KabarMakkah.Com – Surga adalah tempat kesudahan yang akan dipenuhi dengan berbagai keindahan. Namun tahukah bahwa di surga akan ada sebuah gunung yang ternyata merupakan gunung yang ada di dunia saat ini? Bisa dibilang bahwa gunung ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan gunung-gunung yang lainnya sehingga Allah menempatkannya di surga nanti.
Gunung ini menjadi saksi atas berbagai perang yang terjadi pada jaman Rasulullah dan di salah satu bagiannya menjadi tempat persembunyian saat Rasul dan sahabatnya tengah diburu oleh para musuh Allah.
Gunung apakah itu?
Ternyata gunung dunia itu adalah Gunung Uhud. Gunung yang berada di daerah sekitar kota Madinah ini memiliki ketinggian 1000 meter lebih dengan panjang sekitar 6 kilometer. Bagi umat Islam, sejarah Gunung Uhud sudah dikenal karena adanya Perang Uhud yang menjadi saksi bisu kekalahan pasukan muslimin karena tergesa-gesa dalam mengambil harta ghanimah.
Sementara bagi umat Islam saat ini yang melaksanakan ibadah haji ataupun umrah bisa menyempatkan diri untuk menuju gunung tersebut karena gunung yang satu ini merupakan gunung yang amat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan tertuang jelas dalam hadistnya.
Dari Anas bin Malik radhiallahu Anhu, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Keterangan tentang adanya Gunung Uhud di surga adalah dari perkataan Nabi yang berbunyi:
“Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga.” (HR Bukhari)
Secara fisik Gunung Uhud memiliki warna cokelat tua dan merupakan gunung yang tersendiri. Artinya gunung tersebut tidak merangkai dengan gunung lainnya seperti layaknya rangkaian pegunungan di daerah lain. Sehingga ketika gunung lain tengah mengalami gangguan, maka Gunung Uhud akan tetap berdiri tegak. Tak salah jika Gunung Uhud dikenal oleh masyarakat Madinah dengan nama Jabal Uhud atau gunung yang tersendiri.
Gunung Uhud telah menyaksikan bagaimana 700 orang pasukan muslimin harus melawan 3000 pasukan musyrikin Mekkah. Kesetiaan akan perintah Rasul diuji saat itu sehingga akhirnya sebagian besar pasukan muslimin terbunuh karena buaian harta.
Sepintas jika melihat keadaan fisik Gunung Uhud, maka bisa dibayangkan betapa sulitnya melakukan pertempuran saat itu.
Salah satu yang gugur dalam mempertahankan pasukan muslimin saat itu adalah paman dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib yang ditombak oleh Washi, seorang budak hitam kaum musyrikin.
Para syuhada pun dimakamkan di daerah tersebut. Namun meski raga telah tiada, sesungguhnya Allah telah memberikan keterangan yang mencengangkan tentang para syuhada ini.
“Dan janganlah mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu meninggal” (QS Ali Imran 169)
Dan benar saja, terbukti setelah 40 tahun perang berlalu, sebuah banjir besar membuat makam para syuhada hancur. Diantara makam yang hancur tersebut adalah makam Hamzah dan Abdullah bin Jasyin.
Subhanallah... Jasad mereka semuanya utuh dan seperti masih baru dikubur. Setelah itu jasad mereka pun dikuburkan kembali di daerah lain namun masih dalam satu kawasan daerah Uhud.
Semenjak itu para peziarah banyak yang mengunjungi daerah tersebut dan hingga kini menjadi destinasi bagi para muslimin yang melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Gunung ini menjadi saksi atas berbagai perang yang terjadi pada jaman Rasulullah dan di salah satu bagiannya menjadi tempat persembunyian saat Rasul dan sahabatnya tengah diburu oleh para musuh Allah.
Gunung apakah itu?
Ternyata gunung dunia itu adalah Gunung Uhud. Gunung yang berada di daerah sekitar kota Madinah ini memiliki ketinggian 1000 meter lebih dengan panjang sekitar 6 kilometer. Bagi umat Islam, sejarah Gunung Uhud sudah dikenal karena adanya Perang Uhud yang menjadi saksi bisu kekalahan pasukan muslimin karena tergesa-gesa dalam mengambil harta ghanimah.
Sementara bagi umat Islam saat ini yang melaksanakan ibadah haji ataupun umrah bisa menyempatkan diri untuk menuju gunung tersebut karena gunung yang satu ini merupakan gunung yang amat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan tertuang jelas dalam hadistnya.
Dari Anas bin Malik radhiallahu Anhu, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Keterangan tentang adanya Gunung Uhud di surga adalah dari perkataan Nabi yang berbunyi:
“Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga.” (HR Bukhari)
Secara fisik Gunung Uhud memiliki warna cokelat tua dan merupakan gunung yang tersendiri. Artinya gunung tersebut tidak merangkai dengan gunung lainnya seperti layaknya rangkaian pegunungan di daerah lain. Sehingga ketika gunung lain tengah mengalami gangguan, maka Gunung Uhud akan tetap berdiri tegak. Tak salah jika Gunung Uhud dikenal oleh masyarakat Madinah dengan nama Jabal Uhud atau gunung yang tersendiri.
Gunung Uhud telah menyaksikan bagaimana 700 orang pasukan muslimin harus melawan 3000 pasukan musyrikin Mekkah. Kesetiaan akan perintah Rasul diuji saat itu sehingga akhirnya sebagian besar pasukan muslimin terbunuh karena buaian harta.
Sepintas jika melihat keadaan fisik Gunung Uhud, maka bisa dibayangkan betapa sulitnya melakukan pertempuran saat itu.
Salah satu yang gugur dalam mempertahankan pasukan muslimin saat itu adalah paman dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib yang ditombak oleh Washi, seorang budak hitam kaum musyrikin.
Para syuhada pun dimakamkan di daerah tersebut. Namun meski raga telah tiada, sesungguhnya Allah telah memberikan keterangan yang mencengangkan tentang para syuhada ini.
“Dan janganlah mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu meninggal” (QS Ali Imran 169)
Dan benar saja, terbukti setelah 40 tahun perang berlalu, sebuah banjir besar membuat makam para syuhada hancur. Diantara makam yang hancur tersebut adalah makam Hamzah dan Abdullah bin Jasyin.
Subhanallah... Jasad mereka semuanya utuh dan seperti masih baru dikubur. Setelah itu jasad mereka pun dikuburkan kembali di daerah lain namun masih dalam satu kawasan daerah Uhud.
Semenjak itu para peziarah banyak yang mengunjungi daerah tersebut dan hingga kini menjadi destinasi bagi para muslimin yang melaksanakan ibadah haji dan umrah.