KabarMakkah.Com – Tiga pilot berjilbab dari sebuah perusahaan penerbangan Royal Brunei Airlines telah menciptakan sejarah yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pasalnya mereka menerbangkan pesawat tersebut ke daerah Arab Saudi yang notabene melarang seorang wanita untuk mengemudikan kendaraan.
Seperti yang dilansir dari Mail Online, para pilot cantik berjilbab ini langsung menjadi pusat perhatian terutama saat mendarat di Bandara Internasional Jeddah dimana mereka bertiga mengemudikan pesawat Boeing 787 Dreamliner yang bertolak dari Brunei menuju Jeddah. Hari yang menjadi pusat perhatian di Bandara Jeddah tersebut bertepatan pula dengan Hari Kemerdekaan negara Brunei.
Nama pilot wanita berjilbab tersebut antara lain Kapten Sharifah Czarena yang dibantu oleh senior pertama, Sariana Nordin dan Dk Nadiah Pg Shashiem. Meski sebelumnya telah banyak wanita yang menjadi pilot dan mengendalikan kapal penumpang, namun aksi dari ketiganya yang mendarat di negara Arab Saudi patut menjadi catatan dunia.
Ketiganya telah dipercayakan oleh pihak perusahaan penerbangan untuk ikut menyemarakkan Hari Kemerdekaan Brunei pada tanggal 24 Februari 2016. Kapten Czarena sebelumnya telah dilatih di Inggris dan pada bulan Desember 2013, ia pun direkrut menjadi pilot Royal Brunei dan mengendalikan Boeing 787 Dreamliner.
Dilansir dari BBC, pilot wanita ini sebelumnya yaitu pada tahun 2012 telah menyatakan tentang profesinya tersebut kepada media.
“Sebagai perempuan, seorang wanita Brunei, itu merupakan prestasi besar. Ini benar-benar menunjukkan generasi muda atau anak-anak terutama wanita bahwa apapun yang mereka impikan bisa tercapai” Demikian ucapnya.
Sebelumnya Sharifah Czarena telah mengiktui pelatihan penerbangan Cabair yang berada di Cranfield, Bedfordshire. Ia pun banyak mengoperasikan pesawat milik perusahaan ke berbagai wilayah dan negara.
Pilot wanita memang telah dipercaya oleh beberapa maskapai seperti Air Canada dan Air India dengan tujuan tertentu, entah sebagai sebuah promosi ataupun memang dalam segi kedisiplinan dan kemampuan telah mumpuni dibandingkan dengan kaum laki-laki.
Tentang Larangan Arab Saudi Terhadap Wanita Yang Mengemudi
Pelarangan yang dilakukan oleh pihak Arab Saudi terhadap para wanita yang mengemudi didasarkan kepada maraknya tindak kriminal yang lebih besar kemungkinannya terjadi pada kaum wanita. Selain itu alasan lainnya adalah pendapat salah seorang Psikolog Arab Saudi bernama Sheikh Salah Al Haydan. Ia menuturkan bahwa wanita yang mengemudi akan berakibat buruk pada indung telur dan tulang pinggul mereka.
Pernyataan tersebut kemudian menjadi fatwa pemerintah Arab Saudi dan sejak saat itu pula banyak kaum wanita yang menyerukan perlawanan dan menghujat pihak pemerintah karena telah diskriminan terhadap kaum wanita.
Mereka mengatakan bahwa tidak ada pembenaran bagi sebuah negara untuk melarang wanita mengemudi. Akan tetapi Al Haydan tetap bersikukuh dengan fatwanya dan berusaha agar para wanita mengesampingkan emosi sesaatnya karena sudah jelas akan ada dampak negatif jika wanita tetap ingin mengemudikan kendaraannya.
Kini dengan hadirnya ketiga pilot berjilbab tersebut seakan menjadi sebuah perlawanan dari hukum yang diterapkan di Arab Saudi. Belum ada kejelasan apakah pihak Arab Saudi akan memberikan komentar atau bahkan melarang maskapai tersebut beroperasi ke Saudi.
Seperti yang dilansir dari Mail Online, para pilot cantik berjilbab ini langsung menjadi pusat perhatian terutama saat mendarat di Bandara Internasional Jeddah dimana mereka bertiga mengemudikan pesawat Boeing 787 Dreamliner yang bertolak dari Brunei menuju Jeddah. Hari yang menjadi pusat perhatian di Bandara Jeddah tersebut bertepatan pula dengan Hari Kemerdekaan negara Brunei.
Foto: Royal Brunei Airlines |
Ketiganya telah dipercayakan oleh pihak perusahaan penerbangan untuk ikut menyemarakkan Hari Kemerdekaan Brunei pada tanggal 24 Februari 2016. Kapten Czarena sebelumnya telah dilatih di Inggris dan pada bulan Desember 2013, ia pun direkrut menjadi pilot Royal Brunei dan mengendalikan Boeing 787 Dreamliner.
Dilansir dari BBC, pilot wanita ini sebelumnya yaitu pada tahun 2012 telah menyatakan tentang profesinya tersebut kepada media.
“Sebagai perempuan, seorang wanita Brunei, itu merupakan prestasi besar. Ini benar-benar menunjukkan generasi muda atau anak-anak terutama wanita bahwa apapun yang mereka impikan bisa tercapai” Demikian ucapnya.
Sebelumnya Sharifah Czarena telah mengiktui pelatihan penerbangan Cabair yang berada di Cranfield, Bedfordshire. Ia pun banyak mengoperasikan pesawat milik perusahaan ke berbagai wilayah dan negara.
Pilot wanita memang telah dipercaya oleh beberapa maskapai seperti Air Canada dan Air India dengan tujuan tertentu, entah sebagai sebuah promosi ataupun memang dalam segi kedisiplinan dan kemampuan telah mumpuni dibandingkan dengan kaum laki-laki.
Tentang Larangan Arab Saudi Terhadap Wanita Yang Mengemudi
Pelarangan yang dilakukan oleh pihak Arab Saudi terhadap para wanita yang mengemudi didasarkan kepada maraknya tindak kriminal yang lebih besar kemungkinannya terjadi pada kaum wanita. Selain itu alasan lainnya adalah pendapat salah seorang Psikolog Arab Saudi bernama Sheikh Salah Al Haydan. Ia menuturkan bahwa wanita yang mengemudi akan berakibat buruk pada indung telur dan tulang pinggul mereka.
Pernyataan tersebut kemudian menjadi fatwa pemerintah Arab Saudi dan sejak saat itu pula banyak kaum wanita yang menyerukan perlawanan dan menghujat pihak pemerintah karena telah diskriminan terhadap kaum wanita.
Mereka mengatakan bahwa tidak ada pembenaran bagi sebuah negara untuk melarang wanita mengemudi. Akan tetapi Al Haydan tetap bersikukuh dengan fatwanya dan berusaha agar para wanita mengesampingkan emosi sesaatnya karena sudah jelas akan ada dampak negatif jika wanita tetap ingin mengemudikan kendaraannya.
Kini dengan hadirnya ketiga pilot berjilbab tersebut seakan menjadi sebuah perlawanan dari hukum yang diterapkan di Arab Saudi. Belum ada kejelasan apakah pihak Arab Saudi akan memberikan komentar atau bahkan melarang maskapai tersebut beroperasi ke Saudi.