KabarMakkah.Com - LGBT (lesbian, Gay, Bisexsual dan transgender) terus dielu-elukan sebagai hak azasi manusia yang harus didukung dan dihormati. Bahkan di Amerika Serikat, hubungan LGBT dilegalkan hingga ke jenjang pernikahan. Padahal perilaku penyuka sesama jenis sejatinya adalah perilaku kaum Sodom dahulu di masa Nabi Luth Alaihi Salam, dimana perilaku ini sangat dimurkai Allah dan mengundang adzab kehancuran bagi para pelakunya.
Kilas Balik Sejarah Kaum Sodom
Nabi Luth adalah putera dari Haran bin Azar yang merupakan saudara laki-laki dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam. Dengan kata lain, Nabi Luth adalah keponakan dari Nabi Ibrahim. Keponakan Nabi Ibrahim ini banyak mengambil ilmu dan pelajaran dari sang paman. Luth beriman akan risalah yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan ia pun mengikuti jejak langkah pamannya untuk berhijrah ke negeri Syam.
Oleh Allah, Luth diangkat menjadi Nabi dan Rasul kemudian diutus untuk mendakwahi kaum yang bertempat tinggal di negeri Sodom dan sekitarnya. Risalah yang beliau bawa sama dengan Rasul-rasul sebelumnya yakni menyerukan bahwa tidak ada Illah selain Allah serta mengajak manusia untuk beramal sholeh dan mencegahnya dari berbuat kemungkaran.
Namun seperti halnya para utusan yang lain, Nabi Luth pun didustakan oleh kaumnya. Bahkan mereka memupuk perilaku menyimpang yang belum pernah ditemukan pada masa-masa sebelumnya. Laki-laki penduduk negeri Sodom lebih menyukai untuk menyalurkan hasrat biologisnya pada laki-laki lagi ketimbang dengan perempuan.
Allah SWT berfirman:
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?’ Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”.(QS. Al A’raf: 80-81)
Kesudahan Riwayat Kaum Sodom
Alalh SWT berfirman:
“Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing, sebagai ni’mat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan pada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan adzab-adzab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). Lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah adzab-Ku dan ancaman-ancaman-ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa adzab yanng kekal. Maka rasakanlah adzab-Ku dan ancaman-ancaman-ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al Qamar: 33-40)
Begitulah kesudahan kaum Sodom. Mereka hancur ditimpa adzab dunia berupa serbuan angin yang membawa bebatuan didalamnya. Hujan batu itu telah menewaskan kaum Sodom kecuali keluarga Nabi Luth yang telah Allah selamatkan dengan rahmat-Nya. Dan kelak di akhirat sana mereka akan mendapatkan adzab yang kekal. Adzab yang selalu mereka dustakan kebenarannya.
LGBT Bukan Hak Azasi Tapi Perilaku Abnormal Yang Harus Diberantas
Sungguh aneh dengan manusia zaman sekarang yang menganggap bahwa perilaku LGBT adalah sesuatu yang wajar malah harus diayomi dan diberikan perlindungan. Al Walid bin Abdul Malik (Khalifah Al Umawi) pernah berkata: “Seandainya Allah tidak mengisahkan kisah Nabi Luth (dan kaumnya) , tentu aku sendiri tak bisa berpikir bagaimana laki-laki bisa main di atas laki-laki”. (Tafsir A Qur’an Al Azhim, 4:59).
Maksudnya, Al Walid tidak bisa membayangkan bagaimana mungkin laki-laki bisa berhubungan seksual dengan sesama lelaki. Bagaimana sampai ada hubungan percintaan seperti itu. Perbuatan itu sungguh perbuatan yang melampaui batas sebagaimana firman-Nya:
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yng dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (QS Asy Syu’ara: 165-166).
Melampaui batas artinya mereka melanggar batas-batas ketentuan yang telah Allah tetapkan. Allah SWT telah menetapkan istri-istri sebagai pasangan hidup bagi laki-laki. Dengannya laki-laki bisa menyalurkan hasrat biologisnya dengan halal. Namun karena kejahilan dan menuruti hawa nafsu, mereka mencari pada selain itu. Mereka menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Perilaku semacam itu kini kian merebak dan dibela mati-matian oleh kaum liberalis. Mereka berkata bahwa pilihan penyaluran hasrat seksual adalah hak azasi manusia yang harus dihormati. Apalagi jika hal tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada salah satu pihak yang merasa terpaksa, maka hukum tidak bisa menjamah mereka.
