KabarMakkah.Com – Bagaimanakah cara berdzikir Nabi Muhammad yang sebenarnya? Banyak dari kita yang kadang tidak tahu ataupun bingung dalam menentukan seperti apakah dzikir yang dilakukan oleh Rasulullah. Hal ini dilakukan semata-mata hanya ingin bisa mengikuti seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah sehingga kita pun nanti di akhirat akan dikatakan sebagai golongan dari umat Rasul yang setia.
Dzikir merupakan salah satu bentuk ketaatan sekaligus mengingatkan kita akan kebesaran Allah. Bahkan dzikir juga menjadi jalan untuk membuat hati menjadi tentram. Rasulullah telah banyak menyebutkan berbagai amalan dzikir yang bisa kita lakukan beserta dengan berbagai manfaat ataupun khasiatnya seperti untuk memohon ampun, memperlancar rezeki ataupun ingin bisa memiliki pasangan hidup.
Namun dalam pengamalannya, Rasulullah berdzikir dengan menggunakan jari dan bukan menggunakan kerikil ataupun tasbih. Hal ini telah diceritakan dalam riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘Anhu.
“Saya melihat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghitung dzikir beliau dengan tangannya.” (HR Ahmad)
Selain itu terdapat juga riwayat dari Yusairah Radhiyallahu ‘Anha. Ia berkata bahwa Rasulullah berpesan kepadanya dan para sahabat muslimah,
“Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk bicara" (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)
Perlu diketahui bahwa Yusairah binti Yasir Al Anshariyah merupakan seorang sahabat wanita yang telah ikut menjadi bagian dalam baiat aqabah.
Baca Juga: Muslimah, Lakukan Ini Jika Ingin Jari-Jarimu Selamat Di Akhirat
Dalam memaknai hadist yang dibawakan oleh Yusairah, Al Hafidz Ibn Hajar mengatakan bahwa Al-Aqd merupakan istilah orang arab untuk menyatakan jumlah hitungan dimana mereka menggunakan salah satu ujung jari kepada ruas jari yang lainnya. Satu dan puluhan dengan tangan kanan dan ratusan serta ribuan dengan tangan yang kiri. (Nataij Al Afkar fi Takhrij Ahadist Al Adzkar)
Sementara Ibnu Alan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Al-Aqd memiliki dua makna yakni menghitung dengan ruas jari dan menghitung dengan jari lewat gerakan menggenggam kemudian membukanya satu persatu.
Lantas muncul pertanyaan, apakah tata cara berdzikir Rasulullah harus menggunakan tangan kanan?
Untuk menjawabnya, Abdullah bin Amr bin Ash menceritakan tentang hal tersebut.
“Saya melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghitung bacaan tasbih dengan tangannya.” Sementara dari jalur Muhammad bin Qudamah terdapat tambahan: “Dengan tangan kanannya” (HR Abu Dawud)
Dari keterangan tersebut maka dzikir ajaran Rasulullah hanya menggunakan tangan kanan saja. Namun beberapa ulama melemahkannya dan tambahan hadist diatas bersifat lemah sehingga dzikir bisa dilakukan dengan kedua tangan.
Dari semua penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dzikir dengan menggunakan tangan kanan adalah dianjurkan, namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kedua tangan. Yang jelas Rasulullah sangat senang menggunakan anggota badannya yang kanan untuk melakukan berbagai kebaikan.
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam suka mendahulukan bagian yang kanan ketika mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci dan dalam semua urusan beliau.” (HR Bukhari)
Namun bagi yang merasa kesulitan dalam menghitung, maka dzikir menggunakan tasbih diperbolehkan oleh sebagian ulama.
Demikian cara berdzikir Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang wajib umat muslim ketahui. Jadikan sebagai ilmu sehingga ketika terjadi perbedaan pendapat, kita bisa menyikapinya dengan bijak.
Wallahu A’lam