KabarMakkah.Com – Memperlakukan diri sendiri merupakan kewajiban dimana didalamnya terdapat pengaturan agar kita menjadi seseorang yang selamat tak hanya hidup di dunia, melainkan juga di akhirat. Kita juga akan menjadi pribadi yang lebih produktif dan berguna bagi yang lainnya.
Untuk bisa memperlakukan diri sendiri dengan baik, maka diperlukan 3 unsur yang bersumber dari Al Quran dan Assunnah.
1. Muraqabah (Pengawasan)
Muraqabah merupakan suatu kesadaran bahwa segala aktivitas kita senantiasa ada dalam pengawasan Allah. Tak ada satu pun bisa luput dari penglihatanNya. Segala amalan baik dan amalan buruk senantiasa diketahui oleh Allah. Bahkan bukan hanya dalam bentuk lahiriah saja, melainkan niat dalam hati pun Allah Maha Tahu.
Sadar akan selalu diawasi membuat kita tidak akan berani untuk berbuat kemaksiatan. Pengawasan tersebut juga dilakukan oleh malaikat pencatat amal baik dan buruk sehingga kita pun akan disuruh untuk mempertanggung jawabkannya di akhirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Al Quran
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan pasangannya dan dari keduanya, Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kalian saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan keluarga. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (QS An Nisa 1)
“Tidakkah ia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya.” (QS Al Alaq 14)
Selain itu, Rasulullah juga memberikan penjelasan bagaimana yang disebut muraqabah atau selalu diawasi tersebut.
“Dan sesungguhnya Rasulullah telah menjawab ketika malaikat Jibril bertanya tentang ihsan yaitu hendaklah kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatNya, seandainya engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim)
2. Muhasabah (Menghitung)
Secara luas makna muhasabah adalah mengintropeksi diri dengan membaca kelemahan serta kelebihan yang dimiliki. Kita harus sadar bahwa menjalani kehidupan ini ada hak yang dipinta dan kewajiban yang harus dipenuhi sehingga sangat pantas jika kita harus bermuhasabah tentang sejauh mana telah beribadah. Kita pun harus membaca diri sejauh mana telah menyiapkan perbekalan untuk nanti di akhirat.
“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al Hasyr 18)
Rasulullah memperkuat firman Allah tersebut dengan hadist dari Syadad bin Aus dimana Rasulullah bersabda, “Orang yang cerdas itu adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk hidup sesudah mati. Dan orang yang tolol itu orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (Ihya Ulumuddin)
3. Mujahadah (Bersungguh-sungguh)
Mujahadah merupakan proses ikhtiar dengan penuh kesungguhan dan tidak mungkin sesuatu dapat dicapai kecuali dengan bekerja keras. Orang yang seperti ini sadar bahwa untuk menggapai cita-cita perlu melewati halang rintang yang menghadang dengan berbekal ilmu serta keyakinan yang kuat.
Mujahadah sendiri terbagi menjadi beberapa bagian mulai dari jihad terhadap hawa nafsunya sendiri hingga jihad memerangi syaitan.
Allah telah berfiman:
“Dan adapun orang-orang yang takut terhadap kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal mereka.” (QS An Naziat 40-41)
Dengan menerapkan 3 unsur tersebut berarti kita telah memperlakukan diri sendiri dengan baik. Dan perlakuan tersebut akan menghantarkan dirinya menuju jalan keselamatan.
Semoga kita semua dapat memperlakukan diri dengan sebaik-baiknya. Aamiin
Untuk bisa memperlakukan diri sendiri dengan baik, maka diperlukan 3 unsur yang bersumber dari Al Quran dan Assunnah.
1. Muraqabah (Pengawasan)
Muraqabah merupakan suatu kesadaran bahwa segala aktivitas kita senantiasa ada dalam pengawasan Allah. Tak ada satu pun bisa luput dari penglihatanNya. Segala amalan baik dan amalan buruk senantiasa diketahui oleh Allah. Bahkan bukan hanya dalam bentuk lahiriah saja, melainkan niat dalam hati pun Allah Maha Tahu.
Sadar akan selalu diawasi membuat kita tidak akan berani untuk berbuat kemaksiatan. Pengawasan tersebut juga dilakukan oleh malaikat pencatat amal baik dan buruk sehingga kita pun akan disuruh untuk mempertanggung jawabkannya di akhirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Al Quran
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan pasangannya dan dari keduanya, Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kalian saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan keluarga. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (QS An Nisa 1)
“Tidakkah ia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya.” (QS Al Alaq 14)
Selain itu, Rasulullah juga memberikan penjelasan bagaimana yang disebut muraqabah atau selalu diawasi tersebut.
“Dan sesungguhnya Rasulullah telah menjawab ketika malaikat Jibril bertanya tentang ihsan yaitu hendaklah kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatNya, seandainya engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim)
2. Muhasabah (Menghitung)
Secara luas makna muhasabah adalah mengintropeksi diri dengan membaca kelemahan serta kelebihan yang dimiliki. Kita harus sadar bahwa menjalani kehidupan ini ada hak yang dipinta dan kewajiban yang harus dipenuhi sehingga sangat pantas jika kita harus bermuhasabah tentang sejauh mana telah beribadah. Kita pun harus membaca diri sejauh mana telah menyiapkan perbekalan untuk nanti di akhirat.
“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al Hasyr 18)
Rasulullah memperkuat firman Allah tersebut dengan hadist dari Syadad bin Aus dimana Rasulullah bersabda, “Orang yang cerdas itu adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk hidup sesudah mati. Dan orang yang tolol itu orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (Ihya Ulumuddin)
3. Mujahadah (Bersungguh-sungguh)
Mujahadah merupakan proses ikhtiar dengan penuh kesungguhan dan tidak mungkin sesuatu dapat dicapai kecuali dengan bekerja keras. Orang yang seperti ini sadar bahwa untuk menggapai cita-cita perlu melewati halang rintang yang menghadang dengan berbekal ilmu serta keyakinan yang kuat.
Mujahadah sendiri terbagi menjadi beberapa bagian mulai dari jihad terhadap hawa nafsunya sendiri hingga jihad memerangi syaitan.
Allah telah berfiman:
“Dan adapun orang-orang yang takut terhadap kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal mereka.” (QS An Naziat 40-41)
Dengan menerapkan 3 unsur tersebut berarti kita telah memperlakukan diri sendiri dengan baik. Dan perlakuan tersebut akan menghantarkan dirinya menuju jalan keselamatan.
Semoga kita semua dapat memperlakukan diri dengan sebaik-baiknya. Aamiin