KabarMakkah.Com – Semua wanita tentunya sangat menyukai yang namanya aktivitas berbelanja. Berbeda dengan kebanyakan para pria yang merasa bahwa aktivitas belanja merupakan sesuatu yang membosankan dan menyita banyak waktu. Mereka lebih senang untuk bermain-main dengan gadgetnya dan membiarkan para istri untuk berbelanja sendiri.
Kegiatan belanja bagi istri memang dikarenakan kebutuhan utama yang sudah hampir habis ataupun dikarenakan menginginkan sesuatu untuk dibeli. Meski kadang para wanita mengajak suaminya untuk menemani mereka belanja, tak jarang para suami akan terlebih dahulu memberikan sejuta alasan untuk tidak menemani sang istri berbelanja.
Padahal sesungguhnya bagi seorang wanita yang telah menikah, kegiatan berbelanja akan difokuskan untuk kepentingan keluarga terlebih dahulu dan mengesampingkan kebutuhannya sendiri. Sungguh amat menyedihkan saat seorang suami tidak mau menemani istrinya meski memiliki waktu luang dan menyuruh istrinya tersebut untuk naik kendaraan umum sendirian.
Perlu diketahui bahwa keikhlasan seorang istri untuk memenuhi kebutuhn keluarganya akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Sementara bagi para suami, sangat disayangkan karena mereka tidak akan mendapatkan pahala yang telah Allah janjikan untuk mereka yang mau menyenangkan seorang istri dan salah satunya adalah dengan menemani istri berbelanja.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda, “Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara (muslim) di dalam sebuah keperluan lebih aku cintai daripada aku beriktikaf di dalam masjidku ini selama sebulan” (HR At Thabrani)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Ustaimin rahimahullah menjelaskan tentang hadist tersebut dengan berkata, “Menunaikan kebutuhan kaum muslimin lebih penting daripada iktikaf karena manfaatnya lebih menyebar. Manfaat ini lebih baik daripada manfaat yang terbatas (untuk diri sendiri) kecuali manfaat terbatas tersebut merupakan perkara yang lebih penting dan wajib dalam Islam (seperti shalat wajib)”
Sungguh ganjaran beriktikaf selama sebulan di Masjid Rasulullah yakni Masjid Nabawi sangatlah besar. Setiap muslimin pasti ingin bisa beriktikaf selama sebulan di masjid tersebut. Namun Rasul justru lebih mengutamakan menemani saudara muslimnya untuk memenuhi kebutuhan ketimbang harus beriktikaf selama sebulan.
Jika Rasulullah saja lebih mengutamakan keperluan saudara muslimnya, maka bagaimana dengan seorang istri yang jelas-jelas memiliki hubungan khusus dalam rumah tangga?
Sesungguhnya seorang suami memiliki kewajiban untuk membahagiakan istrinya karena dengan hal tersebut, kemuliaan seorang suami akan bertambah.
Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam hadistnya, “Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya diantara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya" (HR At Tirmidzi)
Karenanya sudah semestinya bagi seorang suami untuk lebih mendahulukan kepentingan istrinya dengan menemaninya berbelanja dibandingkan dengan mengotak atik gadget ataupun berkumpul dengan kawan-kawannya.
Sesungguhnya saat suami meninggal, bukanlah gadget ataupun temannya yang akan menangisi dirinya hingga bertahun-tahun, melainkan istrilah yang akan merasakan hal itu. Istri yang selalu ditolak ajakannya dan istri yang selalu harus berbelanja sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Renungkanlah
Kegiatan belanja bagi istri memang dikarenakan kebutuhan utama yang sudah hampir habis ataupun dikarenakan menginginkan sesuatu untuk dibeli. Meski kadang para wanita mengajak suaminya untuk menemani mereka belanja, tak jarang para suami akan terlebih dahulu memberikan sejuta alasan untuk tidak menemani sang istri berbelanja.
Padahal sesungguhnya bagi seorang wanita yang telah menikah, kegiatan berbelanja akan difokuskan untuk kepentingan keluarga terlebih dahulu dan mengesampingkan kebutuhannya sendiri. Sungguh amat menyedihkan saat seorang suami tidak mau menemani istrinya meski memiliki waktu luang dan menyuruh istrinya tersebut untuk naik kendaraan umum sendirian.
Perlu diketahui bahwa keikhlasan seorang istri untuk memenuhi kebutuhn keluarganya akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Sementara bagi para suami, sangat disayangkan karena mereka tidak akan mendapatkan pahala yang telah Allah janjikan untuk mereka yang mau menyenangkan seorang istri dan salah satunya adalah dengan menemani istri berbelanja.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda, “Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara (muslim) di dalam sebuah keperluan lebih aku cintai daripada aku beriktikaf di dalam masjidku ini selama sebulan” (HR At Thabrani)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Ustaimin rahimahullah menjelaskan tentang hadist tersebut dengan berkata, “Menunaikan kebutuhan kaum muslimin lebih penting daripada iktikaf karena manfaatnya lebih menyebar. Manfaat ini lebih baik daripada manfaat yang terbatas (untuk diri sendiri) kecuali manfaat terbatas tersebut merupakan perkara yang lebih penting dan wajib dalam Islam (seperti shalat wajib)”
Sungguh ganjaran beriktikaf selama sebulan di Masjid Rasulullah yakni Masjid Nabawi sangatlah besar. Setiap muslimin pasti ingin bisa beriktikaf selama sebulan di masjid tersebut. Namun Rasul justru lebih mengutamakan menemani saudara muslimnya untuk memenuhi kebutuhan ketimbang harus beriktikaf selama sebulan.
Jika Rasulullah saja lebih mengutamakan keperluan saudara muslimnya, maka bagaimana dengan seorang istri yang jelas-jelas memiliki hubungan khusus dalam rumah tangga?
Sesungguhnya seorang suami memiliki kewajiban untuk membahagiakan istrinya karena dengan hal tersebut, kemuliaan seorang suami akan bertambah.
Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam hadistnya, “Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya diantara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya" (HR At Tirmidzi)
Karenanya sudah semestinya bagi seorang suami untuk lebih mendahulukan kepentingan istrinya dengan menemaninya berbelanja dibandingkan dengan mengotak atik gadget ataupun berkumpul dengan kawan-kawannya.
Sesungguhnya saat suami meninggal, bukanlah gadget ataupun temannya yang akan menangisi dirinya hingga bertahun-tahun, melainkan istrilah yang akan merasakan hal itu. Istri yang selalu ditolak ajakannya dan istri yang selalu harus berbelanja sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Renungkanlah