KabarMakkah.Com – Rahasia sujud telah diungkap oleh berbagai kisah dan salah satunya adalah kisah salah seorang sahabat bernama Abu Firas Radhiyallahu ‘Anhu. Ia merupakan seorang ahlus shuffah dan suatu hari pernah bermalam (mabit) bersama dengan Rasulullah.
Abu Firas sendiri memiliki nama asli yaitu Rabi’ah bin Ka’ab Al Islami. Merupakan suatu kegembiraan ketika bisa melakukan shalat malam dengan penuh kekhusyukan di belakang Rasulullah. Saat itu Abu Firas sengaja membawakan air wudhu bersama dengan tempatnya untuk keperluan Rasulullah. Melihat apa yang dilakukan oleh oleh Abu Firas, Rasulullah pun lantas berterima kasih. Namun bukan hanya itu saja, beliau pun memberikan kesempatan kepada Abu Firas agar meminta sesuatu kepadanya.
“Salni, mintalah sesuatu kepadaku.” Begitulah ucap Rasulullah
Abu Firas sungguh senang dan tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Ia berpikir bahwa mungkin kesempatan itu tidak akan datang dua kali dalam hidupnya. Sebelumnya seorang sahabat ketika mendapatkan ucapan tersebut langsung meminta pakaian baru yang dikenakan Rasulullah. Rasul pun kemudian pulang ke rumahnya dan melipat baju tersebut serta menyerahkannya.
Rasul memang tidak pernah menolak selama ia mampu dan Abu Firas pun berpikir keras apa yang akan dia minta dari Rasulullah. Kemudian Abu Firas berkata,
“Aku ingin bersamamu di surga nanti wahai Rasulullah.”
“Hanya itu saja yang kau pinta?” Tanya Rasul
“Ya, itu saja.” Abu Firas memastikan
“Kalau begitu, bantulah aku dengan memperbanyak sujud.”
Sungguh dari kisah tersebut Rasulullah menyatakan bagaimana cara untuk bisa bersama dengan Rasulullah. Rasulullah menyebut bahwa untuk bisa bersamanya haruslah memperbanyak sujud. Tidak menyebutkan shalat, namun hanya sujud. Mengapa sujud begitu istimewa?
Sujud merupakan sikap merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Manusia berasal dan harus tersungkur kembali ke tanah. Semua anggota tubuhnya bersatu dengan kerendahan tanah. Kondisi itulah saat dimana manusia berada di titik terendah di hadapan Allah yang Maha Tinggi. Sebuah kondisi ibadah yang sempurna karena menggabungkan antara kerendahan diri dengan keagungan Allah Yang Maha Tinggi.
Saat seperti itulah manusia akan lebih dekat kepada Allah. Hadist yang menyatakannya adalah:
“Kondisi saat seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud.” (HR Muslim)
Ibnu Qayyim memperjelas tentang rahasia sujud dalam sholat dengan ucapan,
“Sujud adalah ubudiyah yang paling penting dalam shalat dan paling krusial dibandingkan rukun-rukun yang lainnya. Oleh karena itu sujud dijadikan sebagai penutup. Sementara ruku dan ritual sebelumnya diumpamakan sebagai pembuka dan pelengkap.”
Inilah yang menjadi hikmah sujud dalam shalat dimana Rasulullah meminta agar kita senantiasa memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh ketika sujud. Sujud memiliki kedekatan dengan Thawaf yang sama-sama dalam keadaan dekat dengan Allah dan disunnahkan untuk memperbanyak doa.
Sebuah atsar dari sahabat Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu menyatakan hal tersebut. Saat itu ketika beliau sedang Thawaf, tiba-tiba ada seseorang yang hendak melamar anaknya, namun beliau hanya diam saja hingga thawaf selesai.
Ibnu Umar kemudian berkata:
“Tidak pantas aku mengingat urusan dunia sementara kita melihat Allah dalam thawaf kita.”
Syaikhul Islam mengatakan bahwa sujud bukan hanya sebuah kegiatan fisik atau tubuh saja. Karena hati pun harus ikut bersujud. Seperti apakah hati yang bersujud tersebut? Dalam Majmu Fatawa disebutkan
“Demi Allah, ia adalah sebentuk sujud yang tidak akan pernah berhenti dan mengangkat kepalanya hingga ia bertemu dengan Allah Ta’ala.”
Subhanallah, betapa rahasia sujud ketika sholat mampu menjadikan kita bertemu dengan Allah dalam bentuk sebuah kenikmatan yang tidak terkira dan bisa bersama dengan Rasulullah.
