Jarak Diutusnya Nabi dan Kiamat Hanya Dua Jari
Al Quran menjelaskan bahwa pengetahuan tentang waktu kiamat merupakan ilmu khas Allah. Allah tidak memberitahu kapan kiamat terjadi kepada siapapun, baik malaikat maupun nabi.
Mereka menanyakan kiamat kepadamu, “Bilakah terjadinya?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Tuhanku. Tiada seorang pun dapat menjelaskan waktu kedatangannya kecuali Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langi dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah,”Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 187).
Manusia bertanya kepadamu tentang hari kiamat. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya. (QS. Al-Ahzab: 63)
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, “Kapankah terjadinya?” Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). (Q.S. An-Nazi’at: 42-44).
Ayat-ayat ini jelas menunjukan bahwa pengetahuan mengenai waktu terjadinya kiamat hanyalah milik Tuhan, bahwa kiamat akan terjadi secara tiba-tiba, dan bahwa Rasulullah saw tidak mengetahui kapan terjadinya. Kiamat adalah salah satu dari lima kunci keghaiban yang merupakan ilmu Allah yang tersembunyi.
“Sesungguhnya pada sisi Allahlah pengetahuan tentang (kapan terjadinya) kiamat, Ia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Seseorang tidak mengetahui apa yang diperbuatnya besok da di belahan bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengawasi.” (Q.S. Luqman: 34)
Hal yang patut diperhatikan adalah bahwa sisa umur dunia adalah sedikit dibanding umur dunia yang telah lewat. Anda misalnya memberi jangka waktu bagi orang yang Anda hutangi selama lima puluh tahun. Setelah lewat empat puluh lima dari lima puluh tahun, maka berarti sisa jatuh tempo hutang tinggal sedikit atau sebentar lagi ketimbang jangka waktu yang telah lewat. Hadits-hadits Nabi mengisyaratkan hakekat di atas.
Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Ajal kalian dibanding umat-umat sebelum kalian bagaikan jarak anatara salat asar dan terbenamnya matahari (magrib)”. Dalam redaksi lain disebutkan, “ Sisa umur kalian dibanding umat terdahulu adalah bagaikan jarak antara shalat Asar dan terbenamnya matahari.”
Hadits diatas menjelaskan keberadaan manusia dalam hitungan hari dunia, dan keberadaan umat Islam mulai pada waktu asar. Jadi, keberadaan manusia yang telah lewat menurut hitungan hari adalah sejak subuh sampai asar, dan sisa umur manusia sampai terjadinya kiamat adalah sejarak waktu antara ashar dan magrib.
Nas-nas lain juga menjelaskan bahwa kita umat Islam adalah umat yang terakhir, dan keberadaan umat ini akan berakhir dengan datangnya kiamat.
Dalam hadits lain riwayat Bukhari dan Muslim dari Sahal r.a. disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Jarak antara diutusnya aku dan kiamat adalah seperti dua ini,” sambil beliau menunjuk dua jari dan membentangkannya.
Redaksi riwayat Muslim dari Sahal: Aku melihat Rasulullah saw. Menunjuk jari telunjuk dan jari tengah, lalu bersabda, “Jarak antara diutusnya aku dan kiamat seperti ini.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya bab “Riqaq”, subbab “sabda Nabi saw.:Diutusnya Aku dan Kiamat Seperti Dua (Jari) Ini”. Lihat Fath al-Bari, IX, h. 347. Juga diriwayatkan oleh Muslim, bab “Fitnah”, subbab “Dekatnya Kiamat”, IV,h. 2468, hadits no. 2950. Bukhari dan Muslim juga telah meriwayatkannya dari Anas bin Malik.)
[Sumber: “Ensiklopedia” Kiamat, Karangan: Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar, Penerbit Serambi]