KabarMakkah.Com – Di hari kiamat, akan ada orang yang akan dikalungi dengan ular yang sangat besar. Boleh jadi ia merupakan seorang pendosa besar selama hidupnya. Segala perintahNya dilanggar dan segala laranganNya dilakukan.
Ketahuilah bahwa Allah akan membalas sekecil apapun suatu perbuatan, apakah itu baik ataupun buruk. Semuanya tidak akan lepas sedikit pun dari pandangan Allah.
Sesungguhnya dalam menjalani kehidupan ini, apa yang diharapkan kadang tidak berjalan dengan mulus. Selalu ada saja halangan dan rintangan yang seakan saling berganti tak henti-henti. Sebuah cobaan hidup yang kadang susah untuk dilewati.
Salah satunya adalah kemiskinan dimana setiap orang mengetahui rezekinya masing-masing yang telah Allah takdirkan untuknya. Hanya Allah yang mengetahui apa saja yang terbaik untuk kita meski harus terlahir dalam kehidupan yang miskin.
Tetaplah bersyukur atas rezeki yang telah Allah tentukan berapa pun adanya. Asal tahu saja bahwa harta yang sedikit akan meringankan hari penghisaban di hari akhir. Dengan kata lain proses penghisaban menjadi lebih singkat dimana yang lain masih harus menunggu puluhan tahun dalam penghitungan harta yang telah dititipkan kepada mereka.
Harta bukanlah sebuah prioritas bagi orang-orang yang beriman. Kesadaran seorang mukmin melahirkan pemahaman bahwa tujuannya di dunia bukanlah untuk mengumpulkan harta, melainkan untuk beribadah. Mereka lebih senang dengan kesederhanaan karena terlalu banyak harta justru akan melahirkan jebakan setan yang terus mencekiknya. Alhasil mereka pun lupa dan lalai dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah.
Banyak orang di zaman ini yang mengeluh sekaligus menyalahkan Sang Pemberi Rezeki atas kemiskinan yang menimpa dirinya. Mereka telah lupa bahwa yang namanya rezeki itu tidak selamanya harus berbentuk harta dan uang. Mereka lupa bahwa kesehatan, kebahagiaan dan kenikmatan rohani lainnya adalah sebuah rezeki yang tidak bisa terbayarkan dengan uang.
Banyak dari manusia yang memiliki banyak uang harus rela membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal karena sakit yang dideritanya.
Namun penyakit tetaplah sebuah penyakit. Kekurang syukuran menjadi mereka malas untuk berusaha dan bekerja. Mereka akan lebih senang untuk meminta-minta. Tak jarang jalan pintas diambil dengan jalan merampok dan tindakan jahat lainnya.
Sementara mereka yang diberi kekayaan, tidak sedikit pun digunakan untuk jalan kebaikan. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah berfoya-foya dan bersikap konsumtif dengan membeli barang di luar kebutuhan. Mereka pun akan berusaha memanipulasi sejumlah perkara demi mendapatkan keuntungan untuk pribadinya.
Mereka yang diberi harta berlebih, sebagian besar tidak memiliki keimanan sehingga tidak menyadari tentang kewajiban yang harus diembannya. Padahal selagi harta masih ada, sudah seharusnya membelanjakan di jalan Allah lewat berzakat. Sebuah kewajiban pokok yang mereka lalaikan.
Jika yang pokok saja sudah tidak dianggap, apalagi kewajiban yang hanya bersifat sunat seperti bersedekah, infaq dan sebagainya.
Namun tak mungkin Allah membiarkan manusia seperti ini hidup dalam kesenangan terus menerus. Meski tidak mendapat teguran di dunia, yakinlah bahwa akan ada balasan yang setimpal atas apa yang mereka lakukan nanti di akhirat.
Teringat bahwa dalam sebuah hadist, Rasulullah menyampaikan kepada mereka yang tidak mau melaksanakan kewajibannya berupa menunaikan zakat, maka di akhirat semua harta yang ia sayangi akan berubah menjadi ular besar. Allah pun akan mengalungkan ular tersebut kepada leher si kikir. Alhasil ular yang sangat besar tersebut mematuk leher dan rahang si empunya. Hewan itu pun akan berucap bahwa ia adalah harta yang dahului disayanginya.
Penyesalan di akhirat sungguh sangatlah sia-sia. Lebih baik segera menyadari di dunia ini bahwa hukum zakat fitrah adalah kewajiban seorang muslim yang harus ditunaikan. Terlebih lagi jika memiliki harta yang berlebih seperti yang saat ini banyak dipamerkan oleh para pengusaha maupun para artis.
