Semua makhluk yang bernyawa pasti akan menemui ajalnya. Dimana dan kapan hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya. Ada beberapa manusia yang meninggal dalam kondisi tenang, Ada yang meninggal sedang menunaikan ibadah, Dan ada pula yang meninggal dunia ketika sedang melakukan tindakan keji ataupun perbuatan yang dilarang Allah.
Adalah Kiai Dahlan yang merupakan Dosen UINSA ini meninggal dunia ketika akan mengajar para mahasiswa di dalam kelas.
Dosen yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang Jawa Timur tersebut meninggal dalam keadaan duduk. Saat hendak membuka materi kuliah, Kamis 3 Maret 2016.
Menurut Sahid Mantri yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah UINSA, Kiai Dahlan di kampus memang mengajar mata kuliah Metodologi Kajian Teks Arab. Beliau meninggal ketika hendak mengajar di kelas Jurusan Hukum Perdata.
"Beliau masuk kelas sekitar pukul 09.30 WIB," kata Sahid.
Begitu masuk kelas, imbuhnya, Kiai Dahlan duduk di kursi depan layaknya seorang dosen pada umumnya. Dia kemudian menyapa para anak didiknya, lalu mengucapkan salam. Seperti biasanya sebelum mengajar, Kiai Dahlan membaca basmalah untuk membuka materi mata kuliah yang akan disampaikan.
"Namun, Setelah membaca basmalah, kepala beliau tertunduk dalam kondisi duduk seperti tertidur," kenang Sahid.
Sontak kejadian tersebut membuat para mahasiswa panik, sejumlah mahasiswa mengira beliau mungkin kecapekan dan tertidur, Namun ada beberapa mahasiswa melaporkan kejadian tersebut ke dosen lain.
Karena almarhum terdiam dalam waktu agak lama, maka seorang mahasiswa mendekati dan memegang tangannya. Namun almarhum tidak bereaksi, bahkan tangan almarhum terasa dingin.
Setelah diperiksa, dokter kampus memutuskan bahwa almarhum sudah tidak bernyawa lagi, lalu dibuatkan surat keterangan meninggal dunia. "Akhirnya informasi itu dilaporkan ke saya, lalu saya melaporkan ke dekan dan rektor, termasuk ke dosen FSH yang juga keponakan almarhum yakni A Kemal Riza MA. Keponakan langsung meminta almarhum dibawa ke rumah duka di lingkungan Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang," katanya.
Menurut dia, almarhum yang lulusan Makkah itu memang merupakan salah satu pengasuh Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang dan mengajar di UINSA untuk mata kuliah Kajian Teks Hukum Keluarga Islam yang merupakan kitab Hukum Islam (Fiqih) dalam Bahasa Arab.
"Almarhum yang meninggal dunia sekitar pukul 09.39-09.40 WIB itu memang sangat alim, tawadhu, sopan, simpatik, dan tidak pernah marah. Beliau juga akrab dengan mahasiswa dan dosen lain, karena itu beliau sering disapa Gus Mudib alias Muhammad Dahlan Bisri," katanya.
Saat hendak diberangkatkan ke Jombang, Rektor UINSA Surabaya Prof Abd A'la sempat melepas jenazah almarhum dari rektorat untuk diantar ke Jombang dengan ambulans kampus.
"Semoga almarhum tergolong syuhada karena meninggal saat hendak mengajarkan ilmunya, apalagi sempat mengawali dengan Bismillah. Aamiin," katanya setelah mengikuti prosesi pemakaman di kompleks pesantren.
Kiai Dahlan (nu.or.id) |
Adalah Kiai Dahlan yang merupakan Dosen UINSA ini meninggal dunia ketika akan mengajar para mahasiswa di dalam kelas.
Dosen yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang Jawa Timur tersebut meninggal dalam keadaan duduk. Saat hendak membuka materi kuliah, Kamis 3 Maret 2016.
Menurut Sahid Mantri yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah UINSA, Kiai Dahlan di kampus memang mengajar mata kuliah Metodologi Kajian Teks Arab. Beliau meninggal ketika hendak mengajar di kelas Jurusan Hukum Perdata.
"Beliau masuk kelas sekitar pukul 09.30 WIB," kata Sahid.
Begitu masuk kelas, imbuhnya, Kiai Dahlan duduk di kursi depan layaknya seorang dosen pada umumnya. Dia kemudian menyapa para anak didiknya, lalu mengucapkan salam. Seperti biasanya sebelum mengajar, Kiai Dahlan membaca basmalah untuk membuka materi mata kuliah yang akan disampaikan.
"Namun, Setelah membaca basmalah, kepala beliau tertunduk dalam kondisi duduk seperti tertidur," kenang Sahid.
Sontak kejadian tersebut membuat para mahasiswa panik, sejumlah mahasiswa mengira beliau mungkin kecapekan dan tertidur, Namun ada beberapa mahasiswa melaporkan kejadian tersebut ke dosen lain.
Karena almarhum terdiam dalam waktu agak lama, maka seorang mahasiswa mendekati dan memegang tangannya. Namun almarhum tidak bereaksi, bahkan tangan almarhum terasa dingin.
Setelah diperiksa, dokter kampus memutuskan bahwa almarhum sudah tidak bernyawa lagi, lalu dibuatkan surat keterangan meninggal dunia. "Akhirnya informasi itu dilaporkan ke saya, lalu saya melaporkan ke dekan dan rektor, termasuk ke dosen FSH yang juga keponakan almarhum yakni A Kemal Riza MA. Keponakan langsung meminta almarhum dibawa ke rumah duka di lingkungan Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang," katanya.
Menurut dia, almarhum yang lulusan Makkah itu memang merupakan salah satu pengasuh Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang dan mengajar di UINSA untuk mata kuliah Kajian Teks Hukum Keluarga Islam yang merupakan kitab Hukum Islam (Fiqih) dalam Bahasa Arab.
"Almarhum yang meninggal dunia sekitar pukul 09.39-09.40 WIB itu memang sangat alim, tawadhu, sopan, simpatik, dan tidak pernah marah. Beliau juga akrab dengan mahasiswa dan dosen lain, karena itu beliau sering disapa Gus Mudib alias Muhammad Dahlan Bisri," katanya.
Saat hendak diberangkatkan ke Jombang, Rektor UINSA Surabaya Prof Abd A'la sempat melepas jenazah almarhum dari rektorat untuk diantar ke Jombang dengan ambulans kampus.
"Semoga almarhum tergolong syuhada karena meninggal saat hendak mengajarkan ilmunya, apalagi sempat mengawali dengan Bismillah. Aamiin," katanya setelah mengikuti prosesi pemakaman di kompleks pesantren.