KabarMakkah.Com – Khalifah seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali merupakan Khalifah yang mendapat gelar Khulafaur Rasyidin. Dengan kata lain, merekalah pemimpin terbaik kaum muslimin setelah kepergian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Setelah keempatnya wafat, kaum musim kemudian menjadikan Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah yang berasal dari Bani Umayyah. Setelah itu kedudukannya digantikan oleh seorang pemuda bernama Harun ar Rasyid. Sungguh suatu kehormatan memegang kekuasaan baginya saat Dinasti bani Abbasiyah memimpin.
Pada usianya yang ke-23, beliau sudah menjabat sebagai seorang khalifah. Beliau memiliki tiga saudara kandung dimana saudara yang perempuan telah wafat saat usianya masih muda. Sementara Musa al Hadi yang merupakan kakaknya telah lebih dahulu memegang jabatan Khalifah Bani Abbasiyah dan wafat dalam amanahnya tersebut.
Harun ar Rasyid merupakan sosok Khalifah yang bisa merangkul para ulama untuk dijadikan sebagai penasehat. Dengan begitu, ia akan selalu diingatkan dalam memegang amanah kepemimpinan untuk selalu dalam jalur yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya.
Akan tetapi banyak yang tidak tahu bahwa ternyata beliau lahir dari seorang wanita mantan budak di lingkungan kekhalifahan.
Ibundanya bernama Jurasyiyah binti ‘Atha yang sejak usia muda telah dipekerjakan di lingkungan tersebut. Dengan seringnya melihat kondisi serta mengamati berbagai keadaan pemerintahan, wanita yang dijuluki Khaizuran ini pun bisa belajar berbagai ilmu kepemimpinan dan politik kepemerintahan.
Melihat semangatnya untuk belajar dan mengetahui pemerintahan, ia pun diangkat sebagai penasehat pribadi al Mahdi yang menjabat Khalifah saat itu. Kedekatan antara sang Khalifah dengan penasehatnya ini menjadi perbincangan para petinggi pemerintahan. Diantara mereka ada yang mendukung dan ada pula yang menolak kebersamaan tersebut. Semakin rumitlah kondisinya saat sang istri Khalifah cemburu.
Setelah memikirkan baik buruknya, akhirnya al Mahdi memperistri Khaizuran. Benar, seorang Khalifah rendah hati telah menikahi mantan budaknya. Darinya, al Mahdi dikarunia seorang anak bernama Harun dan seorang anak perempuan yang telah meninggal sejak kecil.
Dengan wawasan dan kebijaksanaan yang dimilikinya, Khaizuran sangat terbuka kepada pihak lain jika memang ada yang lebih pantas untuk memangku jabatan kepemimpinan meski bukan dari garis keluarganya. Khaizuran juga ternyata sangat sabar dalam mendampingi sang anak untuk menuntut ilmu ke berbagai daerah.
Saat kepemimpinan dijabat oleh Harun ar Rasyid, puncak kejayaan dirasakan oleh kaum muslimin. Dan selama beliau memegang kekuasaan, sangat sukar ditemukan penerima zakat karena kesejahteraan yang telah merata pada seluruh rakyatnya.
Wallahu A’lam
Setelah keempatnya wafat, kaum musim kemudian menjadikan Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah yang berasal dari Bani Umayyah. Setelah itu kedudukannya digantikan oleh seorang pemuda bernama Harun ar Rasyid. Sungguh suatu kehormatan memegang kekuasaan baginya saat Dinasti bani Abbasiyah memimpin.
Pada usianya yang ke-23, beliau sudah menjabat sebagai seorang khalifah. Beliau memiliki tiga saudara kandung dimana saudara yang perempuan telah wafat saat usianya masih muda. Sementara Musa al Hadi yang merupakan kakaknya telah lebih dahulu memegang jabatan Khalifah Bani Abbasiyah dan wafat dalam amanahnya tersebut.
Harun ar Rasyid merupakan sosok Khalifah yang bisa merangkul para ulama untuk dijadikan sebagai penasehat. Dengan begitu, ia akan selalu diingatkan dalam memegang amanah kepemimpinan untuk selalu dalam jalur yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya.
Akan tetapi banyak yang tidak tahu bahwa ternyata beliau lahir dari seorang wanita mantan budak di lingkungan kekhalifahan.
Ibundanya bernama Jurasyiyah binti ‘Atha yang sejak usia muda telah dipekerjakan di lingkungan tersebut. Dengan seringnya melihat kondisi serta mengamati berbagai keadaan pemerintahan, wanita yang dijuluki Khaizuran ini pun bisa belajar berbagai ilmu kepemimpinan dan politik kepemerintahan.
Melihat semangatnya untuk belajar dan mengetahui pemerintahan, ia pun diangkat sebagai penasehat pribadi al Mahdi yang menjabat Khalifah saat itu. Kedekatan antara sang Khalifah dengan penasehatnya ini menjadi perbincangan para petinggi pemerintahan. Diantara mereka ada yang mendukung dan ada pula yang menolak kebersamaan tersebut. Semakin rumitlah kondisinya saat sang istri Khalifah cemburu.
Setelah memikirkan baik buruknya, akhirnya al Mahdi memperistri Khaizuran. Benar, seorang Khalifah rendah hati telah menikahi mantan budaknya. Darinya, al Mahdi dikarunia seorang anak bernama Harun dan seorang anak perempuan yang telah meninggal sejak kecil.
Dengan wawasan dan kebijaksanaan yang dimilikinya, Khaizuran sangat terbuka kepada pihak lain jika memang ada yang lebih pantas untuk memangku jabatan kepemimpinan meski bukan dari garis keluarganya. Khaizuran juga ternyata sangat sabar dalam mendampingi sang anak untuk menuntut ilmu ke berbagai daerah.
Saat kepemimpinan dijabat oleh Harun ar Rasyid, puncak kejayaan dirasakan oleh kaum muslimin. Dan selama beliau memegang kekuasaan, sangat sukar ditemukan penerima zakat karena kesejahteraan yang telah merata pada seluruh rakyatnya.
Wallahu A’lam