KabarMakkah.Com - Takdir adalah ketentuan yang ditetapkan-Nya dimana setiap diri manusia tidak akan bisa luput darinya. Takdir ini sudah tertulis di Lauhul Mahfuds dan meliputi 3 hal besar sesuai kehendak-Nya. Walaupun takdir itu sudah tertulis, namun kita sebagai manusia bukanlah seperti sebuah wayang yang digerakkan oleh dalang. Allah menetapkan pula takdir yang terkait dengan keputusan jalan mana yang kita pilih.
3 misteri takdir terbesar manusia yang sudah tertera di Lauhul Mahfuds tersebut adalah:
1. Rizki
Hakikat rizki sebenarnya adalah segala sesuatu yang bisa dan telah kita nikmati. Misalnya sepiring nasi yang sudah dimakan di pagi hari, pakaian yang kita kenakan, oksigen yang kita hirup dan lain sebagainya. Jadi rizki itu bukanlah uang yang menumpuk di Bank, bukan pula emas perhiasan yang disimpan berkotak-kotak di lemari. Dengan kata lain rizki adalah segala kenyamanan hidup yang bisa kita rasakan.
Banyak sedikitnya rizki dan kapan rizki itu didapat menjadi rahasia-Nya yang tidak bisa kita ketahui walaupun bertanya pada Nabi sekali pun. Ketidakpastian itu berlaku juga bagi para karyawan perusahaan dengan sistem gaji bulanan. Ia tidak dapat mengetahui apakah bulan esok ia tetap akan mendapatkan gaji yang sama atau justru berubah seiring peraturan perusahaan.
Ia pun tidak dapat mengetahui apakah esok hari jasanya masih diperlukan lagi atau justru diberhentikan oleh perusahaan tersebut. Bisa saja karena alasan tertentu, ia menjadi korban dari pemberhentian karyawan secara sepihak.
Kerahasiaan dan ketidakpastian ini menjadi alasan untuk kita, bahwa dalam menjemput rizki-Nya kita tidak boleh duduk berdiam diri. Memang benar, ada rizki-rizki tertentu yang walaupun kita berdiam diri, dia datang menghampiri. Namun ada rizki-rizki lain yang kedatangannya terkait dengan amal usaha yang kita lakukan.
Namun tetap saja kapan, dimana dan berapa besarnya rizki yang diperoleh tergantung pada kehendak-Nya. Intinya manusia hanya terlibat dalam proses, manusia hanya berkewajiban untuk berusaha, masalah hasil, Allah-lah yang menentukan.
Satu hal lagi yang hendaknya kita rubah yakni pola pandang kita dalam memandang rizki. Rizki bukan melulu terkait materi. Bisa tidur nyenyak di malam hari kemudian bangun dengan tubuh segar di pagi hari pun sebenarnya adalah rizki yang sangat besar. Jadi bersyukurlah Allah memberikan rezeki berupa kesehatan.
2. Jodoh
Jodoh atau pasangan hidup juga merupakan misteri bagi manusia. Banyak muda-mudi yang begitu menginginkan si dia yang rupawan atau si dia yang hartawan menjadi jodohnya, namun seringkali takdir berkata lain. Betapa pun kuatnya ia berusaha, entah itu dengan cara meminta tolong pada murobi atau melakukan pendekatan pada orang tua si calon pasangan, jika takdir berkehendak lain maka ia tidak akan pernah bisa berjodoh dengannya.
Di sisi lain, banyak pula orang yang mempunyai jodoh lebih dari satu. Entah karena jodoh yang pertama dipisahkan oleh maut, atau memang karena ia adalah seorang lelaki yang mengambil haknya untuk berpoligami.
Itu baru jodoh di dunia, apalagi perkara jodoh di surga. Hal itu menjadi misteri besar yang tidak akan pernah bisa diungkap. Semuanya tertera dan tercatat rapih di Lauhul Mahfudz.
3. Kematian
Jika ada orang yang mengatakan bahwa ia bisa meramal kapan terjadinya kiamat maka ia adalah pembohong besar. Ia bahkan tidak bisa mengetahui tentang kematiannya sendiri. Ya, kematian adalah misteri terbesar selanjutnya dalam tahapan kehidupan manusia.
Kapan manusia mati, dimana ia mati dan bagaimana caranya kematian menghampiri, tidak akan pernah bisa ia ketahui. Kerahasiaan ini seharusnya menjadi cambuk bagi manusia untuk selalu siap sedia dalam menyambutnya karena bisa saja kematian itu menjemput bahkan setelah kita membaca tulisan ini.
Namun sayang, kita sebagai manusia justru sering melupakannya. Bahkan kita menyangka dengan sangkaan penuh keyakinan bahwa kematian akan menjemput setelah usia kita renta, dimana kulit kita sudah begitu penuh dengan kerutan dan rambut kita telah putih beruban. Kita begitu yakin bahwa kematian tidak akan mendatangi kita di saat usia masih belia.
Keyakinan ini tentunya sangat salah dan dapat mendatangkan kerugian yang begitu besar. Dengan keyakinan tersebut kita sering terlena dengan dunia dan tidak mempersiapkan ending yang khusnul khotimah bagi akhir hayat kita. Memang Allah SWT yang memegang rahasia kapan, dimana dan bagaimana kematian menghampiri, namun kitalah yang memegang perananan amal apakah yang sedang kita perbuat saat kematian itu menjemput.