Semoga semuanya bisa tersadar sebelum hari yang dijanjikan ada di depan mata.
Ketahuilah bahwa Allah akan membalas sekecil apapun suatu perbuatan, apakah itu baik ataupun buruk. Semuanya tidak akan lepas sedikit pun dari pandangan Allah.
Sesungguhnya dalam menjalani kehidupan ini, apa yang diharapkan kadang tidak berjalan dengan mulus. Selalu ada saja halangan dan rintangan yang seakan saling berganti tak henti-henti. Sebuah cobaan hidup yang kadang susah untuk dilewati.
Salah satunya adalah kemiskinan dimana setiap orang mengetahui rezekinya masing-masing yang telah Allah takdirkan untuknya. Hanya Allah yang mengetahui apa saja yang terbaik untuk kita meski harus terlahir dalam kehidupan yang miskin.
Tetaplah bersyukur atas rezeki yang telah Allah tentukan berapa pun adanya. Asal tahu saja bahwa harta yang sedikit akan meringankan hari penghisaban di hari akhir. Dengan kata lain proses penghisaban menjadi lebih singkat dimana yang lain masih harus menunggu puluhan tahun dalam penghitungan harta yang telah dititipkan kepada mereka.
Harta bukanlah sebuah prioritas bagi orang-orang yang beriman. Kesadaran seorang mukmin melahirkan pemahaman bahwa tujuannya di dunia bukanlah untuk mengumpulkan harta, melainkan untuk beribadah. Mereka lebih senang dengan kesederhanaan karena terlalu banyak harta justru akan melahirkan jebakan setan yang terus mencekiknya. Alhasil mereka pun lupa dan lalai dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah.
Banyak orang di zaman ini yang mengeluh sekaligus menyalahkan Sang Pemberi Rezeki atas kemiskinan yang menimpa dirinya. Mereka telah lupa bahwa yang namanya rezeki itu tidak selamanya harus berbentuk harta dan uang. Mereka lupa bahwa kesehatan, kebahagiaan dan kenikmatan rohani lainnya adalah sebuah rezeki yang tidak bisa terbayarkan dengan uang.
Banyak dari manusia yang memiliki banyak uang harus rela membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal karena sakit yang dideritanya.
Namun penyakit tetaplah sebuah penyakit. Kekurang syukuran menjadi mereka malas untuk berusaha dan bekerja. Mereka akan lebih senang untuk meminta-minta. Tak jarang jalan pintas diambil dengan jalan merampok dan tindakan jahat lainnya.
Sementara mereka yang diberi kekayaan, tidak sedikit pun digunakan untuk jalan kebaikan. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah berfoya-foya dan bersikap konsumtif dengan membeli barang di luar kebutuhan. Mereka pun akan berusaha memanipulasi sejumlah perkara demi mendapatkan keuntungan untuk pribadinya.
Mereka yang diberi harta berlebih, sebagian besar tidak memiliki keimanan sehingga tidak menyadari tentang kewajiban yang harus diembannya. Padahal selagi harta masih ada, sudah seharusnya membelanjakan di jalan Allah lewat berzakat. Sebuah kewajiban pokok yang mereka lalaikan.
Jika yang pokok saja sudah tidak dianggap, apalagi kewajiban yang hanya bersifat sunat seperti bersedekah, infaq dan sebagainya.
Namun tak mungkin Allah membiarkan manusia seperti ini hidup dalam kesenangan terus menerus. Meski tidak mendapat teguran di dunia, yakinlah bahwa akan ada balasan yang setimpal atas apa yang mereka lakukan nanti di akhirat.
Teringat bahwa dalam sebuah hadist, Rasulullah menyampaikan kepada mereka yang tidak mau melaksanakan kewajibannya berupa menunaikan zakat, maka di akhirat semua harta yang ia sayangi akan berubah menjadi ular besar. Allah pun akan mengalungkan ular tersebut kepada leher si kikir. Alhasil ular yang sangat besar tersebut mematuk leher dan rahang si empunya. Hewan itu pun akan berucap bahwa ia adalah harta yang dahului disayanginya.
Penyesalan di akhirat sungguh sangatlah sia-sia. Lebih baik segera menyadari di dunia ini bahwa hukum zakat fitrah adalah kewajiban seorang muslim yang harus ditunaikan. Terlebih lagi jika memiliki harta yang berlebih seperti yang saat ini banyak dipamerkan oleh para pengusaha maupun para artis.
Semoga semuanya bisa tersadar sebelum hari yang dijanjikan ada di depan mata.