KabarMakkah.Com – Baru-baru ini kasus pembunuhan Mirna terus diulas baik di media televisi maupun sosial media dan pembunuhnya tak lain sahabatnya sendiri. Seperti itukah yang namanya persahabatan? Mengapa seorang sahabat tega menghilangkan nyawa sahabat baiknya sendiri?
Sahabat KabarMakkah.Com yang Allah rahmati, Islam sangat menjunjung tinggi sebuah persahabatan. Ingatlah bagaimana Rasulullah SAW memperjuangkan Islam bersama para sahabatnya yang setia sehingga Islam bisa berjaya. Ingatlah pula bagaimana para sahabat Rasulullah berani menghadangkan tubuhnya di depan lawan saat Rasulullah terancam.
Seorang sahabat yang benar tidak akan membuat kita terancam. Bahkan merekalah motivator yang akan berusaha membuat kita menjadi lebih baik. Islam tidak pernah menghalalkan seorang muslim untuk menyakiti orang lain atau bahkan membunuhnya. Apalagi sahabatnya sendiri yang telah saling mengenal kepribadian satu sama lain.
Islam penuh dengan kebaikan dan menjunjung nilai martabat seseorang. Saat kita salah, sahabatlah yang akan mengingatkan. Saat kita jatuh, maka sahabatlah yang akan membuat kita berdiri tegak kembali.
Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku tunjukkan pada kalian tentang sesuatu yang derajatnya lebih utama daripada shalat, puasa ataupun sedekah?”
Para sahabat berkata, “Mau, wahai Rasulullah!”
Rasulullah kemudian meneruskan perkataannya, “Perbaikilah pergaulan karena rusaknya hubungan baik berarti mencukur. Aku tidak mengatakan mencukur rambut, tapi mencukur agama.” (HR Tirmidzi)
Seorang ulama bahkan mengatakan bahwa seorang sahabat tidak akan membuatmu menderita. Justru ia akan memberikan semangat untuk bangkit ketika kita tengah terpuruk. Seorang sahabat tidak pula mencaci saat orang lain sibuk mencaci diri kita.
Kemudian bagaimana cara Islam dalam mencari seorang sahabat yang benr-benar sahabat dunia akhirat?
Dalam kisah Lukmanul Hakim, ia pernah menasehati anaknya berkaitan dengan mencari sahabat.
1. Carilah Sahabat Yang Baik Dan Tulus Terhadap Kita.
Cukup banyak saat ini pertemanan atau persahabatan hanya dilandasi materi semata. Sahabat yang kita anggap setia bisa berubah karena materi kita berkurang. Sahabat yang diharapkan akan membantu saat kita kesusahan justru meninggalkan kita.
Karenanya carilah sahabat karena Allah. Artinya carilah yang memang sama-sama menjalin hubungan karena Allah. Sehingga materi yang kita miliki tidak akan berpengaruh entah itu banyak maupun sedikit karena tujuan dari persahabatan tersebut adalah sama-sama mencari keridhaan Allah SWT.
2. Sahabat Seperti Pohon Yang Bisa Bermanfaat Bagi Kita
Mungkin sepintas kita hanya memanfaatkan secara sepihak dari perkataan tersebut. Namun arti yang sebenarnya adalah sahabat tidak akan merugikan kita dan kita pun tidak merugikan dirinya. Bahkan bisa saling memberi manfaat terutama dalam memperkuat keimanan dan amal shaleh.
Itulah kenapa Allah mengharuskan kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentu yang kita butuhkan adalah patner yang bisa diajak berlomba dan itu adalah sahabat kita sendiri.
Harapan akan persahabatan yang tulus Lillahi Ta’ala tentu harus berasal dari diri kita sendiri. Menurut Imam Ghazali ada 12 kriteria sahabat yang benar-benar tulus dengan kita.
1. Saat kita berbuat baik kepadanya, ia akan berusaha melindungi kita
2. Saat kita merapatkan persahabatan, ia pun akan demikian
3. Saat kita membutuhkan pertolongan, ia pun akan menolong sekemampuannya
4. Saat kita menwarkan bantuan, ia pun menerimanya dengan bahagia
5. Saat kita memiliki kesalahan atau aib, ia akan menutupinya dari orang banyak
6. Saat kita memberikan kebaikan, ia pun akan menghargainya
7. Saat kita terdiam karena malu untuk meminta, ia akan segera bertanya kesusahan kita
8. Saat kita tertimpa musibah, ia akan berusaha meringankannya
9. Saat kita berkata perkataan yang benar, ia pun akan membenarkannya
10. Saat kita memiliki rencana yang baik, ia pun tak segan untuk membantu.
Sudahkah kita memiliki sahabat yang demikian? Jika belum, maka alangkah bohongnya persahabatan tersebut. Namun bukanlah hal yang mustahil untuk dirubah karena seiring perjalanan hidup, kita pun bisa saling memahami.
