KabarMakkah.Com – Saat itu seorang Ustadz sedang makan siang di sebuah kantin pinggir masjid bersama dengan istrinya. Ketika tengah asyik mengobrol, muncullah seorang ibu-ibu yang seperti penuh dengan masalah. Ia pun berkata kepada ustadz tersebut, “Pak, saya jenuh pak!”
Setelah dipersilakan duduk terlebih dahulu, wanita itu pun kemudian melanjutkan keluh kesahnya.
Suami yang telah menikahinya selama ini selalu bertindak sewenang-wenang. Tak hanya bersikap kasar, ia juga sering lupa untuk menafkahi baik secara lahir maupun batin. Namun beberapa bulan yang lalu sang suami jatuh sakit sehingga mengharuskan salah satu organ tubuhnya dipasang sebuah alat bantu.
Dalam masa yang kritis tersebut, sang istri melakukan apa yang bisa ia lakukan baik itu merawat, membersihkan tubuh suaminya hingga bekerja mencari nafkah. Memang karena sakitnya tersebut, si suami tidak bisa bekerja dan hanya bisa berbaring di kasurnya saja.
Setelah beberapa mingggu kemudian, sang suami kemudian berangsur-angsur pulih. Akan tetapi kesembuhannya tidak membuat ia jera dan justru semakin bertambah kasar. Akhlaknya semakin memburuk sehingga membuat sang istri hampir gila dan stres karena kelakukan suaminya tersebut.
Di tengah kejenuhannya, muncul sesosok pria yang perhatian kepadanya. Ia juga selalu berkomunikasi dengan wanita bersuami tersebut. Belum lagi sosok pria tersebut terbilang memiliki pendidikan dan pekerjaan yang mapan.
Wanita tersebut merasa kebingungan dan harus melakukan apa.
Sang ustadz yang mendengar cerita tersebut kemudian menjelaskan bahwa sangat manusiawi seseorang mengalami kejenuhan. Terlebih lagi dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Setiap masalah yang datang dan tidak terselesaikan akan semakin bertumpuk dan membesar. Semakin besar kejenuhan tersebut saat melihat perlakukan pasangan yang tidak diharapkan dan ditambah dengan hadirnya pihak ketiga yang memberi perhatian.
Sesungguhnya letak solusinya adalah dengan memperbaiki komitmen atau niat dalam pernikahan. Bukankah pernikahan merupakan sesuatu yang agung dimana saat ijab kabul diutarakan, Arsy Allah Ta’ala seketika itu juga bergetar? Bukankah dalam setiap masalah rumah tangga akan hadir sosok setan yang membuat manusia menempuh jalan perceraian yang membuat dada menjadi sesak?
Jadi selesaikanlah segala persoalan rumah tangga dengan niat hanya karena Allah semata. Meski bukan perkara yang mudah, namun itulah yang menjadi kunci atas segala permasalahan kejenuhan dalam rumah tangga. Sesungguhnya bagi seorang wanita yang ikhlas menjalani tugasnya sebagai seorang istri, akan ada pahala Allah yang disediakan untuknya. Jika pun tidak langsung dibalas di dunia, yakinlah bahwa Allah akan membalasnya di akhirat kelak.
Isilah segala niat lurus dengan mengagendakan pengajian baik itu terhadap diri sendiri maupun bersama dengan keluarga. Bacalah juga lantunan ayat-ayat Al Quran secara bersama-sama sesuai dengan waktu luang yang dimiliki masing-masing.
Terakhir, jangan lupakan untuk selalu memohon kepada Allah agar dikuatkan dalam mengabdikan diri kepada suami yang telah Allah halalkan lewat jalan pernikahan.
Wallahu A’lam
Setelah dipersilakan duduk terlebih dahulu, wanita itu pun kemudian melanjutkan keluh kesahnya.
Suami yang telah menikahinya selama ini selalu bertindak sewenang-wenang. Tak hanya bersikap kasar, ia juga sering lupa untuk menafkahi baik secara lahir maupun batin. Namun beberapa bulan yang lalu sang suami jatuh sakit sehingga mengharuskan salah satu organ tubuhnya dipasang sebuah alat bantu.
Dalam masa yang kritis tersebut, sang istri melakukan apa yang bisa ia lakukan baik itu merawat, membersihkan tubuh suaminya hingga bekerja mencari nafkah. Memang karena sakitnya tersebut, si suami tidak bisa bekerja dan hanya bisa berbaring di kasurnya saja.
Setelah beberapa mingggu kemudian, sang suami kemudian berangsur-angsur pulih. Akan tetapi kesembuhannya tidak membuat ia jera dan justru semakin bertambah kasar. Akhlaknya semakin memburuk sehingga membuat sang istri hampir gila dan stres karena kelakukan suaminya tersebut.
Di tengah kejenuhannya, muncul sesosok pria yang perhatian kepadanya. Ia juga selalu berkomunikasi dengan wanita bersuami tersebut. Belum lagi sosok pria tersebut terbilang memiliki pendidikan dan pekerjaan yang mapan.
Wanita tersebut merasa kebingungan dan harus melakukan apa.
Sang ustadz yang mendengar cerita tersebut kemudian menjelaskan bahwa sangat manusiawi seseorang mengalami kejenuhan. Terlebih lagi dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Setiap masalah yang datang dan tidak terselesaikan akan semakin bertumpuk dan membesar. Semakin besar kejenuhan tersebut saat melihat perlakukan pasangan yang tidak diharapkan dan ditambah dengan hadirnya pihak ketiga yang memberi perhatian.
Sesungguhnya letak solusinya adalah dengan memperbaiki komitmen atau niat dalam pernikahan. Bukankah pernikahan merupakan sesuatu yang agung dimana saat ijab kabul diutarakan, Arsy Allah Ta’ala seketika itu juga bergetar? Bukankah dalam setiap masalah rumah tangga akan hadir sosok setan yang membuat manusia menempuh jalan perceraian yang membuat dada menjadi sesak?
Jadi selesaikanlah segala persoalan rumah tangga dengan niat hanya karena Allah semata. Meski bukan perkara yang mudah, namun itulah yang menjadi kunci atas segala permasalahan kejenuhan dalam rumah tangga. Sesungguhnya bagi seorang wanita yang ikhlas menjalani tugasnya sebagai seorang istri, akan ada pahala Allah yang disediakan untuknya. Jika pun tidak langsung dibalas di dunia, yakinlah bahwa Allah akan membalasnya di akhirat kelak.
Isilah segala niat lurus dengan mengagendakan pengajian baik itu terhadap diri sendiri maupun bersama dengan keluarga. Bacalah juga lantunan ayat-ayat Al Quran secara bersama-sama sesuai dengan waktu luang yang dimiliki masing-masing.
Terakhir, jangan lupakan untuk selalu memohon kepada Allah agar dikuatkan dalam mengabdikan diri kepada suami yang telah Allah halalkan lewat jalan pernikahan.
Wallahu A’lam