KabarMakkah.Com – Bahaya gengsi sudah kian hari kian membesar. Gengsi memang menjadi semacam penyakit yang menyesakkan dada. Dunia yang begitu luas ini dirasakan begitu menghimpit dikarenakan hatinya yang telah tertekan.
Contohnya adalah ketika seseorang memiliki sifat gengsi, ia tidak akan menaiki angkot dan lebih memaksakan untuk menaiki taksi, meski uang yang dimiliki sebenarnya tidak mencukupi. Semua hatinya penuh dengan rasa gengsi yang akhirnya membuat duduk diatas jok yang empuk pun terasa keras dan tidak bisa ia nikmati karena melihat argo yang terus berjalan dan kian bertambah.
Kisah lain pun tak kalah pahitnya. Hanya karena mengendarai motor butut untuk menghadiri sebuah acara, ia pun mencari tempat tersembunyi dan tidak diketahui oleh yang lain. Sungguh menyakitkan sekaligus merepotkan diri sendiri.
Bahkan demi mengedepankan gengsi di depan teman-temannya, seorang anak muda rela mencicil ponsel baru yang berharga mahal. Ia berpikir bahwa jika menggunakan ponsel yang jadul alias ketinggalan zaman, ia akan dihina oleh teman-temannya dan harga dirinya pun akan turun.
Sungguh sebuah penderitaan yang dibuat oleh diri sendiri. Serba menuruti keinginan dan bukan berdasarkan kebutuhan. Ia lebih senang memaksakan dirinya tanpa melihat kemampuan yang dimiliki. Yang ia perhatikan hanyalah pandangan orang lain tanpa berpikir panjang tentang baik buruknya. Semua yang dilakukannya semua atas dasar gengsi.
Gengsi sama bahayanya dengan minder ataupun ujub dimana semuanya hanya berfokus pada kecintaan terhadap dunia. Semua menjadikan hatinya terpaut pada dunia dan menjadikan dunia sebagai tolak ukur dalam kehidupannya. Ia hanya mengejar pandangan manusia semata tanpa sedikit pun memperhatikan pandangan Allah. Sungguh sebuah kerugian jika hanya melihat pandangan manusia, sementara pandangan Allah disia-siakan.
Rasulullah telah mengingatkan kita lewat sabdanya,
“Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (HR Bukhari Muslim)
Sehingga tak perlulah kita gengsi menggunakan motor di saat teman-teman yang lain menggunakan mobil. Tak perlu juga kita merasa gengsi tinggal di sebuah kontrakan karena sesungguhnya apa yang ada di dunia ini semuanya milik Allah, entah itu yang milik kita sepenuhnya ataupun yang kita sewa atau kontrak.
Ketahuilah bahwa gengsi merupakan salah satu tanda dari kufur nikmat dan menganggap bahwa apa yang diberikan oleh Allah kepada kita seperti tidak ada gunanya. Astaghfirullah
Ingatlah bahwa dunia yang kita tempati ini hanyalah sebuah kehidupan yang sementara dan kesenangan yang menipu. Allah telah berfirman:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid 20)
Dengan menyadari semua itu, maka sudah selayaknya kita berusaha untuk mengendalikan sifat gengsi dan menjauhkan penyakit gengsi dari kehidupan. Lihat dan contohlah Rasulullah yang meski telah ditawari oleh malaikat Jibril dengan emas sebesar gunung, beliau tidak menginginkannya dan memilih hidup dengan kesederhanaan.
Yakinilah bahwa gengsi terhadap perkara dunia akan menjadi sumber malapetaka, entah saat ini ataupun nanti.
Semoga Allah menjadikan kita semua ada dalam golongan yang selamat dari bahaya gengsi. Aamiin.
Contohnya adalah ketika seseorang memiliki sifat gengsi, ia tidak akan menaiki angkot dan lebih memaksakan untuk menaiki taksi, meski uang yang dimiliki sebenarnya tidak mencukupi. Semua hatinya penuh dengan rasa gengsi yang akhirnya membuat duduk diatas jok yang empuk pun terasa keras dan tidak bisa ia nikmati karena melihat argo yang terus berjalan dan kian bertambah.
Kisah lain pun tak kalah pahitnya. Hanya karena mengendarai motor butut untuk menghadiri sebuah acara, ia pun mencari tempat tersembunyi dan tidak diketahui oleh yang lain. Sungguh menyakitkan sekaligus merepotkan diri sendiri.
Bahkan demi mengedepankan gengsi di depan teman-temannya, seorang anak muda rela mencicil ponsel baru yang berharga mahal. Ia berpikir bahwa jika menggunakan ponsel yang jadul alias ketinggalan zaman, ia akan dihina oleh teman-temannya dan harga dirinya pun akan turun.
Sungguh sebuah penderitaan yang dibuat oleh diri sendiri. Serba menuruti keinginan dan bukan berdasarkan kebutuhan. Ia lebih senang memaksakan dirinya tanpa melihat kemampuan yang dimiliki. Yang ia perhatikan hanyalah pandangan orang lain tanpa berpikir panjang tentang baik buruknya. Semua yang dilakukannya semua atas dasar gengsi.
Gengsi sama bahayanya dengan minder ataupun ujub dimana semuanya hanya berfokus pada kecintaan terhadap dunia. Semua menjadikan hatinya terpaut pada dunia dan menjadikan dunia sebagai tolak ukur dalam kehidupannya. Ia hanya mengejar pandangan manusia semata tanpa sedikit pun memperhatikan pandangan Allah. Sungguh sebuah kerugian jika hanya melihat pandangan manusia, sementara pandangan Allah disia-siakan.
Rasulullah telah mengingatkan kita lewat sabdanya,
“Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (HR Bukhari Muslim)
Sehingga tak perlulah kita gengsi menggunakan motor di saat teman-teman yang lain menggunakan mobil. Tak perlu juga kita merasa gengsi tinggal di sebuah kontrakan karena sesungguhnya apa yang ada di dunia ini semuanya milik Allah, entah itu yang milik kita sepenuhnya ataupun yang kita sewa atau kontrak.
Ketahuilah bahwa gengsi merupakan salah satu tanda dari kufur nikmat dan menganggap bahwa apa yang diberikan oleh Allah kepada kita seperti tidak ada gunanya. Astaghfirullah
Ingatlah bahwa dunia yang kita tempati ini hanyalah sebuah kehidupan yang sementara dan kesenangan yang menipu. Allah telah berfirman:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid 20)
Dengan menyadari semua itu, maka sudah selayaknya kita berusaha untuk mengendalikan sifat gengsi dan menjauhkan penyakit gengsi dari kehidupan. Lihat dan contohlah Rasulullah yang meski telah ditawari oleh malaikat Jibril dengan emas sebesar gunung, beliau tidak menginginkannya dan memilih hidup dengan kesederhanaan.
Yakinilah bahwa gengsi terhadap perkara dunia akan menjadi sumber malapetaka, entah saat ini ataupun nanti.
Semoga Allah menjadikan kita semua ada dalam golongan yang selamat dari bahaya gengsi. Aamiin.