KabarMakkah.Com – Ibadah anak jaman sekarang sepertinya banyak yang diunggah ke berbagai media sosial. Alasannya sangat beragam mulai karena tidak tahu hingga karena tidak ingin tahu. Padahal perbuatan seperti itu bisa menjurus kepada riya’ atau pamer.
Bisa juga hal tersebut karena kurang pahamnya ajaran agama tentang bagaimana menyembunyikan suatu ibadah dan hanya menghadirkan Allah semata yang melihat ibadah kita. Bukannya dengan membeberkan ke media sosial yang sudah pasti dilihat beribu pasang mata.
Memiliki kepahaman mutlak diperlukan dalam menjalankan suatu ibadah. Jangan sampai ibadah yang sudah dilakukan dengan sekuat tenaga harus hangus karena mengunggahnya di media sosial.
Lantas apa saja yang harus dilakukan agar ibadah diterima?
1. Niatkan Yang Benar
Sesungguhnya niat menjadi awal dari suatu ibadah. Apabila niat kita salah, maka ibadahnya pun tidak akan diterima. Niatkanlah ibadah tersebut hanya karena Allah Sang Pemilik Alam Semesta, bukan karena yang lainnya.
Niat juga bukanlah karena paksaan dari beberapa pihak seperti bawahan yang disuruh shalat dengan terpaksa oleh atasannya ataupun murid yang disuruh shalat Dhuha oleh guru. Semuanya harus dilakukan Lillahi Ta’ala.
Sudah banyak terjadi sekarang ini dimana shalat memiliki niat selain Allah. Mereka yang shalat ataupun beribadah kebanyakan adalah karena segan kepada pimpinan yang shaleh, ingin dipuji ataupun ingin dilihat. Alhasil tidak ada pahala ibadah dari apa yang dilaksanakannya itu.
2. Ada Contoh Dari Rasulullah
Syarat suatu ibadah agar diterima oleh Allah adalah ada tuntunan atau contoh dari Rasulullah yang menjadi utusan Allah kepada umatnya. Sudah banyak kitab ataupun ustadz yang menjelaskan bagaimana seharusnya adab atau rukun dalam shalat, puasa ataupun ibadah yang lainnya. Carilah yang memang ada keterangan Al Quran dan Al Hadist.
Jika nyatanya kita beribadah seenak diri, maka yang ada ibadah kita tidak diterima. Malaikat pun enggan untuk menuliskan amal baik yang melanggar aturan Allah.
3. Tidak Pamer
Ibadah yang akan masuk dalam catatan malaikat adalah ibadah yang tidak dibarengi dengan riya’ atau pamer, entah kepada siapapun, dimanapun dan saat apapun. Riya’ akan membuat ibadah yang telah dikerjakan menjadi hangus tak berbekas.
Kini praktek riya’ sudah banyak terlihat lewat perkembangan teknologi dimana mereka mengunggah status ataupun foto saat sedang ibadah, akan atau telah ibadah. Contohnya seperti “Otw sholat jum’at”, “Sedang umrah nih” ataupun yang lainnya.
Meski tidak berniat untuk pamer awalnya, namun jika ternyata banyak yang suka dan berkomentar meninggikan rasa, pastilah kita lambat laun akan merasa sombong dan berbangga diri.
Jika sudah sombong hinggap dalam hati, hanguslah semua ibadah tersebut.
Ibadah memang perbuatan yang sensitif dan harus dirahasiakan. Jika pun diketahui orang lain, segeralah beristighfar agar setan tidak menghembuskan kebanggaan diri kepada kita.
4. Merasa Paling Benar Dan Paling Banyak Ibadahnya
Mengunggah status sedang beribadah atau akan iberibadah maupun telah beribadah hanya akan memperkeras hati dan menganggap bahwa kitalah yang sudah benar dalam ibadah. Kita pun akan merasa bahwa kitalah yang banyak beramal. Padahal belum tentu juga ibadah yang dilakukan tercatat dalam buku amal baik. Bahkan bisa berbalik dan tercatat dalam buku amal buruk. Naudzu Billahi Min Dzalik
Jadi meski perintah Allah dalam Al Quran adalah kita berlomba-lomba dalam kebaikan, namun sesungguhnya hanya Allah lah yang pantas untuk melihatnya. Bukannya mengunggah di media sosial dan berbangga diri dengan segudang ibadah tersebut.
