KabarMakkah.Com – Ternyata manusia harus melewati 3 waktu paling menakutkan dalam fase hidupnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam kalam-Nya:
“Dan salam (keselamatan) bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 15)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi salam (keselamatan) kepada Nabi Yahya ‘Alaihi Sallam di tiga waktu, yakni pada saat Nabi Yahya dilahirkan, diwafatkan dan dibangkitkan kembali di yaumil akhir kelak. Begitu pula pada Nabi Isa ‘Alaihi Sallam, dimana nabi Isa sendiri yang mengatakan wahyu itu sewaktu ia masih berada dalam buaian ibunya, Maryam Radhiyallahu 'Anha.
“Dan salam (keselamatan) dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 33)
Mengapa Allah memberikan salam keselamatan di tiga waktu tersebut? Hal ini karena tiga waktu tersebut adalah waktu-waktu paling menakutkan dalam fase kehidupan manusia.
Waktu pertama adalah ketika manusia dilahirkan. Ia akan menghadapi dunia luar yang sama sekali asing dan menakutkan baginya. Sewaktu ada dalam rahim ibunya, ia aman dari segala macam marabahaya dunia luar. Rahim adalah tempat yang kokoh dan memberikan perlindungan yang kuat terhadap goncangan dan benturan dari luar. Sang janin pun tidak perlu merisaukan masalah makanan. Ia mendapatkan cukup nutrisi dan oksigen dari ibu yang ditransfer lewat plasenta.
Ketika ia dilahirkan, segala kenyamanan dan keamanan itu terputus. Ia sudah harus memulai menggunakan paru-parunya sendiri untuk menghirup oksigen pertama kali. Ia pun tak lagi mendapatkan suplai makanan secara otomatis tapi harus diperjuangkan dulu dengan mencari air susu ibunya. Maka tak heran jika hari kelahirannya ia warnai dengn tangisan.
Waktu kedua adalah ketika manusia diwafatkan. Ia akan menyeberang ke alam lain yang sama sekali asing baginya. Untuk sampai ke alam tersebut ia harus melewati pintu gerbang yang begitu menakutkan, yakni sakaratul maut. Nabi Shalallahu ‘alaihi sallam pernah bersabda bahwa sakaratul maut itu begitu menyakitkan hingga mata orang yang dicabut nyawanya terbelalak ke atas mengikuti kemana arah rohnya dicabut.
Waktu ketiga adalah ketika manusia dibangkitkan kembali di Padang Mahsyar. Pada hari itu banyak wajah-wajah yang tertutup debu dan ditutup lagi dengan kegelapan. Pada hari itu ia tidak bisa mengajukan bantahan terhadap Rabb-Nya, karena yang berbicara adalah anggota tubuhnya. Maka pada hari itu tidak ada seorang manusia pun yang dapat menolongnya. Hanya amal shalihlah yang dapat menyelamatkannya dari kerasnya murka Allah.
Tak heran jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan salam keselamatan di tiga waktu tersebut pada Nabi-Nya. Adapun kita yang telah terlahir di dunia dan sampai saat ini masih diberikan kenikmatan mengecap hidup di alam fana ini, baiknya bersegera menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya amal shalih untuk menyambut dua waktu paling menakutkan yang terakhir. Semoga wajah kita bisa tersenyum berseri di waktu wajah-wajah lain tertunduk penuh ketakutan.
“Dan salam (keselamatan) bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 15)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi salam (keselamatan) kepada Nabi Yahya ‘Alaihi Sallam di tiga waktu, yakni pada saat Nabi Yahya dilahirkan, diwafatkan dan dibangkitkan kembali di yaumil akhir kelak. Begitu pula pada Nabi Isa ‘Alaihi Sallam, dimana nabi Isa sendiri yang mengatakan wahyu itu sewaktu ia masih berada dalam buaian ibunya, Maryam Radhiyallahu 'Anha.
“Dan salam (keselamatan) dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 33)
Mengapa Allah memberikan salam keselamatan di tiga waktu tersebut? Hal ini karena tiga waktu tersebut adalah waktu-waktu paling menakutkan dalam fase kehidupan manusia.
Waktu pertama adalah ketika manusia dilahirkan. Ia akan menghadapi dunia luar yang sama sekali asing dan menakutkan baginya. Sewaktu ada dalam rahim ibunya, ia aman dari segala macam marabahaya dunia luar. Rahim adalah tempat yang kokoh dan memberikan perlindungan yang kuat terhadap goncangan dan benturan dari luar. Sang janin pun tidak perlu merisaukan masalah makanan. Ia mendapatkan cukup nutrisi dan oksigen dari ibu yang ditransfer lewat plasenta.
Ketika ia dilahirkan, segala kenyamanan dan keamanan itu terputus. Ia sudah harus memulai menggunakan paru-parunya sendiri untuk menghirup oksigen pertama kali. Ia pun tak lagi mendapatkan suplai makanan secara otomatis tapi harus diperjuangkan dulu dengan mencari air susu ibunya. Maka tak heran jika hari kelahirannya ia warnai dengn tangisan.
Waktu kedua adalah ketika manusia diwafatkan. Ia akan menyeberang ke alam lain yang sama sekali asing baginya. Untuk sampai ke alam tersebut ia harus melewati pintu gerbang yang begitu menakutkan, yakni sakaratul maut. Nabi Shalallahu ‘alaihi sallam pernah bersabda bahwa sakaratul maut itu begitu menyakitkan hingga mata orang yang dicabut nyawanya terbelalak ke atas mengikuti kemana arah rohnya dicabut.
Waktu ketiga adalah ketika manusia dibangkitkan kembali di Padang Mahsyar. Pada hari itu banyak wajah-wajah yang tertutup debu dan ditutup lagi dengan kegelapan. Pada hari itu ia tidak bisa mengajukan bantahan terhadap Rabb-Nya, karena yang berbicara adalah anggota tubuhnya. Maka pada hari itu tidak ada seorang manusia pun yang dapat menolongnya. Hanya amal shalihlah yang dapat menyelamatkannya dari kerasnya murka Allah.
Tak heran jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan salam keselamatan di tiga waktu tersebut pada Nabi-Nya. Adapun kita yang telah terlahir di dunia dan sampai saat ini masih diberikan kenikmatan mengecap hidup di alam fana ini, baiknya bersegera menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya amal shalih untuk menyambut dua waktu paling menakutkan yang terakhir. Semoga wajah kita bisa tersenyum berseri di waktu wajah-wajah lain tertunduk penuh ketakutan.