KabarMakkah.Com - Bolehkah menjawab salam ketika sedang shalat? Masalah ini mungkin sudah banyak dibahas, namun tidak ada salahnya jika kita membahasnya kembali. Kadang masih ada orang yang belum mengetahui hal ini dan kewajiban kitalah untuk memberi tahu.
Di samping itu memang beginilah agama, yang dibahas pasti itu-itu juga karena tidak ada dan tidak boleh ada hal baru dalam masalah agama. Kalimat-kalimat Allah telah sempurna adanya, kita tinggal terima tanpa mengurangi atau melebihkannya.
Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Pada mulanya, apabila aku mengunjungi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam aku mengucapkan assalamu’alaikum padanya dan beliau menjawab wa’alaikumussallam walaupun beliau sedang shalat. Pada suatu saat aku mengunjunginya ketika beliau sedang mengerjakan shalat dan aku pun memberi salam seperti biasa, tetapi beliau tidak menjawab salamku. Aku khawatir kalau-kalau perbuatanku itu menyebabkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala murka kepadaku. Bermacam-macam pikiran berkecamuk dalam benakku. Aku berpikir mungkin Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam marah kepadaku, bahkan hal yang lebih menyedihkan terlintas dalam pikiranku.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selesai mengerjakan shalat, beliau bersabda: “Allah memerintahkan sebagaimana yang dikehendaki-Nya, kini Allah melarang berbicara ketika shalat”. Kemudian beliau membaca:
“....Dan berdirilah karena Allah dengan khusyu” (QS. Al Baqarah: 238)
Lalu beliau bersabda: “Kini shalat semata-mata untuk memuji kebesaran dan kesucian Allah.”
Terkait berkata-kata di dalam shalat ada pengalaman yang diceritakan oleh Mu’awiyah bin Hakam Salmi Radhiallahu ‘Anhu dimana ia berkata: “Ketika aku mengunjungi kota Madinah karena hendak memeluk agama Islam, aku telah belajar banyak hal. Salah satunya ialah aku hendaknya mengucapkan Yar Hamukallah apabila mendengar seseorang yang bersin mengucapkan Alhamdulillah.
Oleh karena aku baru memeluk Islam, aku tidak mengetahui bahwa hal itu tidak boleh dilakukan ketika sedang shalat. Suatu ketika kami sedang mengerjakan shalat, tiba-tiba seseorang bersin, spontan saya mengucapkan Yar hamukallah. Tiba-tiba semua orang melirik dengan marah kepada saya. Oleh karena saya tidak mengetahui bahwa dalam shalat tidak boleh berbicara, saya pun membantah dengan berkata: ‘Mengapa kalian marah kepadaku?’Dengan memberi isyarat mereka menyuruh agar saya diam. Tetapi saya tidak memahami isyarat mereka walaupun kemudian saya terdiam juga.
Setelah selesai shalat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memanggil saya. Baginda tidak memukul, menghardik atau berlaku kasar kepada saya, Baginda hanya bersabda: “Tidak boleh berbicara dalam shalat. Shalat adalah untuk memuji kebesaran Allah, mengagungkan-Nya dan membaca Al Qur’an” Demi Allah saya belum pernah menjumpai guru yang begitu penyayang seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”.
Jadi jelaslah bahwa berkata-kata di dalam shalat hukumnya dilarang, tidak terkecuali untuk menjawab salam. Shalat hanya ditujukan untuk memuji kebesaran Allah, meMahasucikan-Nya, mengagungkan-Nya dan membaca Al Qur’an. Hal ini berarti pula bahwa seseorang yang sedang mendirikan shalat harus berusaha untuk melupakan berbagai macam urusan dunia.
Berusahalah mendirikan shalat dengan khusyu seakan-akan kita sedang melihat Allah. Jika tidak bisa, maka ingatlah bahwa Allah sedang melihat kita. Maka betapa malunya jika di hadapan Allah kita banyak memikirkan urusan dunia, atau terkantuk-kantuk dan banyak menguap.
Wallahu A’lam
Di samping itu memang beginilah agama, yang dibahas pasti itu-itu juga karena tidak ada dan tidak boleh ada hal baru dalam masalah agama. Kalimat-kalimat Allah telah sempurna adanya, kita tinggal terima tanpa mengurangi atau melebihkannya.
Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Pada mulanya, apabila aku mengunjungi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam aku mengucapkan assalamu’alaikum padanya dan beliau menjawab wa’alaikumussallam walaupun beliau sedang shalat. Pada suatu saat aku mengunjunginya ketika beliau sedang mengerjakan shalat dan aku pun memberi salam seperti biasa, tetapi beliau tidak menjawab salamku. Aku khawatir kalau-kalau perbuatanku itu menyebabkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala murka kepadaku. Bermacam-macam pikiran berkecamuk dalam benakku. Aku berpikir mungkin Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam marah kepadaku, bahkan hal yang lebih menyedihkan terlintas dalam pikiranku.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selesai mengerjakan shalat, beliau bersabda: “Allah memerintahkan sebagaimana yang dikehendaki-Nya, kini Allah melarang berbicara ketika shalat”. Kemudian beliau membaca:
“....Dan berdirilah karena Allah dengan khusyu” (QS. Al Baqarah: 238)
Lalu beliau bersabda: “Kini shalat semata-mata untuk memuji kebesaran dan kesucian Allah.”
Terkait berkata-kata di dalam shalat ada pengalaman yang diceritakan oleh Mu’awiyah bin Hakam Salmi Radhiallahu ‘Anhu dimana ia berkata: “Ketika aku mengunjungi kota Madinah karena hendak memeluk agama Islam, aku telah belajar banyak hal. Salah satunya ialah aku hendaknya mengucapkan Yar Hamukallah apabila mendengar seseorang yang bersin mengucapkan Alhamdulillah.
Oleh karena aku baru memeluk Islam, aku tidak mengetahui bahwa hal itu tidak boleh dilakukan ketika sedang shalat. Suatu ketika kami sedang mengerjakan shalat, tiba-tiba seseorang bersin, spontan saya mengucapkan Yar hamukallah. Tiba-tiba semua orang melirik dengan marah kepada saya. Oleh karena saya tidak mengetahui bahwa dalam shalat tidak boleh berbicara, saya pun membantah dengan berkata: ‘Mengapa kalian marah kepadaku?’Dengan memberi isyarat mereka menyuruh agar saya diam. Tetapi saya tidak memahami isyarat mereka walaupun kemudian saya terdiam juga.
Setelah selesai shalat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memanggil saya. Baginda tidak memukul, menghardik atau berlaku kasar kepada saya, Baginda hanya bersabda: “Tidak boleh berbicara dalam shalat. Shalat adalah untuk memuji kebesaran Allah, mengagungkan-Nya dan membaca Al Qur’an” Demi Allah saya belum pernah menjumpai guru yang begitu penyayang seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”.
Jadi jelaslah bahwa berkata-kata di dalam shalat hukumnya dilarang, tidak terkecuali untuk menjawab salam. Shalat hanya ditujukan untuk memuji kebesaran Allah, meMahasucikan-Nya, mengagungkan-Nya dan membaca Al Qur’an. Hal ini berarti pula bahwa seseorang yang sedang mendirikan shalat harus berusaha untuk melupakan berbagai macam urusan dunia.
Berusahalah mendirikan shalat dengan khusyu seakan-akan kita sedang melihat Allah. Jika tidak bisa, maka ingatlah bahwa Allah sedang melihat kita. Maka betapa malunya jika di hadapan Allah kita banyak memikirkan urusan dunia, atau terkantuk-kantuk dan banyak menguap.
Wallahu A’lam