian. Sesungguhnya setan tidak qoylulah (tidur siang).” (HR Abu Nu’aim dan Thabrani)
Dalam kitab Fathul Bari, Al Hafidz Ibnu Hajar juga menyatakan bahwa para sahabat tidak pernah meninggalkan aktivitas tersebut.
“Tidur siang termasuk kebiasaan para sahabat Nabi setiap harinya.” (Fathul Bari 11/83)
Sebuah contoh, hal ini juga diterapkan oleh pimpinan pesantren terbesar di Indonesia dimana beliau rela menunggui anaknya untuk tidur siang. Sudahkah kita melakukan yang demikian?
Berdasarkan ilmu kesehatan, peneliti Asklepieion Voula General Hospital yang berada di Athena telah melakukan uji tekanan darah pada sejumlah pria dan wanita dengan umur rata-rata 61 tahun. Dari hasil penelitian didapat bahwa orang yang rutin melakukan tidur siang akan memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan mereka yang terjaga.
Lantas apakah kita sudah bisa mengamalkan sunnah Rasul ini? Bagi yang tinggal di rumah mungkin bisa saja melakukannya di jam berapapun pada saat siang hari. Akan tetapi bagi para pekerja tentu sangat sulit. Oleh karenanya, cobalah melakukan tidur siang seperti tidurnya ayam selama 10 menit ketika jam istirahat dan rasakan perbedaan pada tubuh. Dijamin rasa segar akan terasa dalam setiap aliran tubuh kita.
Namun ada juga pekerja yang sulit melakukannya. Cukup bertekad saja karena niat yang besar sudah menjadi ibadah dan semoga Allah pun memberikan kesempatan kerja yang lebih baik serta bisa memiliki waktu melaksanakan sunnah tersebut.
Wallahu A’lam