Semoga kita semua mampu bersujud bukan hanya fisik saja, melainkan hati dan pikiran juga.
Wallahu A’lam
Abu Firas sendiri memiliki nama asli yaitu Rabi’ah bin Ka’ab Al Islami. Merupakan suatu kegembiraan ketika bisa melakukan shalat malam dengan penuh kekhusyukan di belakang Rasulullah. Saat itu Abu Firas sengaja membawakan air wudhu bersama dengan tempatnya untuk keperluan Rasulullah. Melihat apa yang dilakukan oleh oleh Abu Firas, Rasulullah pun lantas berterima kasih. Namun bukan hanya itu saja, beliau pun memberikan kesempatan kepada Abu Firas agar meminta sesuatu kepadanya.
“Salni, mintalah sesuatu kepadaku.” Begitulah ucap Rasulullah
Abu Firas sungguh senang dan tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Ia berpikir bahwa mungkin kesempatan itu tidak akan datang dua kali dalam hidupnya. Sebelumnya seorang sahabat ketika mendapatkan ucapan tersebut langsung meminta pakaian baru yang dikenakan Rasulullah. Rasul pun kemudian pulang ke rumahnya dan melipat baju tersebut serta menyerahkannya.
Rasul memang tidak pernah menolak selama ia mampu dan Abu Firas pun berpikir keras apa yang akan dia minta dari Rasulullah. Kemudian Abu Firas berkata,
“Aku ingin bersamamu di surga nanti wahai Rasulullah.”
“Hanya itu saja yang kau pinta?” Tanya Rasul
“Ya, itu saja.” Abu Firas memastikan
“Kalau begitu, bantulah aku dengan memperbanyak sujud.”
Sungguh dari kisah tersebut Rasulullah menyatakan bagaimana cara untuk bisa bersama dengan Rasulullah. Rasulullah menyebut bahwa untuk bisa bersamanya haruslah memperbanyak sujud. Tidak menyebutkan shalat, namun hanya sujud. Mengapa sujud begitu istimewa?
Sujud merupakan sikap merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Manusia berasal dan harus tersungkur kembali ke tanah. Semua anggota tubuhnya bersatu dengan kerendahan tanah. Kondisi itulah saat dimana manusia berada di titik terendah di hadapan Allah yang Maha Tinggi. Sebuah kondisi ibadah yang sempurna karena menggabungkan antara kerendahan diri dengan keagungan Allah Yang Maha Tinggi.
Saat seperti itulah manusia akan lebih dekat kepada Allah. Hadist yang menyatakannya adalah:
“Kondisi saat seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud.” (HR Muslim)
Ibnu Qayyim memperjelas tentang rahasia sujud dalam sholat dengan ucapan,
“Sujud adalah ubudiyah yang paling penting dalam shalat dan paling krusial dibandingkan rukun-rukun yang lainnya. Oleh karena itu sujud dijadikan sebagai penutup. Sementara ruku dan ritual sebelumnya diumpamakan sebagai pembuka dan pelengkap.”
Inilah yang menjadi hikmah sujud dalam shalat dimana Rasulullah meminta agar kita senantiasa memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh ketika sujud. Sujud memiliki kedekatan dengan Thawaf yang sama-sama dalam keadaan dekat dengan Allah dan disunnahkan untuk memperbanyak doa.
Sebuah atsar dari sahabat Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu menyatakan hal tersebut. Saat itu ketika beliau sedang Thawaf, tiba-tiba ada seseorang yang hendak melamar anaknya, namun beliau hanya diam saja hingga thawaf selesai.
Ibnu Umar kemudian berkata:
“Tidak pantas aku mengingat urusan dunia sementara kita melihat Allah dalam thawaf kita.”
Syaikhul Islam mengatakan bahwa sujud bukan hanya sebuah kegiatan fisik atau tubuh saja. Karena hati pun harus ikut bersujud. Seperti apakah hati yang bersujud tersebut? Dalam Majmu Fatawa disebutkan
“Demi Allah, ia adalah sebentuk sujud yang tidak akan pernah berhenti dan mengangkat kepalanya hingga ia bertemu dengan Allah Ta’ala.”
Subhanallah, betapa rahasia sujud ketika sholat mampu menjadikan kita bertemu dengan Allah dalam bentuk sebuah kenikmatan yang tidak terkira dan bisa bersama dengan Rasulullah.
Semoga kita semua mampu bersujud bukan hanya fisik saja, melainkan hati dan pikiran juga.
Wallahu A’lam