Mudah-mudahan sahabat KabarMakkah.Com semuanya mendapatkan sahabat yang tulus Lillahi Ta’ala. Aamiin
Sahabat KabarMakkah.Com yang Allah rahmati, Islam sangat menjunjung tinggi sebuah persahabatan. Ingatlah bagaimana Rasulullah SAW memperjuangkan Islam bersama para sahabatnya yang setia sehingga Islam bisa berjaya. Ingatlah pula bagaimana para sahabat Rasulullah berani menghadangkan tubuhnya di depan lawan saat Rasulullah terancam.
Persahabatan yang rapuh |
Islam penuh dengan kebaikan dan menjunjung nilai martabat seseorang. Saat kita salah, sahabatlah yang akan mengingatkan. Saat kita jatuh, maka sahabatlah yang akan membuat kita berdiri tegak kembali.
Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku tunjukkan pada kalian tentang sesuatu yang derajatnya lebih utama daripada shalat, puasa ataupun sedekah?”
Para sahabat berkata, “Mau, wahai Rasulullah!”
Rasulullah kemudian meneruskan perkataannya, “Perbaikilah pergaulan karena rusaknya hubungan baik berarti mencukur. Aku tidak mengatakan mencukur rambut, tapi mencukur agama.” (HR Tirmidzi)
Seorang ulama bahkan mengatakan bahwa seorang sahabat tidak akan membuatmu menderita. Justru ia akan memberikan semangat untuk bangkit ketika kita tengah terpuruk. Seorang sahabat tidak pula mencaci saat orang lain sibuk mencaci diri kita.
Kemudian bagaimana cara Islam dalam mencari seorang sahabat yang benr-benar sahabat dunia akhirat?
Dalam kisah Lukmanul Hakim, ia pernah menasehati anaknya berkaitan dengan mencari sahabat.
1. Carilah Sahabat Yang Baik Dan Tulus Terhadap Kita.
Cukup banyak saat ini pertemanan atau persahabatan hanya dilandasi materi semata. Sahabat yang kita anggap setia bisa berubah karena materi kita berkurang. Sahabat yang diharapkan akan membantu saat kita kesusahan justru meninggalkan kita.
Karenanya carilah sahabat karena Allah. Artinya carilah yang memang sama-sama menjalin hubungan karena Allah. Sehingga materi yang kita miliki tidak akan berpengaruh entah itu banyak maupun sedikit karena tujuan dari persahabatan tersebut adalah sama-sama mencari keridhaan Allah SWT.
2. Sahabat Seperti Pohon Yang Bisa Bermanfaat Bagi Kita
Mungkin sepintas kita hanya memanfaatkan secara sepihak dari perkataan tersebut. Namun arti yang sebenarnya adalah sahabat tidak akan merugikan kita dan kita pun tidak merugikan dirinya. Bahkan bisa saling memberi manfaat terutama dalam memperkuat keimanan dan amal shaleh.
Itulah kenapa Allah mengharuskan kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentu yang kita butuhkan adalah patner yang bisa diajak berlomba dan itu adalah sahabat kita sendiri.
Harapan akan persahabatan yang tulus Lillahi Ta’ala tentu harus berasal dari diri kita sendiri. Menurut Imam Ghazali ada 12 kriteria sahabat yang benar-benar tulus dengan kita.
1. Saat kita berbuat baik kepadanya, ia akan berusaha melindungi kita
2. Saat kita merapatkan persahabatan, ia pun akan demikian
3. Saat kita membutuhkan pertolongan, ia pun akan menolong sekemampuannya
4. Saat kita menwarkan bantuan, ia pun menerimanya dengan bahagia
5. Saat kita memiliki kesalahan atau aib, ia akan menutupinya dari orang banyak
6. Saat kita memberikan kebaikan, ia pun akan menghargainya
7. Saat kita terdiam karena malu untuk meminta, ia akan segera bertanya kesusahan kita
8. Saat kita tertimpa musibah, ia akan berusaha meringankannya
9. Saat kita berkata perkataan yang benar, ia pun akan membenarkannya
10. Saat kita memiliki rencana yang baik, ia pun tak segan untuk membantu.
Sudahkah kita memiliki sahabat yang demikian? Jika belum, maka alangkah bohongnya persahabatan tersebut. Namun bukanlah hal yang mustahil untuk dirubah karena seiring perjalanan hidup, kita pun bisa saling memahami.
Mudah-mudahan sahabat KabarMakkah.Com semuanya mendapatkan sahabat yang tulus Lillahi Ta’ala. Aamiin