Jika kita ingin mati dalam keadaan baik, maka kita harus mengisi setiap detik kehidupan dengan amal sholeh. Hingga kapan pun malaikat maut menjemput, kita selalu dalam keadaan siap sedia.
Wallahu A’lam
3 misteri takdir terbesar manusia yang sudah tertera di Lauhul Mahfuds tersebut adalah:
1. Rizki
Hakikat rizki sebenarnya adalah segala sesuatu yang bisa dan telah kita nikmati. Misalnya sepiring nasi yang sudah dimakan di pagi hari, pakaian yang kita kenakan, oksigen yang kita hirup dan lain sebagainya. Jadi rizki itu bukanlah uang yang menumpuk di Bank, bukan pula emas perhiasan yang disimpan berkotak-kotak di lemari. Dengan kata lain rizki adalah segala kenyamanan hidup yang bisa kita rasakan.
Banyak sedikitnya rizki dan kapan rizki itu didapat menjadi rahasia-Nya yang tidak bisa kita ketahui walaupun bertanya pada Nabi sekali pun. Ketidakpastian itu berlaku juga bagi para karyawan perusahaan dengan sistem gaji bulanan. Ia tidak dapat mengetahui apakah bulan esok ia tetap akan mendapatkan gaji yang sama atau justru berubah seiring peraturan perusahaan.
Ia pun tidak dapat mengetahui apakah esok hari jasanya masih diperlukan lagi atau justru diberhentikan oleh perusahaan tersebut. Bisa saja karena alasan tertentu, ia menjadi korban dari pemberhentian karyawan secara sepihak.
Kerahasiaan dan ketidakpastian ini menjadi alasan untuk kita, bahwa dalam menjemput rizki-Nya kita tidak boleh duduk berdiam diri. Memang benar, ada rizki-rizki tertentu yang walaupun kita berdiam diri, dia datang menghampiri. Namun ada rizki-rizki lain yang kedatangannya terkait dengan amal usaha yang kita lakukan.
Namun tetap saja kapan, dimana dan berapa besarnya rizki yang diperoleh tergantung pada kehendak-Nya. Intinya manusia hanya terlibat dalam proses, manusia hanya berkewajiban untuk berusaha, masalah hasil, Allah-lah yang menentukan.
Satu hal lagi yang hendaknya kita rubah yakni pola pandang kita dalam memandang rizki. Rizki bukan melulu terkait materi. Bisa tidur nyenyak di malam hari kemudian bangun dengan tubuh segar di pagi hari pun sebenarnya adalah rizki yang sangat besar. Jadi bersyukurlah Allah memberikan rezeki berupa kesehatan.
2. Jodoh
Jodoh atau pasangan hidup juga merupakan misteri bagi manusia. Banyak muda-mudi yang begitu menginginkan si dia yang rupawan atau si dia yang hartawan menjadi jodohnya, namun seringkali takdir berkata lain. Betapa pun kuatnya ia berusaha, entah itu dengan cara meminta tolong pada murobi atau melakukan pendekatan pada orang tua si calon pasangan, jika takdir berkehendak lain maka ia tidak akan pernah bisa berjodoh dengannya.
Di sisi lain, banyak pula orang yang mempunyai jodoh lebih dari satu. Entah karena jodoh yang pertama dipisahkan oleh maut, atau memang karena ia adalah seorang lelaki yang mengambil haknya untuk berpoligami.
Itu baru jodoh di dunia, apalagi perkara jodoh di surga. Hal itu menjadi misteri besar yang tidak akan pernah bisa diungkap. Semuanya tertera dan tercatat rapih di Lauhul Mahfudz.
3. Kematian
Jika ada orang yang mengatakan bahwa ia bisa meramal kapan terjadinya kiamat maka ia adalah pembohong besar. Ia bahkan tidak bisa mengetahui tentang kematiannya sendiri. Ya, kematian adalah misteri terbesar selanjutnya dalam tahapan kehidupan manusia.
Kapan manusia mati, dimana ia mati dan bagaimana caranya kematian menghampiri, tidak akan pernah bisa ia ketahui. Kerahasiaan ini seharusnya menjadi cambuk bagi manusia untuk selalu siap sedia dalam menyambutnya karena bisa saja kematian itu menjemput bahkan setelah kita membaca tulisan ini.
Namun sayang, kita sebagai manusia justru sering melupakannya. Bahkan kita menyangka dengan sangkaan penuh keyakinan bahwa kematian akan menjemput setelah usia kita renta, dimana kulit kita sudah begitu penuh dengan kerutan dan rambut kita telah putih beruban. Kita begitu yakin bahwa kematian tidak akan mendatangi kita di saat usia masih belia.
Keyakinan ini tentunya sangat salah dan dapat mendatangkan kerugian yang begitu besar. Dengan keyakinan tersebut kita sering terlena dengan dunia dan tidak mempersiapkan ending yang khusnul khotimah bagi akhir hayat kita. Memang Allah SWT yang memegang rahasia kapan, dimana dan bagaimana kematian menghampiri, namun kitalah yang memegang perananan amal apakah yang sedang kita perbuat saat kematian itu menjemput.
Jika kita ingin mati dalam keadaan baik, maka kita harus mengisi setiap detik kehidupan dengan amal sholeh. Hingga kapan pun malaikat maut menjemput, kita selalu dalam keadaan siap sedia.
Wallahu A’lam