KabarMakkah.Com – Soe Tjen Marching yang merupakan feminis dan aktivitas perempuan kini menjadi sorotan di media Facebook. Pasalnya ia menulis status dengan tautan berita tentang “Pemerintah akan Revisi Terjemahan Alquran".
Berita yang ia tautkan atau share tersebut memang benar adanya. Namun yang menjadi masalah adalah statusnya yang cukup membuat kita yang muslim sebagai pembaca ingin berkomtar dan beradu argumen.
Ia menuturkan bahwa kitab suci Al Quran bisa salah dan jadi objek revisi. Ia juga menyebutkan bahwa orang yang mengimani ayat dalam kitab tersebut sudah banyak mengorbankan nyawa orang lain, dan ternyata ayat tersebut keliru dan mesti direvisi.
Sontak berbagai tanggapan dan komentar beragam bermunculan di akun miliknya. Beberapa orang seperti Heru Tock menulis bahwa Al Quran tidak pernah mengalami perubahan kapan pun, mungkin penafsiran dan terjemahannya saja yang tidak sesuai.
Follower Soe Tjen Marching seperti akun Putri Aisyiyah pun merasa kecewa dengan status tersebut dan menganggap bahwa aktivis berketurunan Tionghoa itu hanya melihat dari pemberitaan luar saja tanpa melihat isi sebenarnya dari Al Quran.
Akan tetapi semakin ditanggapi dan dikomentari, Feminis sekaligus aktivis tersebut terus merasa bahwa apa yang dikatakannya adalah benar.
Debat pun semakin berlanjut karena pengikut esais dan penulis perempuan yang muslim tidak sependapat dengan pernyataannya dalam memandang Al Quran.
Sumber: Republika
Berita yang ia tautkan atau share tersebut memang benar adanya. Namun yang menjadi masalah adalah statusnya yang cukup membuat kita yang muslim sebagai pembaca ingin berkomtar dan beradu argumen.
Ia menuturkan bahwa kitab suci Al Quran bisa salah dan jadi objek revisi. Ia juga menyebutkan bahwa orang yang mengimani ayat dalam kitab tersebut sudah banyak mengorbankan nyawa orang lain, dan ternyata ayat tersebut keliru dan mesti direvisi.
Sontak berbagai tanggapan dan komentar beragam bermunculan di akun miliknya. Beberapa orang seperti Heru Tock menulis bahwa Al Quran tidak pernah mengalami perubahan kapan pun, mungkin penafsiran dan terjemahannya saja yang tidak sesuai.
Follower Soe Tjen Marching seperti akun Putri Aisyiyah pun merasa kecewa dengan status tersebut dan menganggap bahwa aktivis berketurunan Tionghoa itu hanya melihat dari pemberitaan luar saja tanpa melihat isi sebenarnya dari Al Quran.
Akan tetapi semakin ditanggapi dan dikomentari, Feminis sekaligus aktivis tersebut terus merasa bahwa apa yang dikatakannya adalah benar.
Debat pun semakin berlanjut karena pengikut esais dan penulis perempuan yang muslim tidak sependapat dengan pernyataannya dalam memandang Al Quran.
Sumber: Republika