KabarMakkah.Com - Sungguh mengherankan jika ada orang yang menolak masuk surga padahal telah diketahuinya bahwa surga itu penuh dengan kenikmatan. Bukankah telah didengarnya kabar dari firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Qur’an surat Al Ghasyiyah bahwa di dalam surga ada mata air yang mengalir, ada tahta-tahta yang ditinggikan, ada gelas-gelas yang didekatkan, ada bantal-bantal sandaran yang tersusun dan ada permadani-permadani yang terhampar?
Dan sungguh mengherankan jika ada orang yang rela diri masuk neraka padahal telah diketahuinya bahwa neraka itu penuh dengan siksaan. Bukankah telah dibacanya pula firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Qur’an surat Al Ghasyiyah bahwa di dalam neraka itu mereka memasuki api yang sangat panas, lalu diberi minum dengan air dari sumber yang sangat panas pula? Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
Maka sekali lagi sungguh mengherankan orang yang menolak masuk surga dan rela diri masuk neraka. Sedangkan sekarang, dari generasi ke generasi semakin banyak saja orang yang menolak masuk surga. Siapakah mereka? Apakah mungkin termasuk pula diri kita?
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Semua umatku akan masuk surga, kecuali orang yang menolak.” Para sahabat bertanya: “Siapakah orang yang menolak itu, ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab: “Barangsiapa yang taat kepadaku, dia akan masuk surga. Tetapi barangsiapa yang ingkar kepadaku, merekalah yang menolak surga”. Dalam sebuah hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sehingga segala keinginannya tunduk dan mengikuti ajaran yang aku bawa” (Misykat).
Jadi itulah orang-orang yang menolak surga, yakni orang-orang yang ingkar kepada Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Dalam arti mereka tidak mematuhi ajaran Rasulullah dan masih diperbudak oleh hawa nafsunya. Maka mari tengok kondisi diri kita. Berapa banyak ajaran beliau yang kita amalkan dan berapa banyak ajaran beliau yang kita tentang?
Kita pura-pura mencintai Allah dan Rasul-Nya namun amal perbuatan kita bertentangan dengan perintah-Nya serta contoh Rasul-Nya. Seandainya cinta kita sejati, niscaya kita selalu menaati-Nya. Karena sungguh orang yang mencintai selalu patuh kepada orang yang dicintainya. Dan tidaklah pantas bagi seseorang yang telah mengaku bahwa dirinya muslim, namun ia mencari aturan selain yang telah ditetapkan Allah.
Mirisnya banyak muslim sekarang yang mengikuti kebudayaan orang-orang yang tidak bertuhan dengan membabi buta. Memang jalan itu terasa penuh dengan kesenangan hingga kita rela diri dan senang hati mengikutinya. Sedangkan jalan menuju surga sungguh penuh dengan kesulitan dan kesukaran.
Seorang penyair berkata:
Wahai insan yang lalai!
Aku khawatir kamu tidak akan sampai ke Ka’bah,
Karena jalan yang kamu tempuh menuju ke Turki.
Maka ikutilah jalan Nabi jika kita tidak ingin masuk dalam kategori orang-orang yang menolak masuk surga. Kemudian bersabarlah dalam menempuh jalan itu, karena jalan itu akan terasa sukar dan penuh dengan cobaan.
Di pinggir jalan akan ditemui orang-orang yang mencela dengan ucapan ‘sok alim’ yang ditujukannya pada diri kita. Atau ia akan berkata bahwa kita ‘kurang gaul’ hingga ia menyisihkan kita dari pertemanan dengannya. Namun jika ini terjadi, janganlah bersedih hati tapi justru kita harus bersyukur. Lebih baik diasingkan seluruh makhluk ketimbang diasingkan oleh Dzat yang Maha menciptakan Makhluk.
Wallahu A’lam
Dan sungguh mengherankan jika ada orang yang rela diri masuk neraka padahal telah diketahuinya bahwa neraka itu penuh dengan siksaan. Bukankah telah dibacanya pula firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Qur’an surat Al Ghasyiyah bahwa di dalam neraka itu mereka memasuki api yang sangat panas, lalu diberi minum dengan air dari sumber yang sangat panas pula? Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
Maka sekali lagi sungguh mengherankan orang yang menolak masuk surga dan rela diri masuk neraka. Sedangkan sekarang, dari generasi ke generasi semakin banyak saja orang yang menolak masuk surga. Siapakah mereka? Apakah mungkin termasuk pula diri kita?
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Semua umatku akan masuk surga, kecuali orang yang menolak.” Para sahabat bertanya: “Siapakah orang yang menolak itu, ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab: “Barangsiapa yang taat kepadaku, dia akan masuk surga. Tetapi barangsiapa yang ingkar kepadaku, merekalah yang menolak surga”. Dalam sebuah hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sehingga segala keinginannya tunduk dan mengikuti ajaran yang aku bawa” (Misykat).
Jadi itulah orang-orang yang menolak surga, yakni orang-orang yang ingkar kepada Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Dalam arti mereka tidak mematuhi ajaran Rasulullah dan masih diperbudak oleh hawa nafsunya. Maka mari tengok kondisi diri kita. Berapa banyak ajaran beliau yang kita amalkan dan berapa banyak ajaran beliau yang kita tentang?
Kita pura-pura mencintai Allah dan Rasul-Nya namun amal perbuatan kita bertentangan dengan perintah-Nya serta contoh Rasul-Nya. Seandainya cinta kita sejati, niscaya kita selalu menaati-Nya. Karena sungguh orang yang mencintai selalu patuh kepada orang yang dicintainya. Dan tidaklah pantas bagi seseorang yang telah mengaku bahwa dirinya muslim, namun ia mencari aturan selain yang telah ditetapkan Allah.
Mirisnya banyak muslim sekarang yang mengikuti kebudayaan orang-orang yang tidak bertuhan dengan membabi buta. Memang jalan itu terasa penuh dengan kesenangan hingga kita rela diri dan senang hati mengikutinya. Sedangkan jalan menuju surga sungguh penuh dengan kesulitan dan kesukaran.
Seorang penyair berkata:
Wahai insan yang lalai!
Aku khawatir kamu tidak akan sampai ke Ka’bah,
Karena jalan yang kamu tempuh menuju ke Turki.
Maka ikutilah jalan Nabi jika kita tidak ingin masuk dalam kategori orang-orang yang menolak masuk surga. Kemudian bersabarlah dalam menempuh jalan itu, karena jalan itu akan terasa sukar dan penuh dengan cobaan.
Di pinggir jalan akan ditemui orang-orang yang mencela dengan ucapan ‘sok alim’ yang ditujukannya pada diri kita. Atau ia akan berkata bahwa kita ‘kurang gaul’ hingga ia menyisihkan kita dari pertemanan dengannya. Namun jika ini terjadi, janganlah bersedih hati tapi justru kita harus bersyukur. Lebih baik diasingkan seluruh makhluk ketimbang diasingkan oleh Dzat yang Maha menciptakan Makhluk.
Wallahu A’lam