Para penyeru HAM ini sekilas sedang membela para pelaku LGBT. Namun hakikat sebenarnya justru mereka sedang mendorong dan menjerumuskan saudara mereka sendiri sesama manusia untuk terjun ke jurang kehancuran. Coba bila akhirnya para pelaku LGBT ini mengidap penyakit menular seksual (PMS) yang dideritanya akibat perilaku menyimpang tersebut, maka dijamin seratus persen para penyeru HAM itu tidak akan ada untuk mereka.
Mereka kemungkinan besar tidak akan mau peduli jika para pelaku LGBT sudah mengalami rambut rontok, lidah kaku tak bisa digerakkan hingga untuk makan pun sulit, alat kelamin sudah terinfeksi dimana infeksinya menyebar ke daerah kulit hingga kulit bernanah, mata pun sudah tak mampu melihat akibat virus menyerang saraf optik. Bahkan akhirnya ia hanya mampu terbaring lemah menunggu detik-detik maut menjemput.
Jika sudah begitu, dimana para pembela perilaku LGBT itu?
Wahai saudaraku, itu baru siksaan di dunia dan di dunia pun sudah tidak ada seorang pun yang bisa menolong. Belum lagi adzab akhirat yang kekal abadi dimana para pelaku LGBT jika ia tidak bertobat dan memperbaiki diri sejak dini maka sudah dapat dipastikan ia akan berenang-renang dalam lautan api murkanya Allah.
Maka bagi para penyeru HAM berpikirlah beribu kali sebelum ambil suara menjerumuskan saudaramu sendiri dalam jurang dosa. Ingatlah jika kemungkaran itu tidak dicegah atau justru malah didukung, maka ada adzab yang ditimpakan bukan hanya khusus bagi orang-orang dzalim.
Allah SWT berfirman:
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS. Al Anfal: 25)
Ibnu Abbas berkata: “Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk tidak mendiamkan kemungkaran begitu saja di tengah-tengah mereka, karena adzab tersebut bisa menyebar menimpa yang lainnya pula”.
Peristiwa perilaku penyimpangan seks sudah Allah beritakan dalam Al Qur’an beserta dengan akhir kesudahan para pelakunya yang ditimpa adzab yang pedih hingga mereka lenyap dari muka bumi. Allah SWT pun telah berfirman bahwa Al Qur’an telah dimudahkan untuk pelajaran, maka sepatutnya kita mengambil pelajaran darinya. Seharusnya kita menjauhi dan memberantas perilaku LGBT bukan justru melakukan perbuatan tersebut atau justru mendukungnya.
Ambillah pelajaran dari umat-umat terdahulu. Semoga ridho-Nya menyertai kita semua.
Kilas Balik Sejarah Kaum Sodom
Nabi Luth adalah putera dari Haran bin Azar yang merupakan saudara laki-laki dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam. Dengan kata lain, Nabi Luth adalah keponakan dari Nabi Ibrahim. Keponakan Nabi Ibrahim ini banyak mengambil ilmu dan pelajaran dari sang paman. Luth beriman akan risalah yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan ia pun mengikuti jejak langkah pamannya untuk berhijrah ke negeri Syam.
Oleh Allah, Luth diangkat menjadi Nabi dan Rasul kemudian diutus untuk mendakwahi kaum yang bertempat tinggal di negeri Sodom dan sekitarnya. Risalah yang beliau bawa sama dengan Rasul-rasul sebelumnya yakni menyerukan bahwa tidak ada Illah selain Allah serta mengajak manusia untuk beramal sholeh dan mencegahnya dari berbuat kemungkaran.
Namun seperti halnya para utusan yang lain, Nabi Luth pun didustakan oleh kaumnya. Bahkan mereka memupuk perilaku menyimpang yang belum pernah ditemukan pada masa-masa sebelumnya. Laki-laki penduduk negeri Sodom lebih menyukai untuk menyalurkan hasrat biologisnya pada laki-laki lagi ketimbang dengan perempuan.
Allah SWT berfirman:
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?’ Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”.(QS. Al A’raf: 80-81)
Kesudahan Riwayat Kaum Sodom
Alalh SWT berfirman:
“Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing, sebagai ni’mat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan pada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan adzab-adzab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). Lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah adzab-Ku dan ancaman-ancaman-ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa adzab yanng kekal. Maka rasakanlah adzab-Ku dan ancaman-ancaman-ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al Qamar: 33-40)
Begitulah kesudahan kaum Sodom. Mereka hancur ditimpa adzab dunia berupa serbuan angin yang membawa bebatuan didalamnya. Hujan batu itu telah menewaskan kaum Sodom kecuali keluarga Nabi Luth yang telah Allah selamatkan dengan rahmat-Nya. Dan kelak di akhirat sana mereka akan mendapatkan adzab yang kekal. Adzab yang selalu mereka dustakan kebenarannya.