Jadi masih maukah mengunggah status ataupun foto sedang beribadah setelah ini?
Bisa juga hal tersebut karena kurang pahamnya ajaran agama tentang bagaimana menyembunyikan suatu ibadah dan hanya menghadirkan Allah semata yang melihat ibadah kita. Bukannya dengan membeberkan ke media sosial yang sudah pasti dilihat beribu pasang mata.
Memiliki kepahaman mutlak diperlukan dalam menjalankan suatu ibadah. Jangan sampai ibadah yang sudah dilakukan dengan sekuat tenaga harus hangus karena mengunggahnya di media sosial.
Lantas apa saja yang harus dilakukan agar ibadah diterima?
1. Niatkan Yang Benar
Sesungguhnya niat menjadi awal dari suatu ibadah. Apabila niat kita salah, maka ibadahnya pun tidak akan diterima. Niatkanlah ibadah tersebut hanya karena Allah Sang Pemilik Alam Semesta, bukan karena yang lainnya.
Niat juga bukanlah karena paksaan dari beberapa pihak seperti bawahan yang disuruh shalat dengan terpaksa oleh atasannya ataupun murid yang disuruh shalat Dhuha oleh guru. Semuanya harus dilakukan Lillahi Ta’ala.
Sudah banyak terjadi sekarang ini dimana shalat memiliki niat selain Allah. Mereka yang shalat ataupun beribadah kebanyakan adalah karena segan kepada pimpinan yang shaleh, ingin dipuji ataupun ingin dilihat. Alhasil tidak ada pahala ibadah dari apa yang dilaksanakannya itu.
2. Ada Contoh Dari Rasulullah
Syarat suatu ibadah agar diterima oleh Allah adalah ada tuntunan atau contoh dari Rasulullah yang menjadi utusan Allah kepada umatnya. Sudah banyak kitab ataupun ustadz yang menjelaskan bagaimana seharusnya adab atau rukun dalam shalat, puasa ataupun ibadah yang lainnya. Carilah yang memang ada keterangan Al Quran dan Al Hadist.
Jika nyatanya kita beribadah seenak diri, maka yang ada ibadah kita tidak diterima. Malaikat pun enggan untuk menuliskan amal baik yang melanggar aturan Allah.
3. Tidak Pamer
Ibadah yang akan masuk dalam catatan malaikat adalah ibadah yang tidak dibarengi dengan riya’ atau pamer, entah kepada siapapun, dimanapun dan saat apapun. Riya’ akan membuat ibadah yang telah dikerjakan menjadi hangus tak berbekas.
Kini praktek riya’ sudah banyak terlihat lewat perkembangan teknologi dimana mereka mengunggah status ataupun foto saat sedang ibadah, akan atau telah ibadah. Contohnya seperti “Otw sholat jum’at”, “Sedang umrah nih” ataupun yang lainnya.
Meski tidak berniat untuk pamer awalnya, namun jika ternyata banyak yang suka dan berkomentar meninggikan rasa, pastilah kita lambat laun akan merasa sombong dan berbangga diri.
Jika sudah sombong hinggap dalam hati, hanguslah semua ibadah tersebut.
Ibadah memang perbuatan yang sensitif dan harus dirahasiakan. Jika pun diketahui orang lain, segeralah beristighfar agar setan tidak menghembuskan kebanggaan diri kepada kita.
4. Merasa Paling Benar Dan Paling Banyak Ibadahnya
Mengunggah status sedang beribadah atau akan iberibadah maupun telah beribadah hanya akan memperkeras hati dan menganggap bahwa kitalah yang sudah benar dalam ibadah. Kita pun akan merasa bahwa kitalah yang banyak beramal. Padahal belum tentu juga ibadah yang dilakukan tercatat dalam buku amal baik. Bahkan bisa berbalik dan tercatat dalam buku amal buruk. Naudzu Billahi Min Dzalik
Jadi meski perintah Allah dalam Al Quran adalah kita berlomba-lomba dalam kebaikan, namun sesungguhnya hanya Allah lah yang pantas untuk melihatnya. Bukannya mengunggah di media sosial dan berbangga diri dengan segudang ibadah tersebut.
Jadi masih maukah mengunggah status ataupun foto sedang beribadah setelah ini?