KabarMakkah.Com – Sebuah perbuatan zina bukanlah perbuatan yang bisa dianggap enteng. Selain mendapatkan dosa besar di akhirat kelak, di dunia pun ia akan merasakan balasan yang setimpal atas yang dilakukannya tersebut.
Imam Syafi’i telah menjelaskan bahwa zina itu akan diwariskan. Maksud dari perkataan tersebut adalah apabila seorang laki-laki melakukan perbuatan zina kemudian tidak bertaubat, maka Allah akan memberikan hukuman berupa perzinahan pada wanita yang ada di bawah perwaliannya oleh orang lain.
Sama hal seperti kisah dua laki-laki yang terbilang sering main perempuan dan melakukan zina. Laki-laki yang pertama dikisahkan berkenalan dengan seorang wanita dan mengajaknya jalan-jalan serta membelikan makanan yang menjadi favorit wanita tersebut.
Hingga pada suatu waktu, keduanya pun bersepakat untuk bertemu. Dengan semangat nafsu yang membara, laki-laki yang pertama tersebut bersiap mendatangi sang wanita. Meski telah menikah, si laki-laki tidak kehilangan akal. Ia beralasan kepada istri ada keperluan mendadak dan akhirnya ia menitipkan istrinya ke rumah orang tuanya. Sang istri pun tidak boleh pulang sebelum dijemput olehnya.
Dengan secepat kilat ia segera melajukan kendaraannya sembari membayangkan kenikmatan yang akan ia peroleh bersama pasangan haramnya tersebut. Naas, di tengah jalan terjadi operasi lalu lintas oleh polisi setempat dan ia melakukan sebuah pelanggaran karena melanggar lampu merah. Akhirnya ia pun dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Cukup lama berada di kantor polisi membuat ia teringat akan istrinya yang seharusnya dijemput sedari tadi. Ia kemudian menghubungi temannya yang juga penzina untuk menjemput istrinya yang ada di rumah orang tuanya dan minta untuk diantarkan ke rumahnya. Ia juga menelepon sang istri tentang kejadian yang dialaminya dan mengharuskan untuk berada cukup lama di kantor polisi.
Di tempat yang berbeda, si laki-laki yang kedua akhirnya tiba di rumah orang tua istri laki-laki yang pertama dan melakukan apa yang diperintahkan oleh temannya. Sementara si laki-laki yang pertama telah menyelesaikan urusannya di kantor polisi. Ia pun segera pulang dengan pikiran yang kalut gara-gara tidak berhasil melakukan perzinahan dengan wanita yang baru ditemui kemarin.
Namun saat sampai di rumahnya, matanya menatap seakan tidak percaya. Temannya yang diamanahi untuk mengantarkan istrinya, justru tengah asyik melakukan zina dengan istrinya sendiri. Sungguh serasa langit dunia runtuh tepat di kepalanya.
Sebuah pembelajaran bagi kita semua bahwa jangan sekali-kali meremehkan zina. Jangan pula menganggap bahwa kisah diatas hanya cerita tanpa bukti. Sudah banyak kejadian yang memperlihatkan bagaimana keadilan Allah langsung dibuktikan di dunia.
Selain kisah diatas, ada juga seorang laki-laki yang dahulunya menzinai seorang wanita dan tidak kunjung melakukan taubat. Setelah menikah dan memiliki anak, ia pun merasakan akibatnya. Anak perempuannya dizinai oleh tetangganya sendiri. Nudzu Billahi Min Dzalika
Imam Syafi’i telah menjelaskan bahwa zina itu akan diwariskan. Maksud dari perkataan tersebut adalah apabila seorang laki-laki melakukan perbuatan zina kemudian tidak bertaubat, maka Allah akan memberikan hukuman berupa perzinahan pada wanita yang ada di bawah perwaliannya oleh orang lain.
Sama hal seperti kisah dua laki-laki yang terbilang sering main perempuan dan melakukan zina. Laki-laki yang pertama dikisahkan berkenalan dengan seorang wanita dan mengajaknya jalan-jalan serta membelikan makanan yang menjadi favorit wanita tersebut.
Hingga pada suatu waktu, keduanya pun bersepakat untuk bertemu. Dengan semangat nafsu yang membara, laki-laki yang pertama tersebut bersiap mendatangi sang wanita. Meski telah menikah, si laki-laki tidak kehilangan akal. Ia beralasan kepada istri ada keperluan mendadak dan akhirnya ia menitipkan istrinya ke rumah orang tuanya. Sang istri pun tidak boleh pulang sebelum dijemput olehnya.
Dengan secepat kilat ia segera melajukan kendaraannya sembari membayangkan kenikmatan yang akan ia peroleh bersama pasangan haramnya tersebut. Naas, di tengah jalan terjadi operasi lalu lintas oleh polisi setempat dan ia melakukan sebuah pelanggaran karena melanggar lampu merah. Akhirnya ia pun dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Cukup lama berada di kantor polisi membuat ia teringat akan istrinya yang seharusnya dijemput sedari tadi. Ia kemudian menghubungi temannya yang juga penzina untuk menjemput istrinya yang ada di rumah orang tuanya dan minta untuk diantarkan ke rumahnya. Ia juga menelepon sang istri tentang kejadian yang dialaminya dan mengharuskan untuk berada cukup lama di kantor polisi.
Di tempat yang berbeda, si laki-laki yang kedua akhirnya tiba di rumah orang tua istri laki-laki yang pertama dan melakukan apa yang diperintahkan oleh temannya. Sementara si laki-laki yang pertama telah menyelesaikan urusannya di kantor polisi. Ia pun segera pulang dengan pikiran yang kalut gara-gara tidak berhasil melakukan perzinahan dengan wanita yang baru ditemui kemarin.
Namun saat sampai di rumahnya, matanya menatap seakan tidak percaya. Temannya yang diamanahi untuk mengantarkan istrinya, justru tengah asyik melakukan zina dengan istrinya sendiri. Sungguh serasa langit dunia runtuh tepat di kepalanya.
Sebuah pembelajaran bagi kita semua bahwa jangan sekali-kali meremehkan zina. Jangan pula menganggap bahwa kisah diatas hanya cerita tanpa bukti. Sudah banyak kejadian yang memperlihatkan bagaimana keadilan Allah langsung dibuktikan di dunia.
Selain kisah diatas, ada juga seorang laki-laki yang dahulunya menzinai seorang wanita dan tidak kunjung melakukan taubat. Setelah menikah dan memiliki anak, ia pun merasakan akibatnya. Anak perempuannya dizinai oleh tetangganya sendiri. Nudzu Billahi Min Dzalika