KabarMakkah.Com – Lantunan surat Al Fatihah menjadi sebuah kegiatan sehari-hari di sebuah sekolah dasar. Sungguh sebuah pemandangan yang berbeda dengan sekolah pada umumnya yang kurang memberikan pendidikan agama.
Bangunan sekolah itu sangat jauh dari kata mewah. Dinding yang terbuat dari bambu ditambah dengan atap yang hanya beralaskan seng.
Bangunan bernama Sekolah Dasar Filial itu letaknya sangatlah jauh dari keramaian yaitu di pedalaman Dusun Semokan Ruak, Desa Persiapan Bukit Rakit, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Agar bisa mencapainya, diperlukan usaha yang kuat dengan menyusuri sungai dan mendaki bukit.
Kebanyakan anak-anak yang bersekolah di sana adalah anak-anak yang kurang mampu, bahkan bisa dikatakan sangat tidak mampu. Untuk membeli seragam sekolah pun mereka tidak bisa. Alhasil anak-anak datang dengan pakaian seadanya dan bahkan mereka tidak menggunakan alas kaki untuk bersekolah.
Pada mulanya, sekolah tersebut dioperasikan oleh seorang yang juga Ustadz bernama Mus Mulyadi. Ia sendirian mengajar anak SD dari kelas 1 hingga kelas 4. Meski berat, profesi yang dijalaninya ia lakukan dengan keikhlasan.
Akan tetapi ada yang beda dari sekolah ini dimana jika orang tua anak-anak di daerah lain menginginkan anak-anaknya lulus Ujian Nasional. Justru di sekolah ini, Mus mendapatkan amanah dari pihak orang tua untuk bisa mengajarkan Al Fatihah kepada semua muridnya. Bagi keluarga yang ada di sana, bisa mengucapkan surat Al Fatihah saja itu sudah cukup.
Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan anak-anaknya lulus UN, tidak pula mahir berbahasa inggris. Yang mereka inginkan hanya agar anak-anak bisa membaca Al Fatihah karena surat tersebut menjadi syarat sahnya shalat. Jika shalatnya sudah tidak salah, siapa yang akan mendoakan mereka. Seperti itulah alasan yang diungkapkan oleh salah satu orang tua.
Kini sebuah bantuan dari Lembaga Amil Zakat yakni Al Azhar Peduli Umat telah merubah bangunan tersebut. Bangunan yang dulu berdindingkan bambu telah bisa permanen. Para murid pun sangat bahagia dengan perubahan di sekolahnya.
Semoga menjadi pembelajaran bagi para pendidik untuk menjadikan sekolah bukan hanya tempat menuntut ilmu dunia, namun juga menjadi tempat menuntut ilmu agama.
Bangunan sekolah itu sangat jauh dari kata mewah. Dinding yang terbuat dari bambu ditambah dengan atap yang hanya beralaskan seng.
Mus Mulyadi dengan anak-anak di SD Filial (Dokumen APU) |
Kebanyakan anak-anak yang bersekolah di sana adalah anak-anak yang kurang mampu, bahkan bisa dikatakan sangat tidak mampu. Untuk membeli seragam sekolah pun mereka tidak bisa. Alhasil anak-anak datang dengan pakaian seadanya dan bahkan mereka tidak menggunakan alas kaki untuk bersekolah.
Pada mulanya, sekolah tersebut dioperasikan oleh seorang yang juga Ustadz bernama Mus Mulyadi. Ia sendirian mengajar anak SD dari kelas 1 hingga kelas 4. Meski berat, profesi yang dijalaninya ia lakukan dengan keikhlasan.
Akan tetapi ada yang beda dari sekolah ini dimana jika orang tua anak-anak di daerah lain menginginkan anak-anaknya lulus Ujian Nasional. Justru di sekolah ini, Mus mendapatkan amanah dari pihak orang tua untuk bisa mengajarkan Al Fatihah kepada semua muridnya. Bagi keluarga yang ada di sana, bisa mengucapkan surat Al Fatihah saja itu sudah cukup.
Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan anak-anaknya lulus UN, tidak pula mahir berbahasa inggris. Yang mereka inginkan hanya agar anak-anak bisa membaca Al Fatihah karena surat tersebut menjadi syarat sahnya shalat. Jika shalatnya sudah tidak salah, siapa yang akan mendoakan mereka. Seperti itulah alasan yang diungkapkan oleh salah satu orang tua.
Kini sebuah bantuan dari Lembaga Amil Zakat yakni Al Azhar Peduli Umat telah merubah bangunan tersebut. Bangunan yang dulu berdindingkan bambu telah bisa permanen. Para murid pun sangat bahagia dengan perubahan di sekolahnya.
Semoga menjadi pembelajaran bagi para pendidik untuk menjadikan sekolah bukan hanya tempat menuntut ilmu dunia, namun juga menjadi tempat menuntut ilmu agama.