KabarMakkah.Com – Perintah Rasulullah merupakan suatu yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat muslim. Namun bagaimana jika perintah itu datang dari mimpi seseorang yang bertemu dengan sosok Rasulullah? Dalam menyikapi hal ini, beredar sebuah pesan singkat berantai yang diklaim merupakan pesan dari juru kunci makam Rasulullah.
Dalam pesan tersebut disebutkan bahwa siapa saja yang mengaku bertemu Rasulullah dalam mimpi tidak bisa diyakini kebenarannya. Hanya para sahabat saja yang bisa benar-benar bertemu dengan Rasul dalam mimpi dan kaum muslim saat ini tidak mungkin bisa bertemu dengan Rasul dalam mimpinya.
Jika pun memang ia mengaku bermimpi dengan Rasul, maka dari mana ia bisa menyimpulkan bahwa sosok yang ada dalam mimpinya tersebut adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam? Sungguh kebanyakan yang mengaku hanyalah menduga-duga dan tidak dapat dijamin kebenarannya.
Kemudian bagaimana dengan perintah Rasulullah SAW yang disebutkan dalam mimpinya tersebut? Apakah perlu dilaksanakan?
Sesungguhnya mimpi bukan merupakan dasar atau sumber hukum dalam Islam. Yang sudah jelas-jelas sumber hukum dalam Islam hanya Al Quran dan Assunnah. Apabila perintah tersebut berasal dari hadist, maka biasanya terdapat sanad ataupun perawi yang sampai langsung kepada Rasul.
Lantas bagaimana sanad dan perawinya jika perintah itu muncul dari mimpi? Sungguh sebuah hal yang tidak bisa dipertanggung jawabkan apabila melihat dari ilmu hadist. Perintah dalam mimpi pun tidak bisa masuk dalam kumpulan hadist karena memang jelas-jelas bukan hadist. Dengan demikian maka perintah Nabi Muhammad kepada umatnya melalui perantaraan mimpi seseorang tidak perlu dilaksanakan.
Adapun jika perintah tersebut berupa kebaikan seperti shalat, menghormati orang tua, zakat dan yang lainnya, hal itu bukanlah perintah yang baru. Anjuran tersebut memang sebuah perintah yang terdapat dalam Al Quran maupun hadist dan bukan perintah murni dari mimpi.
Dan apabila Rasulullah menyuruh seseorang dalam mimpi untuk membunuh, merampok atau berzina, maka perintah tersebut bukanlah dari Rasul, melainkan dari setan sehingga jangan dilakukan.
Banyak memang pesan singkat yang mengatasnamakan seseorang yang mendapat perintah dari Rasul untuk menyuruh sesuatu. Mereka juga menyuruh pesan tersebut agar disebarluaskan. Karena jika tidak, maka kita akan bernasib sial.
Bagi kita yang telah paham akan hal tersebut, apabila menerima lagi pesan singkat semacam itu, nasihatilah orang yang mengirimkannya dan kita tak perlu menyebarkan berita bohong tersebut. Karena jika kita menyebarkannya, berarti kita telah membuat sesat orang lain dan kita pun akan menanggung dosanya. Naudzu Billah Min Dzalik
Semoga kita bisa bijak dalam menyikapi perintah Rasulullah dalam mimpi dan tidak lagi kebingungan jika mendapati pesan singkat atau selebaran yang mengatasnamakan perintah Rasul Mulia tersebut.
Dalam pesan tersebut disebutkan bahwa siapa saja yang mengaku bertemu Rasulullah dalam mimpi tidak bisa diyakini kebenarannya. Hanya para sahabat saja yang bisa benar-benar bertemu dengan Rasul dalam mimpi dan kaum muslim saat ini tidak mungkin bisa bertemu dengan Rasul dalam mimpinya.
Ilustrasi |
Kemudian bagaimana dengan perintah Rasulullah SAW yang disebutkan dalam mimpinya tersebut? Apakah perlu dilaksanakan?
Sesungguhnya mimpi bukan merupakan dasar atau sumber hukum dalam Islam. Yang sudah jelas-jelas sumber hukum dalam Islam hanya Al Quran dan Assunnah. Apabila perintah tersebut berasal dari hadist, maka biasanya terdapat sanad ataupun perawi yang sampai langsung kepada Rasul.
Lantas bagaimana sanad dan perawinya jika perintah itu muncul dari mimpi? Sungguh sebuah hal yang tidak bisa dipertanggung jawabkan apabila melihat dari ilmu hadist. Perintah dalam mimpi pun tidak bisa masuk dalam kumpulan hadist karena memang jelas-jelas bukan hadist. Dengan demikian maka perintah Nabi Muhammad kepada umatnya melalui perantaraan mimpi seseorang tidak perlu dilaksanakan.
Adapun jika perintah tersebut berupa kebaikan seperti shalat, menghormati orang tua, zakat dan yang lainnya, hal itu bukanlah perintah yang baru. Anjuran tersebut memang sebuah perintah yang terdapat dalam Al Quran maupun hadist dan bukan perintah murni dari mimpi.
Dan apabila Rasulullah menyuruh seseorang dalam mimpi untuk membunuh, merampok atau berzina, maka perintah tersebut bukanlah dari Rasul, melainkan dari setan sehingga jangan dilakukan.
Baca Juga: Kenapa Mimpi Buruk Tidak Boleh Diceritakan Kepada Orang LainJika banyak orang menganggap bahwa perintah dalam mimpi wajib dilaksanakan, maka rusaklah sumber hukum Islam yang dipegang oleh seluruh kaum muslimin. Hal ini tentu akan memunculkan celah bagi seseorang yang mengaku diperintah Rasul untuk melakukan ini dan itu, yang akhirnya timbul berbagai penyesatan dalam masyarakat.
Banyak memang pesan singkat yang mengatasnamakan seseorang yang mendapat perintah dari Rasul untuk menyuruh sesuatu. Mereka juga menyuruh pesan tersebut agar disebarluaskan. Karena jika tidak, maka kita akan bernasib sial.
Bagi kita yang telah paham akan hal tersebut, apabila menerima lagi pesan singkat semacam itu, nasihatilah orang yang mengirimkannya dan kita tak perlu menyebarkan berita bohong tersebut. Karena jika kita menyebarkannya, berarti kita telah membuat sesat orang lain dan kita pun akan menanggung dosanya. Naudzu Billah Min Dzalik
Semoga kita bisa bijak dalam menyikapi perintah Rasulullah dalam mimpi dan tidak lagi kebingungan jika mendapati pesan singkat atau selebaran yang mengatasnamakan perintah Rasul Mulia tersebut.