Kisah Nyata: Suami Istri Gaji 900 Ribu, Nafkahi 100 Anak Yatim │ Sungguh dalam kehidupan ini, seorang manusia harus senantiasa bersyukur atas rezeki yang telah Allah beri. Jika pun hari ini kita tak memiliki uang namun kita masih bisa merasakan nikmatnya menyantap makanan, maka bersyukurlah karena kita bisa membeli dan memakan makanan dengan meminjam dahulu uang orang lain. Setelah itu kita kembalikan saat Allah memberikan rezekiNya.
Kita pun patut lebih bersyukur ketika mampu untuk makan sekaligus memiliki uang untuk membelinya. Dengan kata lain, kita patut untuk dikatakan sebagai orang yang berkecukupan dan menjadi orang yang senantiasa bersyukur.
Namun sebaliknya jika kita memiliki uang dan lidah untuk merasakan kenikmatan makanan terasa pahit ataupun tubuh dalam keadaan sakit, maka bersabarlah. Karena hidup ini akan diisi dengan berbagai ujian. Pun begitu juga ketika memiliki uang yang lebih kemudian mengajak yang lain untuk ikut merasakan rezeki tersebut, maka kita pun pantas masuk dalam kelompok orang yang diberi kelebihan oleh Allah.
Namun apa jadinya jika seseorang yang memiliki penghasilan yang pas-pasan justru bisa memberi makan dan mengurus anak yatim? Sungguh sebuah kehidupan yang jauh berbanding terbalik dengan kehidupan umumnya masyarakat yang enggan berbagi rezeki dengan anak yatim meski uang di tangan begitu banyak.
Orang yang bergaji pas-pasan ini benar-benar membuat kita sulit untuk mencerna bagaimanakah cara mereka memberi makan dan mengurus keperluan anak yatim tersebut? Bukan hanya satu anak, melainkan 100 orang anak. Benar-benar hal yang luar biasa karena Allah telah memilih orang tersebut untuk menjadi orang tua dari banyak anak.
Seperti suami istri ini yang mau menanggung 100 orang anak yatim dengan syarat anak-anak tersebut mau mondok / tinggal bersama mereka. Selain itu anak-anak juga harus mau sekolah. Sungguh sesuatu yang sangat luar biasa mengingat suami istri itu hanya memiliki gaji 900 ribu perbulannya dari kerja sebagai seorang kepala sekolah di sekolah swasta. Makan pun bukan hanya sekali, melainkan 3 kali dalam sehari. Belum lagi keduanya akan menyelipkan uang jajan di saku anak-anak yatim tanpa ada satu pun lembaga yang ikut menjadi penanggung jawab dari kehidupan mereka.
Ketika ditanyakan kepada mereka berdua, senyum merekah mulai terlihat dari keduanya. Salah satu dari mereka pun berucap, “Allah Maha Kaya, Allah Maha Pemberi Rezeki lewat caraNya, bukan cara kita.”
Allahu Akbar, betapa keyakinan telah membuat keduanya mau menjadi orang tua asuh bagi 100 orang anak, bahkan kini bertambah lagi. Benarlah sabda Rasulullah bahwa kita harus senantiasa menyayangi anak yatim sehingga Allah pun akan mengkaruniakan rezekiNya yang melimpah kepada kita.
Semoga bisa menjadi bahan perenungan panjang untuk kita semua yang merasa dilapangkan oleh Allah dalam rezeki namun enggan untuk membantu sesama, terutama kepada anak yatim.
Wallahu A’lam
Kita pun patut lebih bersyukur ketika mampu untuk makan sekaligus memiliki uang untuk membelinya. Dengan kata lain, kita patut untuk dikatakan sebagai orang yang berkecukupan dan menjadi orang yang senantiasa bersyukur.
Namun sebaliknya jika kita memiliki uang dan lidah untuk merasakan kenikmatan makanan terasa pahit ataupun tubuh dalam keadaan sakit, maka bersabarlah. Karena hidup ini akan diisi dengan berbagai ujian. Pun begitu juga ketika memiliki uang yang lebih kemudian mengajak yang lain untuk ikut merasakan rezeki tersebut, maka kita pun pantas masuk dalam kelompok orang yang diberi kelebihan oleh Allah.
Namun apa jadinya jika seseorang yang memiliki penghasilan yang pas-pasan justru bisa memberi makan dan mengurus anak yatim? Sungguh sebuah kehidupan yang jauh berbanding terbalik dengan kehidupan umumnya masyarakat yang enggan berbagi rezeki dengan anak yatim meski uang di tangan begitu banyak.
Orang yang bergaji pas-pasan ini benar-benar membuat kita sulit untuk mencerna bagaimanakah cara mereka memberi makan dan mengurus keperluan anak yatim tersebut? Bukan hanya satu anak, melainkan 100 orang anak. Benar-benar hal yang luar biasa karena Allah telah memilih orang tersebut untuk menjadi orang tua dari banyak anak.
Seperti suami istri ini yang mau menanggung 100 orang anak yatim dengan syarat anak-anak tersebut mau mondok / tinggal bersama mereka. Selain itu anak-anak juga harus mau sekolah. Sungguh sesuatu yang sangat luar biasa mengingat suami istri itu hanya memiliki gaji 900 ribu perbulannya dari kerja sebagai seorang kepala sekolah di sekolah swasta. Makan pun bukan hanya sekali, melainkan 3 kali dalam sehari. Belum lagi keduanya akan menyelipkan uang jajan di saku anak-anak yatim tanpa ada satu pun lembaga yang ikut menjadi penanggung jawab dari kehidupan mereka.
Ketika ditanyakan kepada mereka berdua, senyum merekah mulai terlihat dari keduanya. Salah satu dari mereka pun berucap, “Allah Maha Kaya, Allah Maha Pemberi Rezeki lewat caraNya, bukan cara kita.”
Allahu Akbar, betapa keyakinan telah membuat keduanya mau menjadi orang tua asuh bagi 100 orang anak, bahkan kini bertambah lagi. Benarlah sabda Rasulullah bahwa kita harus senantiasa menyayangi anak yatim sehingga Allah pun akan mengkaruniakan rezekiNya yang melimpah kepada kita.
Semoga bisa menjadi bahan perenungan panjang untuk kita semua yang merasa dilapangkan oleh Allah dalam rezeki namun enggan untuk membantu sesama, terutama kepada anak yatim.
Wallahu A’lam