Jari (40) atau kerap disapa Gus Jari yang mengaku sebagai Isa Habibullah akhirnya diperiksa oleh tim Pakem (Pengawas Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat ) setelah sekian lama ditunggu-tunggu penjelasannya karena pernyataan kontroversialnya yang mengaku nabi, Akhirnya ia memberanikan diri juga untuk mendatangi Gedung Islamic Centre Alun-alun Jombang.
Dalam pemeriksaan, penduduk Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang tersebut sempat berdebat dan menantang para alim ulama yang hadir untuk membuktikan klaimnya sebagai nabi dan mendapat wahyu.
Gus Jari tiba sekitar pukul 09.50 WIB. Dia datang dengan empat pengawalnya dan bergegas ke lantai dua Gedung Islamic Centre mengacuhkan setiap pertanyaan dari wartawan.
Saat Gus Jari tiba di ruangan tersebut, Sudah hadir pula Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Jombang, KH Cholil Dahlan, bersama perwakilan dari Kejaksaan Negeri Jombang, serta dari pihak Polri, TNI, Bakesbangpol, serta sejumlah organisasi massa keagamaan.
KH. Cholil menjelaskan, panggilan untuk Gus Jari ini memang dilakukan untuk meminta penjelasannya yang membuat resah masyarakat tersebut.
"Pak Jari memang kita panggil untuk klarifikasi terakit ajaran dan pengakuannya sebagai Isa habibullah," terang Cholil, Senin (22/2).
Pertemuan yang digelar secara tertutup tersebut berlangsung kurang lebih satu jam, sempat terjadi perdebatan sengit antara Gus Jari dengan beberapa ulama MUI terkait klaim menerima wahyu.
Walaupun para ulama sudah menjelaskan jika wahyu tidak turun lagi setelah turunnya Alquran, Gus Jari yang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Kahuripan Ash-Shiroth itu tetap ngotot jika dirinya telah menerima wahyu. Untuk membuktikannya, Gus Jari bahkan menantang tim Pakem dan MUI untuk menyiapkan ahli-ahli gaib, yang mata batinnya bisa melihat jati diri Gus Jari yang sesungguhnya.
"Yang bersangkutan (Gus Jari) meminta kita untuk melibatkan tim ahli gaib, yang menurutnya bisa menerangkan siapa dirinya sebenarnya. Hanya saja kita (MUI) memiliki SOP untuk menyusun fatwa," kata K.H. Cholil.
Ditambahkan K.H. Cholil, dalam waktu dua hari kedepan fatwa dari MUI akan segera diterbitkan. Meski demikian, MUI belum berani menyimpulkan apakah kelompok Gus Jari sesat atau tidak.
"Dari penjelasannya (Gus Jari) Kita sudah melakukan klarifikasi. Selanjutnya hasil pertemuan hari ini dan pertemuan kemarin kita plenokan. Kesimpulannya akan kita rangkum sebagai bahan dasar untuk mengeluarkan fatwa. Insya Allah dalam dua hari ke depan fatwa tersebut sudah terbit," jelas Cholil.
Seperti diketahui sebelumnya, Gus Jari menganggap dirinya sebagai Isa Habibullah setelah menerima wahyu saat sholat tahajud di salah satu pondok pesantren di Desa Brangkal, Kecamatan Soko, Kabupaten Mojokerto, pada akhir 2004.
Usai menerima 'wahyu' tersebut, Gus Jari bersama pengikutnya rutin mengadakan pengajian dua kali dalam sebulan. Pengikut Gus Jari saat ini mencapai kurang lebih seratus orang.
Gus Jari tantang ulama. ©2016 Merdeka.com/imam mubarok |
Dalam pemeriksaan, penduduk Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang tersebut sempat berdebat dan menantang para alim ulama yang hadir untuk membuktikan klaimnya sebagai nabi dan mendapat wahyu.
Gus Jari tiba sekitar pukul 09.50 WIB. Dia datang dengan empat pengawalnya dan bergegas ke lantai dua Gedung Islamic Centre mengacuhkan setiap pertanyaan dari wartawan.
Saat Gus Jari tiba di ruangan tersebut, Sudah hadir pula Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Jombang, KH Cholil Dahlan, bersama perwakilan dari Kejaksaan Negeri Jombang, serta dari pihak Polri, TNI, Bakesbangpol, serta sejumlah organisasi massa keagamaan.
KH. Cholil menjelaskan, panggilan untuk Gus Jari ini memang dilakukan untuk meminta penjelasannya yang membuat resah masyarakat tersebut.
"Pak Jari memang kita panggil untuk klarifikasi terakit ajaran dan pengakuannya sebagai Isa habibullah," terang Cholil, Senin (22/2).
Pertemuan yang digelar secara tertutup tersebut berlangsung kurang lebih satu jam, sempat terjadi perdebatan sengit antara Gus Jari dengan beberapa ulama MUI terkait klaim menerima wahyu.
Walaupun para ulama sudah menjelaskan jika wahyu tidak turun lagi setelah turunnya Alquran, Gus Jari yang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Kahuripan Ash-Shiroth itu tetap ngotot jika dirinya telah menerima wahyu. Untuk membuktikannya, Gus Jari bahkan menantang tim Pakem dan MUI untuk menyiapkan ahli-ahli gaib, yang mata batinnya bisa melihat jati diri Gus Jari yang sesungguhnya.
"Yang bersangkutan (Gus Jari) meminta kita untuk melibatkan tim ahli gaib, yang menurutnya bisa menerangkan siapa dirinya sebenarnya. Hanya saja kita (MUI) memiliki SOP untuk menyusun fatwa," kata K.H. Cholil.
Ditambahkan K.H. Cholil, dalam waktu dua hari kedepan fatwa dari MUI akan segera diterbitkan. Meski demikian, MUI belum berani menyimpulkan apakah kelompok Gus Jari sesat atau tidak.
"Dari penjelasannya (Gus Jari) Kita sudah melakukan klarifikasi. Selanjutnya hasil pertemuan hari ini dan pertemuan kemarin kita plenokan. Kesimpulannya akan kita rangkum sebagai bahan dasar untuk mengeluarkan fatwa. Insya Allah dalam dua hari ke depan fatwa tersebut sudah terbit," jelas Cholil.
Baca Juga: Gus Jari Asal Jombang Ini Mengaku Nabi Saat Ada Bisikan Yasin 7x
Seperti diketahui sebelumnya, Gus Jari menganggap dirinya sebagai Isa Habibullah setelah menerima wahyu saat sholat tahajud di salah satu pondok pesantren di Desa Brangkal, Kecamatan Soko, Kabupaten Mojokerto, pada akhir 2004.
Usai menerima 'wahyu' tersebut, Gus Jari bersama pengikutnya rutin mengadakan pengajian dua kali dalam sebulan. Pengikut Gus Jari saat ini mencapai kurang lebih seratus orang.