LGBT Bukan Hak Azasi Tapi Perilaku Abnormal Yang Harus Diberantas
Sungguh aneh dengan manusia zaman sekarang yang menganggap bahwa perilaku LGBT adalah sesuatu yang wajar malah harus diayomi dan diberikan perlindungan. Al Walid bin Abdul Malik (Khalifah Al Umawi) pernah berkata: “Seandainya Allah tidak mengisahkan kisah Nabi Luth (dan kaumnya) , tentu aku sendiri tak bisa berpikir bagaimana laki-laki bisa main di atas laki-laki”. (Tafsir A Qur’an Al Azhim, 4:59).
Maksudnya, Al Walid tidak bisa membayangkan bagaimana mungkin laki-laki bisa berhubungan seksual dengan sesama lelaki. Bagaimana sampai ada hubungan percintaan seperti itu. Perbuatan itu sungguh perbuatan yang melampaui batas sebagaimana firman-Nya:
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yng dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (QS Asy Syu’ara: 165-166).
Melampaui batas artinya mereka melanggar batas-batas ketentuan yang telah Allah tetapkan. Allah SWT telah menetapkan istri-istri sebagai pasangan hidup bagi laki-laki. Dengannya laki-laki bisa menyalurkan hasrat biologisnya dengan halal. Namun karena kejahilan dan menuruti hawa nafsu, mereka mencari pada selain itu. Mereka menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Perilaku semacam itu kini kian merebak dan dibela mati-matian oleh kaum liberalis. Mereka berkata bahwa pilihan penyaluran hasrat seksual adalah hak azasi manusia yang harus dihormati. Apalagi jika hal tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada salah satu pihak yang merasa terpaksa, maka hukum tidak bisa menjamah mereka.
Para penyeru HAM ini sekilas sedang membela para pelaku LGBT. Namun hakikat sebenarnya justru mereka sedang mendorong dan menjerumuskan saudara mereka sendiri sesama manusia untuk terjun ke jurang kehancuran. Coba bila akhirnya para pelaku LGBT ini mengidap penyakit menular seksual (PMS) yang dideritanya akibat perilaku menyimpang tersebut, maka dijamin seratus persen para penyeru HAM itu tidak akan ada untuk mereka.
Mereka kemungkinan besar tidak akan mau peduli jika para pelaku LGBT sudah mengalami rambut rontok, lidah kaku tak bisa digerakkan hingga untuk makan pun sulit, alat kelamin sudah terinfeksi dimana infeksinya menyebar ke daerah kulit hingga kulit bernanah, mata pun sudah tak mampu melihat akibat virus menyerang saraf optik. Bahkan akhirnya ia hanya mampu terbaring lemah menunggu detik-detik maut menjemput.
Jika sudah begitu, dimana para pembela perilaku LGBT itu?
Wahai saudaraku, itu baru siksaan di dunia dan di dunia pun sudah tidak ada seorang pun yang bisa menolong. Belum lagi adzab akhirat yang kekal abadi dimana para pelaku LGBT jika ia tidak bertobat dan memperbaiki diri sejak dini maka sudah dapat dipastikan ia akan berenang-renang dalam lautan api murkanya Allah.
Maka bagi para penyeru HAM berpikirlah beribu kali sebelum ambil suara menjerumuskan saudaramu sendiri dalam jurang dosa. Ingatlah jika kemungkaran itu tidak dicegah atau justru malah didukung, maka ada adzab yang ditimpakan bukan hanya khusus bagi orang-orang dzalim.
Allah SWT berfirman:
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS. Al Anfal: 25)
Ibnu Abbas berkata: “Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk tidak mendiamkan kemungkaran begitu saja di tengah-tengah mereka, karena adzab tersebut bisa menyebar menimpa yang lainnya pula”.
Peristiwa perilaku penyimpangan seks sudah Allah beritakan dalam Al Qur’an beserta dengan akhir kesudahan para pelakunya yang ditimpa adzab yang pedih hingga mereka lenyap dari muka bumi. Allah SWT pun telah berfirman bahwa Al Qur’an telah dimudahkan untuk pelajaran, maka sepatutnya kita mengambil pelajaran darinya. Seharusnya kita menjauhi dan memberantas perilaku LGBT bukan justru melakukan perbuatan tersebut atau justru mendukungnya.
Ambillah pelajaran dari umat-umat terdahulu. Semoga ridho-Nya menyertai kita semua.